part 3

1.5K 145 9
                                    

Krist terbangun lalu segera membuka hp yang tergeletak di sebelah tangannya. Pesan masuk di hp Singto sudah bertambah menjadi 500 pesan dalam semalam. Entah bagaimana dia tidak terbangun sedikit pun dengan suara dering itu.

Lalu dia membuka hpnya sendiri. Dia langsung tersenyum melihat pesan dari Singto dan bergegas ke kamar mandi setelah melihat jam.

Singto menunggu di luar mobil dengan santai ketika Krist turun. Dia menyodorkan nom yen ke Krist dan sebuah sandwich.

"Ayo cepat masuk dan makanlah".

"Khop khun na", ucap Krist sambil tersenyum lebar.

"Bagaimana kau tahu aku belum sarapan?". Tanya krist lagi.

"Kau tidak membalas pesanku berarti kau sudah tidur, dan sampai pagi tadi pun kau tidak membalas pesanku, berarti kau bangun terlambat".

"Apakah kau tidak marah lagi kepadaku?", tanya Krist dengan mata berbinar-binar.

Singto melihat ke arah lain, dan bergumam pelan, "Bagaimana aku bisa marah padamu?".

"Hah? Apa yang kau katakan?".

"Plao, plao".

"Eh, tunggu sebentar. Aku melupakan sesuatu".

Sebelum pergi tangan Singto sudah memegang tangan Krist untuk mencegahnya. Terasa listrik ribuan volt merayapi tubuh keduanya tanpa disadari masing-masing.

"Apa yang kau lupakan?".

"Hpmu masih di kamarku".

"Sudah kubilang aku tidak butuh hp itu. Cepat masuk", ucap Singto sambil membukakan pintu untuk Krist.

Mereka berangkat ke kampus dalam diam. Tidak ada sepatah kata, tapi suasananya berbeda dengan semalam. Mereka segera menuju panti asuhan setelah berganti ke mobil Off.

Mook dan Off bertugas menjadi pembawa acara di panti. White, Fon, dan Krist menjadi sie konsumsi dibantu New, Victor, dan Piglet yang baru saja menyusul mereka. Sedangkan Singto bertugas mendokumentasikan semua acara ini.
Sekali lagi Singto melihat hal baru pada Krist. Dia tersenyum, bercanda, dan tertawa dengan seorang anak kecil. Dia menyukai senyum itu dengan lesung pipi dan mata berbinar. Hanya sebuah senyum yang tulus dari hati. Entah sudah berapa banyak foto Krist yang diambil, tapi dia tidak pernah bosan dengan semua itu.

Singto segera mengganti memori kameranya, lalu menyembunyikannya. Dia tidak ingin orang lain melihat isi memori sebelumnya, dan segera mengambil foto-foto secara menyeluruh.
Setelah acara selesai, Off mendekati Singto.

"Sepertinya aku kehilangan fotograferku", ucap Off.

"Berapa banyak fotoku yang kau ambil? Awas jika fotoku tidak bagus". Singto hanya tersenyum menanggapi hal itu.

"Ai Off", panggil Singto begitu Off berbalik dan cekrek, dia mendapat foto Off dengan raut wajah penasaran. Dia memanggil temannya satu per satu untuk memotret wajah mereka.

Lalu mereka mengambil foto bersama. Foto pertama mereka berlima kelompok 5 dengan ketua panti asuhan. Lalu Singto meminta tolong salah satu petugas panti asuhan untuk memotret mereka semua. Setelah semua berterima kasih, petugas tersebut meninggalkan mereka.

"Lihat fotonya", ucap teman-temannya secara bergantian.

"Auh, fotonya kurang bagus", sahut Singto sedikit kecewa.

"Aku bawa tripod, kita pakai set timer saja".
Percobaan pertama 10 detik, senyum sudah mulai menghilang karena terlalu lama. Percobaan kedua 3 detik, Singto belum sampai dan ada yang belum siap. Sampai akhirnya pas di 6 detik dan mereka asyik berpose lupa akan waktu.

Stuck In You (Krist-Singto)-End-✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang