Ini dia, hari minggu yang Amel tunggu-tunggu. Akhirnya dia bisa bangun pagi-pagi setelah semalam bergulat dengan pikirannya, tidak, tentu saja bukan tentang Adam. Jangan memojokkannya tentang perasaannya kepada Adam terus dong, nanti Amel marah.
Bangun lebih pagi dari abangnya, dilanjutkan dengan lari keliling komplek perumahannya. Udara sejuk yang memberinya semangat lebih untuk terus berlari. Ini semua demi badan ideal yang sehat.
Sepulangnya ber-olahraga, ia menemukan abangnya, bermalas malasan di sofa ruang tengahnya, ku rasa Amel ingin balas dendam.
"Minggu pagi itu harusnya produktif, bukannya males malesan diatas sofa, kaya kucing aja lo." Rangga menengok, mendapati adiknya yang berkeringat, benar-benar olahraga.
"Bacot dah lo, sono mandi, bau banget anjir." Rangga menutup hidungnya setelah reflek melempar bantal sofa ke Amel.
"Bau mbahmu, ini adalah bau perjuangan. Beda sama lo yang bau tanah." Amel berjalan meninggalkan Rangga setelah meledeknya.
"Woi setan, emangnya gue mau mati apa bau tanah?"
Amel terus berjalan menuju kamarnya, tanpa menggubris ucapan Rangga.
***
Dikamar, Adam baru saja bangun tidur, tadi sudah bangun, hanya untuk sholat subuh, selanjutnya, ya jelas tidur lagi.Hal pertama yang ia lihat adalah; jam. Lalu mencari handphonenya, siapa tahu Amel rindu, katanya rindu itu berat. Ah omong kosong, yang berat ini suka dengan perempuan yang sama dengan Adan, adiknya Adam.
Tapi untunglah, mereka tidak pernah suka dengan satu perempuan yang sama.
Sekedar informasi, Adam itu punya saudara kembar, Adan namanya. Katanya Adam sih, gantengan Adam. Adan dengan Adam kembar tidak identik. Adam yang jail berbeda dengan Adan yang 'katanya' irit banget ngomong.
Yang tahu mereka kembar hanya keluarga mereka saja, habisnya, memang tidak mirip. Toh mereka juga jarang bersama. Amel, yang bernotabe sahabat nya Adam sejak kecil saja tidak tahu kalau Adam punya saudara kembar.
Terlepas dari memebicarakan Adam dan Adan, mari kita kembali ke Adam saat ini.
Adam membuka grup chatnya di LINE. Teman-teman satu tongkrongannya memang berisik, menglahkan mama nya ketika arisan.
Metropolitan (9)
Galang Rangkuti : eh monyet, biasa gak?
Arsen Dioneer : g, lo bau
Galang Rangkuti : lah ngaca bego sen
Athalla Fajrem : gue mah ayo ayo aja
Naufal Jabeer : kemang aja ya
Arsen Dioneer : ayo, gausa ajak galang
Galang Rangkuti : lah sapa elu goblok
David Tafras : adam mane, biasanya dia yang ngebet bener
Felix Tarrelas : eh ngape pada bacot kaya nyokap gue
Tarra Abdurahman : lang, lo gausa ikut ye, jaga rumah nohh bego
Difon Megantara : abis ini paling galang baper kaya cewe, nge leave grup
Tarra Abdurahman : kemang, tempat biasa jam 9 nyampe ye gausa ngaret kelamaan dandan kaya cewe
Felix Tarrelas : ok bosq
Adam mengetikkan sesuatu di kolom chatnya. Semalem teman-temannya berkumpul. Hanya ada beberapa yang tidak datang. Ia salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIPLE
JugendliteraturIni kisah anak SMA, berawal dari masa putih abu-abu. Tentang dua insan yang baru beranjak dewasa. Masa labil akan perasaan dan masih belum saling mengerti apa arti cinta. Namun masa SMA merubah keduanya, membuat mengerti yang mereka rasakan. Rasa ya...