part 2

1.8K 145 19
                                    

Lima bulan telah berlalu di kampus baru tapi Krist masih suka menyendiri.

"Akan kubagi kalian ke dalam kelompok, tiap kelompok harus mengadakan kegiatan yang bermanfaat dan membuat proposal tentang seluruh rincian kegiatan tersebut. Yang mengikuti semuanya dari awal sampai akhir akan mendapat tambahan nilai, kelompok yang mendapat nilai tertinggi pun akan mendapat tambahan nilai juga", ucap dosen.

"Sekarang masing-masing ambil satu nomor dari sini aku tidak akan membagi kelompok kalian, jadi semua tergantung keberuntungan, hanya ada 6 kelompok terdiri dari 5 orang", jelas dosen tersebut.

Setelah kelas selesai, semua orang berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Krist sudah duduk bersama White, Fon, dan Mook.

"Kalian kelompok 5 bukan, apakah kalian akan mengadakan diskusi sekarang?", tanya Singto. Krist terkejut ketika melihat ke wajah orang yang berbicara.

"Aku harus berlatih basket selama setengah jam, apa kalian tidak keberatan jika menungguku? Atau aku harus lapor ke dosen untuk pindah kelompok?".

"Sejujurnya aku ingin mencari bahan untuk proposal beasiswaku yang lain, dan setengah jam cukup untukku", jawab Fon setuju.

"Aku tidak masalah, aku bisa pergi ke perpustakaan dengan Fon, dan belajar untuk ujian besok", ucap White.

"Asal tidak lebih dari jam 7 aku tidak masalah. Kau akan bertemu Off, bukan? Bisa katakan padanya untuk menemuiku sebentar?", sahut Mook.

"Emmm, okhe. Well, aku pergi dulu. Sampai jumpa jam setengah 5 sore".

Krist hanya bisa melongo melihat Singto pergi, dan mereka semua tidak menunggu persetujuannya. Sementara White dan Fon pergi ke perpustakaan, Krist duduk di taman tempat dia bertemu dengan Singto pertama kali, dia menikmati roti dan nom yen-nya.

"Ko toor na kha, aku lupa menanyakan pendapatmu. Apakah kau tidak keberatan menunggu sebentar?", tanya Mook mendekati Krist.

"Tidak ada bedanya, chai mai? Sudah terlambat bertanya karena bagaimana pun aku harus menunggu".

"Ko toor na kha jing jing. Dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang karena aku juga salah".

"Mai, mai, mai bpen rai. Aku tidak masalah menunggu", ucap Krist lalu tersenyum.

"Karena akan ada pertandingan basket sebentar lagi, kami terbiasa dengan hal seperti ini. Aku hanya sekedar memberi tahu jika kau tidak tahu", ucap Mook.

"Kau sebenarnya orang yang asyik, kenapa tidak berteman dengan yang lain, aku sedikit takut untuk berbicara denganmu, karena kau lebih banyak murung, sedih, dan marah".
Krist hanya bisa tersenyum menanggapi hal itu.

"Sepertinya kalian dekat sekali, maksudku kau dengan Ai Singto".

"Well, pacarku sahabatnya, Off dari kelas sebelah. Mereka segerombol orang gila, ada New si gamer, Push Dj bad boy paling menyebalkan, Victor dia maniak di dapur, dan Singto si playboy, terakhir Off sendiri. Kelakuan mereka sering membuatku sakit kepala. Kau akan lebih mengenal Victor dan Singto karena sekelas dengan kita".

Mereka berdua bercerita dengan asyik sampai tidak menyadari setengah jam telah berlalu. Singto berjalan ke arah mereka berdua tapi terhenti sejenak. Dia melihat Krist tersenyum dengan tulus memperlihatkan lesung pipinya. Entah kenapa Singto mengeluarkan hp dari sakunya dan mengabadikan momen tersebut.

"Sepertinya kalian sedang asyik", ucap Singto santai. Dia hanya memakai T-shirt hitam dengan celana jeans dan sepatu olahraga, tasnya tersampir di sebelah bahunya.
Senyum di wajah Krist memudar, menampakkan wajah datarnya lagi.

Stuck In You (Krist-Singto)-End-✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang