***
"Apa kau baru saja meminta Ayah menjodohkanmu?"
"Yup,"
"Dengan Park Chanyeol, putra tunggal pendiri Park Corporation?"
"Tepat sekali,"
Tuan Son menghela nafas sejenak.
"Kau yakin?"
"Kenapa, Ayah? Apa Ayah tidak sanggup memenuhi permintaanmu?" Wendy memasang wajah mengiba.
"B-bukan begitu, tapi hanya saja..,"
"Aku yakin pasti kalau Naeun yang meminta...,"
"Cukup, Son Wendy," potong Tuan Son.
"Kau naik ke kamar, ganti bajumu lalu istirahat. Besok pulanglah lebih awal, jangan berlama-lama di sekolah. Kita akan bicara dengan Keluarga Park,"
Wendy tersenyum penuh kemenangan mendengarnya. Selangkah lebih dekat menuju rencana pembalasan dendam yang menurutnya sangat epic itu. Bayangan Naeun yang menangis pilu karena kekasihnya direbut sudah ada di depan mata.
"Kenapa tersenyum seperti itu?"
Wendy mengedipkan matanya mendengar teguran sang ayah. Ia kembali menguasai diri. Secepatnya merubah seringaian psikopatnya menjadi senyuman bubbly khas gadis muda, kemudian menggeleng lucu.
"Nothing, Dad. Hanya senang saja. Wendy naik dulu, ya? Wendy sayang Daddy,"
Dan setelah berucap seperti itu, gadis berkulit putih bersih itu melangkahkan tungkainya menaiki anak tangga, menuju lantai dua.
"Anak muda memang sulit dimengerti," gumam Tuan Son sambil menggelengkan kepala.
"Wendy sayang Daddy,"
Entah mengapa kalimat itu terasa mengganjal di pikiran Tuan Son. Membuatnya tak mampu menahan senyuman hangat khas seorang ayah. Hatinya terasa ringan dan menghangat membayangkan suara gadis kecilnya.
"Wendy-ah, kenapa kau cepat sekali dewasa," gumamnya sedih.
"Ataukah Ayah yang melewatkan terlalu banyak episode dalam hidupmu, sehingga tidak menyadari kau sudah menjadi seorang gadis sekarang?"
***
Sedari tadi, Wendy sibuk mengernyit jijik memperhatikan Naeun yang bergelendotan di lengan pacarnya. Sementara sang pria hanya menuruti gerakan Naeun, mematuhi segala perintahnya yang tersirat. Membuat Naeun tampak semakin seperti, bagaimana mereka menyebutnya? Lonte? Tante girang? Apalah itu, Wendy tidak paham benar.
Hanya dalam hitungan jam dan kekasihmu itu akan berpindah tangan, Son Naeun, batin Wendy jahat
"Habiskan sandwich-mu, Wen. Bel masuk akan berbunyi sebentar lagi,"
Suara Seulgi membuyarkan lamunan Wendy. Gadis itu mengangguk singkat, kemudian kembali menggigit sandwich-nya.
"Pasangan itu benar-benar tidak punya malu," celetuk Seulgi. "Bermesraan di tempat umum seperti itu, menjijikan sekali.".
"Kurasa Naeun yang lebih banyak mengumbar kemesraan daripada Chanyeol sunbae," celetuk Sooyoung. "Lihat saja gelagatnya, sedangkan Chanyeol sunbaenim sedari tadi diam saja,".
"Aku penasaran bagaimana jika Chanyeol sunbaenim memutuskannya," lanjut Sooyoung.
"Eih, apa yang kau katakan,"
"Aku hanya bertanya-tanya, kok,"
Tanpa sadar Wendy tersenyum kecil mendengar celetukan Sooyoung. "Itu pasti akan hebat, tunggu saja,".
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Revenge
Fiksi PenggemarKisah tentang Son Wendy dan sejumlah rencana pembalasan dendamnya... A wenyeol fanfiction