Matahari sudah nampak tinggi sekarang. Bahkan cahaya matahari mampu menembus jendela kaca berhorden merah maroon. Lisa mengenakan celana pendek hawai, dengan kaos tanpa lengan berwarna hitam. Gadis itu nampak masih nyenyak tidur di sofa kesayangannya walaupun sebenarnya dia memiliki sebuah kasur yang cukup nyaman.
Apartmentnya tampak menyeramkan. Bau alkohol dimana mana. Baju kotor berserakan di lantai. Serta bak sampah yang isinya sudah nampak menggumpal karna tidak pernah dibuang oleh pemiliknya. Hari ini hari minggu. Lisa libur bekerja hari ini. Toko bangunan tempat ia bekerja tutup dihari minggu. Jadi, lisa bisa memanfaatkan hari minggu sebagai hari bermalas malasannya.
Ruang tengah yang awalnya berhawa dingin tiba tiba mendadak menjadi panas. Serta lampu lampu yang hidup tiba tiba mendadak mati seketika. Lisa ternyata lupa membayar iuran listrik. Lisa tidak bisa tidur dengan cuaca seperti ini. Keadaan ini memaksanya bangun dari sofanya dan berjalan sempoyongan ke arah jendela kaca besar berhorden merah maroon itu. Dibukanya jendela itu dan dibiarkannya angin luar menerpa rambut ikal kusutnya.
Sesekali mulutnya menguap. Berbicara sendiri seperti orang gila, dan menggaruk kepalanya. Gadis itu kembali duduk disofanya. Merasakan hembusan angin yang menerpa wajah pucatnya. Dilihatnya dari sudut ke sudut apartmentnya yang menyeramkan. Lisa menghembuskan nafasnya kasar. Semalam dia mabuk. Entah berapa botol sudah ia minum. Ia baru sadar bahwa apartmentnya terlihat chaos. Butuh waktu cukup lama untuk bisa membersihkan semua kekacauan ini.
"Harus mulai dari mana lagi ini.." Ucap lisa sambil membenamkan wajahnya ke bantal sofa.
Hampir semua pekerjaan rumah sudah lisa kerjakan. Apartmentnya sudah nampak lebih rapi sekarang. Tugasnya hanya tinggal membuang isi bak sampah yang sudah hampir terlihat seperti gunung kilimanjaro.
Setelah membuang sampah, Lisa duduk disofa kesayangannya. Mengambil rokok lalu memberikan kekuatan rokok itu untuk membunuhnya. Dilihatnya pemandangan dari jendela kaca besar didepannya. Tidak ada angin hari ini. Dihembuskannya asap rokok itu kasar.
Dilihatnya meja bulat disamping sofanya. Sebuah foto berbingkai nampak sempurna berdiri disitu. Meperlihatkan lisa yang tengah mencium pipi seorang pria berlatar belakang kampus kesayangannya dulu. Itu lisa yang dulu. Lisa yang polos, lisa yang penurut walau rapuh. Lantas, apa kabar lisa yang sekarang? Apakah lisa masih seperti dulu? Hell no!! Hidupnya berputar 180 drajat. Keras, pembangkang, pemabuk, tempramental, itu lisa yang sekarang. Lisa tersenyum sinis kearah foto tersebut. Dia. Semua karna dia. Yang menghancurkan kehidupannya yang damai.Lisa yang bodoh. Jatuh cinta dengan seorang bajingan keparat. Namun faktanya, hampir sudah setahun hubungan mereka berlalu, lisa masih menyimpan hatinya untuk pria bajingan itu. Lisa tidak akan pernah bisa melupakan pria yang pertama kali mengajarkannya mengenai dunia malam dan sex itu. Apa yang salah dengan dirinya? Kenapa ia menjadi semenyedihkan ini. Kenapa ia bisa jadi sebodoh ini? Jangan tanyakan pada lisa. Lisa tak akan pernah bisa menjawabnya.
