Tujuh

364 19 0
                                    


Seminggu sudah berlalu sejak makan malam aneh meninggalkan bekas tidak jelas di dalam dada Viola. Entah ia harus mengingat acara makan malam itu sebagai kenangan yang menyenangkan atau menyedihkan. Viola menarik napas panjang sambil membuka-buka bukunya di taman Harvard. Ia harus menunggu sejam untuk kelas berikutnya dan lebih baik jika ia mengisi waktunya untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya nanti.

"Halo!"

Viola mengangkat kepalanya melihat asal suara. Ia tahu panggilan itu tidak ditujukan untuknya, karena teman yang sudah ia dapatkan di Harvard adalah dua orang perempuan dan suara itu jelas-jelas adalah suara seorang laki-laki. Tetapi tidak ada salahnya untuk memperhatikan suasana sekelilingnya sesaat, ia membutuhkan pemandangan baru yang lebih menyegarkan dibandingkan tulisan rapi dalam buku.

"Viola, bukan?!"

Mendengar pria itu menyebut namanya membuat Viola tersentak kaget, namun setelah melihat dengan jelas siapa laki-laki itu Viola merasa tidak aneh jika laki-laki itu mengetahui namanya. Sambil tersenyum ia mengangkat tangannya mencoba untuk menyapa.

"Hei," sapa Viola ketika laki-laki itu duduk tepat di atas rumput, di hadapannya. "Kukira kita tidak akan berbicara lagi sejak hari itu."

"Omong kosong," gumam laki-laki itu mengibaskan tangannya cepat. "Aku hanya jarang melihatmu di kampus. Jam kelas kita sangat berbeda, kau tahu. Jadi, apa yang sedang kau lakukan?"

Viola mengangkat buku yang terdiam di atas rumput, sambil meninggikan bahu. "Membaca."

"Oh, sial! Aku mengganggumu, bukan?"

"Tidak! Kau tidak mengganggu sama sekali, Donny. Aku malah membutuhkan pengalih perhatian dari buku terkutuk ini," ujar Viola menggeleng kepada salah satu teman dekat Peter Dixon, Donald Cooper.

"Kau benar. Kau terlalu banyak membaca, terkadang itu tidak baik untuk otakmu." Donny terdiam beberapa saat, memperhatikan Viola. Lalu, "jadi, kenapa aku tidak pernah melihatmu dengan Peter lagi?"

Viola terkekeh pelan. "Kenapa kau harus melihatku dengannya?"

"Entahlah, kukira kalian berteman. Lagi pula harus kuakui aku mengenalmu karenanya. Jadi kukira dia akan lebih dekat denganmu dibandingkanku."

"Well, kau salah. Ternyata kau lebih dekat denganku dari padanya. Dan ternyata jauh lebih pintar juga."

Donny tertawa sambil menyandarkan kedua tangannya ke belakang, "Kau hanya mengatakan itu karena kau tidak suka padanya."

"Mungkin iya, mungkin tidak."

"Jadi ceritakan kepadaku kenapa kau tidak menyukainya?" tanya Donny penasaran.

Viola menyipitkan matanya, merasa seperti diintrogasi. "Kau mendatangiku karena dia menyuruhmu, bukan?"

"Dia siapa? Peter? Tentu saja tidak," bantah Donny sambil menggelengkan kepalanya. "Aku datang kesini karena melihatmu sendiri. Kenapa juga Peter harus menyuruhku mendatangimu?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya mengira seperti itu."

"Kau benar-benar tidak suka padanya, ya?"

"Bukan," gumam Viola menyilangkan kakinya. "Bukan karena aku tidak suka padanya. Lebih karena sepertinya dia orang yang merepotkan."

"Karena keluarganya?" tanya Donny dengan suaranya yang dalam.

Retrouvailles [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang