Sore Harinya di Rumah Arif maulana~ayah Rendra. Rendra sedang bersiap-siap untuk ikit pergi ke rumah teman Ayahnya itu bersama ke 2 orang tuanya.
"Rendra udah belum?takutnya mereka udah nunggu lama lho. Gak enak ama teman ayah" kata wanita baru baya yang tak lain ibu Rendra dengan notasi sedikit agak teriak.
"Ya mi,ini udah jadi kok" bilangnya sambil menuruni anak tangga rumahnya satu demi satu. "Emang mau ngapain sih?" Tanyanya kepada ke2 orang tuanya.
"Yaudah lah.. ntar juga tahu sendiri kamu" sahut sang umi dengan cepat.Mereka kemudian berangkat menuju rumah syifa dengan melaju menggunakan mobil Arif.
****
Di tempat lain Nia tengah bercermin menatap penampilannya yang terlihat anggun. Ia mengenakan gamis baru berwarna biru mudanya dengan hijab hitam miliknya yang menutupi dada. Kata Abinya seperti kemarin malam ada yang mau menjemputnya untuk tinggal bersamanya.
"Sayang udah jadi apa belum?"tanya halus sulistyawati~ibu Nia
"Udah kok bun,bentar ini mau pake bross." Jawab Nia.Wati melihat penampilan anaknya yang terlihat begitu cuantik tanpa make up sedikit pun yang menempel pada wajah putrinya itu. Ia sangat bersyukur dan berdo'a dalam hati semoga anaknya bisa bahagia dan baik2 saja dengan keputusan dari sang suaminya itu.
"Wah... cantik nan anggun sekali anak bunda." Puji Wati
"Kenapa harus serapi ini sih bun,kyak ama siapa gitu. Kan juga temen ayah." Ucap Nia yang sedikit kurang menerima dengan legowo
"Kan ini acara penting sayang" ucapnya sambil mengelus pucuk hijab Nia.
"Yaudah yuk turun. Kayaknya tamunya udah dateng." Ajak Wati yang sedari tadi di kamar Nia.****
Kemudian mereka berdua turun dari kamar yang bertempat di lantai 2. Lalu mulai ikut menyambut tamu yang sudah berada di depan pintu bersama dengan Adi dan Adiba~adik Nia.
Dan betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa anak dari teman ayahnya itu adalah guru barunya yang tidak lain Rendra. Begitu pula dengan Rendra yang tak kalah terkejut. Ia tidak mengetahui mengapa ayahnya mengajak ia ke rumah seorang siswinya.
"Ayo ayo masuk. Kok malah di diemin di depan pintu sih." Ucap sang bunda.
"Iya. Kami akan masuk kok tanpa dipersilahkan pun kami juga akan masuk. Tapi gak enak kan belum ada kamu." Ucap uminya Rendra.
"Ayo ayo masuk. Tapi maaf lho sedikit berantakan kayak gini." Suruh ayah Nia kepada keluarga sahabat karibnya itu.
"Ya allah gapapa kali di. Sama aja kok" lanjut ayah rendra.
"Assalamu'alaikum" ucap ke 3 orang itu saat dipersilahkan masuk kedalam rumah.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah" ucap keluarga nia secara bersamaan.
"Sekali lagi maaf lho ya. Ya beginilah keadaan rumah agak kexil dan berantakan." Jelas Adi kepada keluarga Arif.Setelah semua masuk dan duduk di ruang tamu,Nia dan Adiba mengambil beberapa makanan kecil dan teh hangat sebagai suguhan.
"Silahkan di nikmati. Seadanya saja ini" tawar wati kepada semuanya.
"Ya terima kasih. Pame repot2 segala" kata Lailatul fatimah pada keluarga Nia.
"Gak kok. Gak ada yang merasa repot di sini." Jelas sang Bunda Nia yang berusaha membangun suasana.Setengah jam berlalu, mereka belum membicarakan persoalan yang sebenarnya. Melainkan membicarakan tentng pekerjaan Arif,Adi dan juga Rendra.
Dan saat ini sudah masuk waktu maghrib. Beberapa saat kemudian Adzanpun berkumandang dan terdengar dari kediaman Adi yang memang letaknya dekat dengan masjid.
KAMU SEDANG MEMBACA
my dear is my teacher
Spiritualini cerita tentang percintaan dua sejoli yang muncul setelah mereka menikah. pernikahan mereka ini tejadi bukan karena kehendak mereka sendiri2,melainkan atas dasar perjodohan ya benar, dilihat dari judulnya ini adalah cerita seorang murid dan guru...