Lisa melihat arlojinya. Sudah pukul setengah empat ternyata. Lisa ingat bahwa dia ada janji bertemu temannya di club nanti malam. Sepertinya ia harus mandi terlebih dahulu. Mengingat penampilannya sekarang yang benar benar berantakan dan bercucuran keringat.
--
Musik khas club club malam mengalun kencang memekakan telinga. Para penari erotis nampak meliuk liukan tubuh kurus mereka sambil menggoda para pria hidung belang kaya. Lisa baru tiba di club favoritnya ini. Mengenakan hot pans hitam dan baju kaos tanpa lengan bergambar salah satu album band nirvana. Diperhatikannya sekitar. Mencari seseorang yang mungkin ia kenal. Satu pukulan mendarat di pundak lisa. Spontan yang dipukul berbalik menghadap sipelaku.
"Kau tau, aku sudah mengahbiskan 4 botol vodka, dan kau baru datang" pria itu nampak sempoyongan dan hampir jatuh menimpa lisa. Lisa hanya berkacak pinggang, heran dengan perawakan temannya ini.
"Maaf aku terlambat, tadi aku harus bayar uang listrik dulu" Liam jatuh di pundak lisa, dengan sekuat tenaga, lisa mencoba mendorong liam agar berdiri. "Kau berat sekali, berdirilah dengan benar lim"
Liam tak bergeming, ini pasti karna pengaruh alkohol yang ia minum. Ini yang paling lisa benci dari liam ketika mabuk. Pria itu benar benar tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Bau alkohol benar benar tercium dari mulut liam. Benar benar membuat lisa ingin muntah.
Tak kuat menahan bobot liam, lisa lebih memilih mendudukkan pria itu di lantai. Musik semakin kencang terdengar, belum lagi liam yang semakin lama semakin mengoceh tidak jelas.
Ahhh, lisa sudah tidak peduli dengan liam. Lebih baik dia menegak segelas bir sekarang. Pikirannya tengah terasa kacau sekarang.
"Mau minum apa cantik?" Si bartender bertanya dengan nada genit
"Aku lagi pusing, jangan ganggu aku, keluarkan bir untukku" lisa duduk di depan bartender itu. Menopang dagunya, sambil sesekali memijit keningnya. Si bartender menurut, diambilnya bir dan dituangkannya di gelas.
"Kau seharusnya jangan keseringan minum lis, nanti kau akan susah hamil ketika menikah" si bartender melihat kearah lisa yang kini tengah meminum tandas bir itu. Muka lisa berubah tidak enak. Si bartender hanya mampu terdiam
"Itu bukan urusanmu, lagian aku tidak berencana punya anak nantinya" si bartender hanya menggeleng pasrah.
"Kau kira aku anak kecil, berikan lagi bir itu padaku" suara lisa berubah sekarang. Satu gelas kecil bir tidak akan cukup untuk membuatnya mabuk malam ini.Si bartender menurut, dituangkannya kembali bir itu kedalam gelas. Dan kembali lisa menenggak bir itu hingga tandas. Begitu terus sampai lisa benar benar masuk kedalam halusinasinya. Jika ia sudah mabuk seperti ini, sifat lisa akan persis seperti para penari erotis itu. Ia akan berjoget hingga tengah malam, menempel dengan siapapun orang yang ada didekatnya. Bahkan ia pernah hampir dibawa kehotel oleh pria hidung belang. Lisa sadar bahwa kehidupannya yang seperti ini dapat membahayakannya. Tapi siapa yang peduli? Lisa telah mengambil jalannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss stranger
RomanceTentang lisa yang tidak bisa lepas dari masa lalunya. Tentang lisa si pecundang yang selalu diremehkan setiap orang. Dan tentang lisa yang akhirnya menemukan semua jawaban dari setiap pertanyaan yang ada di kepalanya. "Terimakasih untuk ciuman seper...