Chapter 1

7.5K 712 44
                                    

Tinggal dua hari lagi pesta pernikahan Eve dan Ryu dilaksanakan. Wanita itu mendengus kesal lantaran dengan mudah Xavier menyuruhnya untuk menikah dengan Ryu.

"Kau harus menikah dengan Ryu." itulah yang dikatakan Xavier dengan nada tanpa ada penolakan.

Mudah mengatakannya, tetapi akan sulit untuk dilakukannya. Lagi pula Eve baru saja bertemu dengan pria manekin itu. Dan pria tampan itu sepertinya tidak ingin memberitahukan alasannya begitu saja menikahi dirinya.

Yang paling membuat Eve tidak habis pikir adalah selama lima hari setelah dirinya berkata akan menikahi Eve, Ryu sudah tidur bersama dengan Eve. Meski mereka tidak melakukan apa pun, tetap saja membuat jantung Eve berdebar kencang. Bukan karena ia takut akan diperkosa pria manekin itu, melainkan Eve merasa deja vu dengan tidur bersama seorang pria tampan seperti Ryu.

Entah mengapa saat Ryu memeluk Eve dalam tidurnya, ia merasa tidak ingin melepaskannya. Berjuta pertanyaan muncul di kepalanya, tetapi Eve tidak bisa menanyakan itu semua karena Ryu hanya akan menatapnya datar tanpa menjawab.

"Ryu, apa kau menyukai sesuatu?" tanya Eve yang saat ini bersama Ryu, duduk berhadapan di ruang keluarga Mansion milik Ryu.

"Kau," jawab Ryu singkat.

"Bukan itu maksudku." Eve memutar bola matanya jengah. "apa ada makanan yang kau sukai?" pria tampan layaknya manekin itu tidak menjawab.

Ryu bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah Eve, tubuhnya sedikit menunduk dengan jemarinya yang lentik sedikit mengangkat dagu Eve ke arah wajahnya. Ryu memajukan wajahnya lalu melumat bibir Eve perlahan.

"Bibirmu adalah makanan favoritku," bisik Ryu lalu memilih duduk di sebelah Eve.

Semburat merah terlihat dari wajah Eve saat ini, jantungnya berdegup kencang kala ia menyadari apa yang baru saja telah terjadi.

'Pria kurang ajar itu terlalu tampan untuk kuhajar,' batin Eve mendengus kesal dengan detak jantungnya yang terus tidak beraturan.

'Mengapa aku seperti seorang gadis yang baru merasakan jatuh cinta?!' teriak Eve dalam hati.

Ryu hanya memperhatikan kelakuan Eve yang sedari tadi terbilang lucu di matanya. Meski ia tidak tersenyum sekalipun, tetapi hatinya saat ini tengah berbunga-bunga karena telah mendapatkan Eve.

"Ryu, kenapa kau jarang sekali berbicara?" tanya Eve sambil menatap arah lain.

Ryu tidak menjawab, pria itu justru menatap Eve dengan tatapan heran. Eve yang tidak mendapatkan jawaban kini memalingkan wajahnya untuk menatap Ryu. Hampir saja ia tersentak kaget saat melihat wajah Ryu sudah tepat di depan wajahnya.

"Jangan membuatku terkejut seperti itu, Ryu!" gerutu Eve yang langsung saja memundurkan wajahnya.

Ketukan pintu terdengar dan pintu terbuka menampilkan pria berjas hitam. Pria itu masuk lalu membungkuk dalam ke arah Ryu dan Eve.

"Tuan, maaf mengganggu Anda. Wild, Mage, dan Gluppy sudah datang dan baru saja memasuki kawasan mansion," ujar pria itu dan Ryu hanya menjawab dengan gumaman.

"Untuk apa mereka datang?" tanya Eve sambil mengernyitkan dahi.

"Kau tidak suka?" tanya Ryu yang mulai membuka suara.

"Sangat, mereka itu menyebalkan," jawab Eve cepat sambil memijat keningnya.

"Usir mereka bertiga," titah Ryu membuat Eve tersentak.

Wanita itu membulatkan kedua matanya tidak percaya, dengan mudahnya Ryu melakukan itu. Sebenarnya siapa Ryu yang bisa-bisanya mengusir ketiga orang kurang waras itu.

About Us [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang