Chapter 3 : What to Do?

509 105 17
                                    

***

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Chanyeol menatap takut-takut gadis di hadapannya. Son Naeun, gadis yang diketahui sebagai kekasihnya itu sedang menatapnya dengan tatapan menagih penjelasan. Mereka sedang duduk berhadapan di cafeteria sekolah, dengan Naeun yang menyedot segelas lemon tea dari sedotan sambil menunggu Chanyeol bicara.

"Begini," buka Chanyeol. Ia menggigit bibirnya, melirik ke kanan dan kiri. Berusaha membuang rasa gugup dan sedikit takut yang menguasainya.

"Aku akan dijodohkan,".

Naeun berhenti menyedot lemon tea-nya. Gadis itu menatap Chanyeol tak percaya. Tatapan yang akan diberikan setiap gadis saat mendengar kekasihnya dijodohkan.

"Serius? Memangnya orangtuamu tidak tahu perihal hubungan kita?" tanya Naeun. Chanyeol membalasnya dengan gelengan.

"Namaku akan dihapus dari kartu keluarga jika aku bilang aku sudah punya kekasih padahal untuk uang saku saja aku masih minta orangtuaku,".

Naeun menghela nafas. Ia memijat keningnya sejenak. Berusaha menghalau setiap kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Chanyeol juga enggan membuka suara. Perasaan bersalah menggerogoti seluruh hati nuraninya, hingga rasanya ia tak mampu berpikir harus berucap apa.

"Ini bukan akhirnya, 'kan?" tanya Naeun tiba-tiba. "Kau akan memperjuangkan hubungan kita?"

Chanyeol berfikir sejenak, kemudian ragu-ragu mengangguk. "Akan kuusahakan," ujarnya.

Naeun tersenyum. Ia meraih tangan Chanyeol. Digenggamnya tangan itu dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

"Aku percaya padamu," gadis itu berujar dengan suara lembut. "Mari kita berjuang melalui ini bersama-sama,".

Chanyeol tersenyum, kemudian mengusap lembut telapak tangan kekasihnya dalam genggamannya. "Baiklah," ujar pria itu.

"Omong-omong, siapa gadis yang akan dijodohkan denganmu itu?" tanya Naeun.

"Oh, kau tahu murid baru itu? Son Wendy?" tanya Chanyeol. "Dia yang akan dijodohkan denganku,".

Naeun terdiam, meneguk ludahnya. "Son Wendy? Murid baru itu?".

Son Wendy yang itu, 'kan?

***

Bel tanda selesainya kegiatan sekolah hari ini sudah berbunyi sedari tadi. Tetapi Park Chanyeol masih duduk di bangkunya, menatap kosong ke depan. Pikiran pemuda itu melayang pada kejadian setahun silam. Saat masa orientasi sekolah untuk para siswa baru, dan Chanyeol menjadi salah satu panitia kegiatan tersebut.

Flashback on

Chanyeol duduk dengan bosan. Tidak ada kegiatan lain yang dapat dilakukan baginya selain duduk dan mengamati para siswa baru. Maka itulah yang ia lakukan sekarang. Duduk dengan sebelah kaki terangkat sedang maniknya mengamati gerak-gerik para calon adik kelasnya.

Tiba-tiba Chanyeol merasakan sesuatu yang dingin di sebelah pipinya. Ia menoleh, mendapati sahabatnya Oh Sehun sedang menempelkan sekaleng soda dingin pada pipinya. Chanyeol memutar bola matanya, jengah dengan kebiasaan temannya itu.

Sehun menampilkan cengiran tak berdosa, kemudian mengulurkan kaleng soda itu pada Chanyeol. Chanyeol menerimanya, membuka kaleng itu lalu mulai membasahi kerongkongannya dengan soda dingin. Sehun mengambil tempat duduk di sebelahnya, membuka satu lagi kaleng soda untuk dirinya sendiri.

"Bosan?" tanya Sehun pada sahabat caplangnya. Yang ditanya hanya mengangguk tanpa minat.

"Kenapa juga aku harus jadi panitia masa orientasi," gerutu Chanyeol. Sehun hanya terkikik geli mendengar teman baiknya itu menggerutu sendiri seperti itu.

Perfect RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang