Kau cukup membawanya ke hadapanku.
Untuk apa itu bukan urusanmu.
Dia gadis muda, mungkin umur 19 atau 20.
Bermanis-manislah padanya agar dia memurut.
Jika kau berhasil langsung telepon saja.
Aku tidak menerima jawaban gagal, kau mengerti kan?
Cleck
Naruto keluar dari ruang sang Don. Terlibat perbincangan 4 mata mengenai apa yang harus ia lakukan. Ini memang lebih ringan dari yang biasanya. Tak ada risiko tertangkap polisi, apalagi mati. Hanya saja, yang membuat perutnya seperti tercubit adalah rasa penasaran mengapa sang Bos memintanya membawa gadis itu? Mungkinkah tuannya selama ini tertarik pada gadis dengan usia yang terpaut jauh? Atau gadis itu pernah berbuat kesalahan? Naruto terus memikirkan ini sepanjang tangga menuju lantai bawah, sampai di depan pintu, suara familier memanggil dan membuyarkan apa yang semenjak tadi ia pikirkan.
"Naruto!"
Naruto menoleh pada Jirobo; lelaki gemuk dengan gaya rambut aneh; ada tiga jumbai rambut oranye di kepalanya dengan gaya mohawk; 1 di tengah, dan 2 di samping kiri-kanan.
Belum sempat Naruto menjawab, perutnya sudah dihadiahi satu pukulan oleh tangan gempal itu.
Bough ....
"Akh---" terhuyung Naruto mundur sambil memegangi perutnya.
"Tch. Anak baru sepertimu memang harus diberi pelajaran."
"Apa hebatnya kau sehingga don terus memanjakanmu?" Pemuda yang Naruto tahu bernama Kidomaru menimpali pernyataan Jorobu.
Naruto tak mau menanggapi mereka. Ia tak mau menanggapi sesama anggota, baik itu senior ataupun yang baru bergabung.
Masih dengan memengangi bawah dada, Naruto melangkah keluar. Tinjuan itu tepat mengenai ulu hati. Jelas Jorobu sengaja. Dia bodyguard Madara yang biasa mengikuti pria itu dalam pertemuan besar antar gengster di kotanya. Skill bertarungnya tak perlu diragukan, dan kemampuan melihat kelemahan lawan, itu adalah bagian dari skill bertarungnya.
"Dengar ya kau, kau masih baru dibanding kami. Jangan besar kepala hanya karena don sering mempekerjakanmu dan memberimu hadiah. Mau kepalamu ku pecahkan, hah?!"
Umpatan teman-temannya terdengar kabur setelah ia menutup pintu.
Tangan Naruto tampak bergerak membenarkan jaket, kemudian melangkah menuju pagar, lalu keluar dari markas yang sekilas menyerupai gedung kosong tersebut.
.
.
.
Tulisan toko bunga tertutup oleh air yang mengristal. 'Buka'. Kata tertulis di depan pintu masuk berwarna hijau tua. Pada papan kayu dengan cat putih yang nyaris pudar.
Dari luar selintas tak ada yang spesial dengan rumah ini. Bangunan tua yang terjepit di antara 2 gedung tinggi. Bangunan yang tentu memiliki ukuran lebih rendah sebab hanya 1 lantai.
Naruto awalnya ingin mengetuk pintu. Niat itu akhirnya ia urungkan dan memilih untuk langsung masuk.
Kling ....
Lonceng di belakang pintu berbunyi saat ia mendorong pintunya.
Langkah pertama Naruto langsung disambut oleh perasaan hangat yang tiba-tiba muncul.

KAMU SEDANG MEMBACA
This Winter
Фанфик[NaruHina Fluffy Day 9/2018] [Naruto, original story by Masashi Kishimoto] [Mature/Romance/Drama] . . Melalui kejadian tak terduga mereka bertemu. Naruto bahkan sempat tak merasa iba, sebelum ia menyelamatkan gadis itu yang terkulai lemah di jalanan.