Lisa keluar dari kamarnya, mengenakan setelan baju tidur bermotif bunga mawar. Turun dari tangga dengan cepat dan menuju arah ruang tamu. Seorang pria nampak duduk santai di sofa ruang tamu itu. Lisa mengernyitkan keningnya merasa bingung. Sedang apa pacarnya malam malam datang kerumahnya.
"Varo.. Kau sedang apa?" Tanya lisa sambil mencoba duduk di salahsatu sofa.
Pria bernama varo itu tersenyum, mengeluarkan senyum yang paling nyaman yang pernah lisa lihat.
"Kita ke toko eskrim yuk, cuaca sedang panas sekali malam ini" varo mendekatkan duduknya ke arah lisa."Memangnya, toko eskrim masih ada yang buka jam segini, kalaupun masih ada, pasti mereka cuma menjual sisa sisanya saja"
"Lis, kau tenang saja, masih ada toko eskrim yang buka pastinya, kita pergi sekarang yuk" varo bangkit berdiri sambil mencoba menarik tangan lisa, namun lisa keburu menahannya.
"Varo, aku kan belum ganti baju, masa sih aku ke toko eskrim pake baju tidur"
"Tidak usah berdandan, kau sudah terlihat sangat cantik malam ini lis" varo tersenyum, memperlihatkan deretan gigi putihnya. Pipi lisa memanas, ia yakin pasti pipinya tengah memerah sekarang.
Setelahnya, mereka berdua masuk kedalam mobil dan langsung melaju menuju toko eskrim tujuan varo.
Didalam mobil, tidak banyak pembicaraan yang terjadi. Lisa hanya diam saja, memperhatikan jalanan yang cukup lengang malam ini. Varo sesekali mencari topik pembicaraan sekedar basa basi agar atmosfer didalam mobil tidak terlalu sepi.
Akhirnya, mereka sampai di tujuan. Sebuah plang toko bertuliskan "freedy icecream shop" nampak menyambut kedatangan mereka. Toko eskrim nampak sepi, hanya ada mereka saja sebagai pembeli.
"Permisi tuan, tuan freedy" varo bersuara, mencari seseorang yang bernama freedy didalam toko eskrim itu
Tak lama setelahnya seorang pria tua muncul dari dalam toko tersebut. Senyumnya tampak mengembang melihat ada pembeli di tokonya.
"Varo.. Tumben sekali kau datang malam malam begini. Kau ingin memesan apa?" Pria tua itu nampak bertanya dengan sopan.
Varo melihat daftar aneka rasa eskrim yang toko itu jual."Tolong eskrim kacang merahnya satu dann.." Ucapan varo tertahan, dilihatnya lisa sedang memilih eskrimnya. "Kau pesan rasa apa lis?" Lisa menimbang nimbang rasa apa yang ingin ia beli.
"Aku vanilla saja" jawab lisa singkatSetelahnya pria tua itu mengambil eskrim yang dipesan oleh pelanggannya. Dan kembali diberikannya kepada mereka.
"Kita duduk di situ saja ya" varo menggandeng tangan pacarnya itu, dan mereka duduk di tepi trotoar toko eskrim itu.
Mereka berdua hanyut dalam pembicaraan. Pria tua bernama freedy itu kini tengah sibuk memperhatikan dua sejoli yang kelihatannya tengah dimabuk asmara.
"Kalian baru pacaran ya?" Suara serak tuan freedy mengintrupsi, membuat varo dan lisa serempak mengahadap kebelakang. Varo mengangguk mantap sambil tersenyum.
"Menurut tuan, apa kami cocok pacaran?" Varo kini tengah melihat lisa yang hanya menunduk diam."Kalian tidak cocok pacaran, lebih baik kalian langsung menikah saja" jawaban tuan freedy itu sontak membuat mata lisa membelalak. Disisi lain, varo hanya tertawa hambar, dan kembali diperhatikannya lisa yang masih tampak menunduk memakan eskrimnya.
"Ahh tuan ada ada saja, kami masih kuliah, lebih baik bekerja dulu sebelum menikah, iya kan lis?" Lisa hanya mengangguk datar menjawab pertanyaan varo.
Fikiran lisa kacau, melayang entah kenapa. Kalau perempuan lain senang jika diajak keluar dan bersenang senang dengan pacarnya, berbeda dengan lisa. Ia tidak bisa berfikir jernih. Apalagi setelah ia melihat kejadian di kampusnya 2 hari lalu. Lisa tidak tahu maksud semua yang datang dikehidupannya, gadis itu bahkan mulai mempertanyakan kesetiaan pacarnya. Sementara pikiran lisa melayang entah kemana, tanpa sadar ternyata ia sedari tadi menghiraukan panggilan dari varo.
"Kau baik baik saja lis? Kau sedang ada masalah ya?" Varo nampak khawatir, diletakkannya tangannya di kening lisa. "Tidak panas, kau kenapa?" Varo benar benar tampak khawatir sekarang.
"Aku tidak apa apa varo, aku hanya mengantuk" lisa berpura pura menguap.
"Kalau begitu lebih baik kita pulang, tapi habiskan dulu eskrim vanilla mu itu yaa" varo mengacak puncak kepala lisa, kemudian pria itu berdiri dan membayar eskrim yang mereka beli.
Setelah menghabiskan eskrimnya, mereka pulang dalam keheningan. Sekarang, justru varo yang lebih banyak diam. Lisa tahu, varo pasti merasa ada yang aneh dengannya. Keheningan itu pecah seketika, ketika ponsel lisa berbunyi keras. Dengan gerakan cepat, lisa mengambil ponsel berwarna space grey itu dan dilihatnya siapa yang menelponnya.
"Mama?" Gumamnya dalam hati.
Lisa langung mengangkat telpon itu dengan cepat."Hallo ma..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss stranger
RomanceTentang lisa yang tidak bisa lepas dari masa lalunya. Tentang lisa si pecundang yang selalu diremehkan setiap orang. Dan tentang lisa yang akhirnya menemukan semua jawaban dari setiap pertanyaan yang ada di kepalanya. "Terimakasih untuk ciuman seper...