Chapter 2

6.8K 629 104
                                    

Eve membuka kedua matanya saat mencium aroma tubuh seseorang yang sudah ia kenal. Kepalanya menoleh malas ke sumber aroma dan mendapati Ryu yang terlihat berpakaian rapi dengan jas hitam dan kemeja putih yang membalut tubuhnya. Eve mengernyit saat pria manekin itu memegang tiga buah tangkai bunga mawar merah di tangannya dan mawar hitam di pangkuannya.

"Apa yang kau lakukan di sana?" tanya Eve sambil kembali bergelung pada selimutnya.

Ryu tidak menjawab tangannya masih memilin tangkai bunga mawar itu lalu mematahkannya begitu saja. Eve menatap heran ke arah Ryu, tingkah pria manekin itu memang tidak bisa ditebak. Saat tangan putih itu meremas tangkai bunga mawar yang berduri, terlihat cairan merah yang keluar dari sela-sela jemari indahnya.

"Astaga, Ryu!" pekik Eve sambil bangkit dari ranjang seketika dan menghampiri pria manekin itu sambil mengambil sapu tangan miliknya di atas nakas.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Eve geram.

Tangannya yang terampil langsung saja membuka tangan Ryu dan membuang tangkai-tangkai berduri itu dan membalut tangan Ryu dengan sapu tangan miliknya. Eve merutuki tingkah bodoh yang dilakukan pria di hadapannya itu dalam hati.

"Apa kau sudah tidak marah lagi?" pertanyaan Ryu membuat Eve menyipitkan matanya tajam.

"Apa maksudmu?" tanya Eve tidak mengerti.

"Aku sudah mengenyahkan ketiga wanita itu," jawab Ryu dengan datarnya.

"Apa?" Eve membulatkan kedua matanya, ia jelas mengerti yang dimaksud Ryu dengan ketiga wanita yang ia sebut.

"Jadi ... jangan marah lagi padaku," jawab Ryu sambil sedikit tertunduk yang membuat Eve tidak bisa berkata-kata.

Tangan Ryu terulur memberikan setangkai bunga mawar hitam pada Eve. Eve hanya dapat menerima mawar hitam yang langka itu dari pria yang esok akan menikahinya. Eve menatap mawar hitam di tangannya, tidak perlu memanggil pakar bunga untuk menerjemahkan apa yang diinginkan Ryu. Dan Eve tidak perlu bertanya pada Ryu tentang bunga mawar yang indah itu.

"Aku ... ingin kau menjadi satu-satunya dalam hidupku." baru kali ini Eve mendengar Ryu berkata manis, biasanya pria itu hanya menatap datar dan tidak berkata apa pun padanya.

"Apa kepalamu habis terbentur?" tanya Eve sambil memeriksa kening Ryu tanpa ia sadari.

"Eve," panggil Ryu.

"Aku tidak tahu harus berkata apa padamu, tetapi aku akan mencoba menjadi yang terbaik untukmu," ujar Ryu dengan datarnya.

Eve tidak menjawab, ia tidak mengerti bagian mana yang dimaksud Nero. Jika Ryu tidak pandai berbicara, ia tidak sedang dirayu, bukan?

"Ryu, kau ...." Eve tidak melanjutkan ucapannya, wanita itu terlihat kembali berpikir sedangkan Ryu menunggu apa yang akan dikatakan Eve.

"Beri aku satu alasan untuk berada di sisimu." hanya itu yang dapat keluar dari bibir Eve.

"Kau tidak memerlukan alasan untuk berada di sisiku," jawab Ryu cepat sambil menarik tubuh Eve jatuh di atas pangkuannya.

Kini Eve paham dengan apa yang diinginkan pria manekin itu, pria itu menginginkan sebuah cinta darinya. Karena hanya ada satu alasan untuk tetap berada di sisi seseorang, yaitu cinta. Eve bertanya-tanya, mengapa ia bisa mengerti cinta. Apa ia pernah merasakan cinta pada seseorang? Eve menggelengkan kepalanya.

'Ryu hanya ingin dicintai seperti diriku.' Eve tersentak dengan pemikirannya sendiri.

'Diriku? Apa aku pernah merasa seperti itu? Tetapi ... entah mengapa perasaan itu tidaklah asing untukku,' batin Eve bertanya-tanya.

About Us [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang