Kenath berjalan menuju kantin sekolah yang ramai, dia menerobos masuk ke dalam kantin hanya untuk bertemu Viola, ya demi bertemu Viola.
Kenath melihat ke kanan dan ke kiri, mencari batang hidung si cewek ngeselin-Viola.
Terdengar suara ketawa yang sangat keras, Kenath betul-betul mengenali suara itu, saat dia menoleh ke belakang dia menabrak mangkuk kecil berisi bakso yang dibawa oleh Viola tertumpah ke seragam putih sahabatnya.
Viola terkejut melihat kejadian itu, dia benar-benar tidak percaya kalau Kenath bisa menabrak sahabatnya hingga seragamnya di penuhi dengan air panas dari bakso, saus, dan sambal, itu tidak bisa ditayangkan.
"Arghh!"
"Eh sorry!"
"Eh kesayangan nya Abang Kenath ada di sini!"
"Prett.. tanggung jawab nih sama apa yang lo lakuin!!"
"Tanggung jawab apa? Jelas-jelas lo yang salah!!"
"Udah salah bukannya minta maaf malah balik nanya!"
"Kan lo minta gue tanggung jawab, ya gue harus tanggung jawab apa? Lo mau pakai baju gue? Atau gimana?"
"Ya kali gue pakai baju lo yang kotor, dekil, kumel kayak orangnya, bisa-bisa gue ketularan sifat lo, dih. Ogah banget!"
Seorang wanita yang tidak dikenal namanya oleh Salma maupun Viola memberikan tissue kepada Salma.
"Nih pakai tissue, dasar cewek cerewet!" Lalu dia berlari sambil tertawa pelan bersama segerombolan temannya.
Salma menerima tissue tersebut."Bacot!" Salma pun membersihkan pakaiannya dengan tissue.
Viola menggenggam tangan Salma. "Ayo Sal, kita ke toilet ngebersihin baju lo, pasti tadi lo kepanasan ya, atau kepedesan? Emm maaf?." Ucap Viola pelan.
"Lo tuh jadi cewek terlalu polos Vi!" Ujar Salma kesal dan mereka berdua jalan ke toilet wanita yang tidak jauh dari kantin sekolah.
Kenath melihat ke kanan dan ke kiri lagi, bukan untuk mencari Viola. tapi, untuk mencari kursi yang kosong untuk menghabiskan makanannya di kantin sekolah, menunggu kursi yang penuh menjadi sepi itu mustahil. Jadi, Kenath memesan menu favoritnya terlebih dahulu sembari menunggu sahabatnya selesai ulangan harian Ipa.
Tiba-tiba punggung Kenath dipukul pelan oleh seorang cowok di sampingnya yang membuat Kenath tersedak siomay yang masih bulat belum sempat dia makan. "Uhuq uhuq..."
Andre langsung duduk di samping Kenath yang kosong, sembari memasang wajah cemberut. "Sorry Neth gak sengaja." Ujar Andre sambil mengeluarkan kertas ulangan yang tersobek di saku celana sekolahnya.
"Lo kenapa dah, galau gitu. Berantem lagi sama Raina?" Kenath terkekeh geli melihat wajah sahabatnya yang kusam gitu.
"Itu apaan yang lo pegang?" Tanya Kenath lagi.
Andre masih terdiam dengan kertas yang di genggamnya.
"gue tau lo lagi berantem sama Raina, setiap ada masalah sama Raina pasti sifat lo berubah drastis tanpa gue tahu masalahnya! Cerita dong!!" Ujar Kenath sambil menegak susu.
Andre menyodorkan kertas ulangannya ke Kenath. "Kertas ulangan gue disobek Bu Lia."
"Ketahuan nyontek yaa, lo si. Makanya kalau nyontek tuh belajar sama gue biar pro!" Kenath terkekeh geli.
"Nanti pulang sekolah gue disuruh ulangan lagi di ruang guru."
"Gue balik ke kelas dulu ya mau belajar!" Lanjut Andre sambil mencomot satu buah siomay Kenath.
Kenath menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya. "Stres. Punya utang gak dibayar kali tuh anak, setiap ke kantin gak pernah jajan." Gumam Kenath.
Tttrrriiinnngggg...
Bel tanda istirahat selesai berbunyi, semua murid yang ada di kantin beranjak pergi ke kelas mereka masing-masing.
Kenath menghabiskan makanannya dengan cepat dan langsung menuju ke kelasnya.
Sampai di kelas terlihat nama siswa yang remidi di papan tulis, banyak yang remidi kecuali 6 orang termasuk Kenath.
Kenath melihat Andre yang sedang sibuk belajar sendiri di pojokan kelas, dia pun menghampirinya. "Woi, sini gue bantu?" Ujar Kenath Sembari duduk di kursi sebelah Andre.
Andre masih sibuk belajar sendiri sampai sahabatnya-Kenath di cuekkin gitu aja. Kenath langsung merampas buku yang dipegang oleh Andre. "Gak usah malu, biasanya juga malu-mauin!" Celetuk Kenath.
Mereka pun belajar hingga guru pelajaran Matematika datang- Bu Anggia Devitania. "Assalamualaikum anak-anak?" Sapa Bu Devi ramah.
"Waalaikumsalam Buuuu!" Balas mursid serempak.
"Hari ini ulangan ya?" Titah Bu Devi, membuat satu kelas terkejut mendengarnya.
Kelas hening.
"Kenapa diam, belum siap ulangan?" Tanya Bu Devi datar.
"Ngomong Neth, lo kan ketua kelas!" Ujar Andre pelan sambil menyenggol sikut Kenath.
"Mendadak Bu? Kita belum siap." Ucap Kenath.
"Iya mendadak, kalau kalian belum siap berarti tadi malam kalian belum belajar!" Ujar Bu Devi sambil mengambil buku materi yang akan diterangkannya.
"Belajar lah Bu!" Ujar Salma yang sedang sibuk membersihkan pakaiannya.
Bu Devi melirik ke arah Salma. "Seragam kamu kenapa?" Tanya Bu Devi.
"Emm... anu Bu, emmm anu ini Bu."
"Anu anu aja, kenapa?" Tanya Bu Devi lagi.
Salma melirik ke arah Kenath "Ketumpahan saus bakso bu sama--"
Bu Devi mencuekkan Salma yang sedang bicara. "Yaudah ulangannya minggu depan aja, tapi syaratnya gak boleh remidi. Kita lanjutkan materi selanjutnya!" Titah Bu Devi lalu mengambil spidol untuk menulis materi yang akan diterangkan di papan tulis.
Siswa-siswi pun langsung mencatat apa yang ditulis oleh Bu Devi.
Hay hay... seneng udah bisa up LOST STAR lagi, hooooo;)
Segini dulu ya ceritanya, maaf kalau lama update nya,
Dannn....
Jangan lupa Follow, vote and
Comment yahh jangan cuma jadi readers (ngarep) kwkw^-^OIYA INI PART BENER BENER LAST DI UPDATE, MOHON MAAF BANGET YAAA BUAT YANG SERING NANYA KAPAN UP, INI UDAH DI UP KAN, TAPI INI UDAH PART LAST. MAAF YAA HEHE.
^Thanks^
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST STAR
Teen Fiction[SELESAI] (!) Cerita ini gabakal di up lagi dan gabakal aku revisi:) Melupakan tak akan pernah mudah. Merelakan yang pernah ada menjadi tidak ada adalah kerumitan yang belum tentu kau tahu rasanya mengapa di otakku kau tak pernah hilang walau sedeti...