Queen And Prince - 1D

16 1 0
                                    

From The Dining Table - Harry Styles.


Happy Reading, guys!


***

Gadis itu lalu berjalan menjauh dari laki-laki bernama Qana dengan wajah acuh tak acuhnya bersamaan dengan bel istirahat yang berbunyi. Sontak siswa dan siswi pun segera melangkahkan kakinya untuk mengisi perutnya di kantin.

Dan tujuannya sekarang ialah cepat-cepat mengambil tas ransel berwarna merahnya di kelas lalu dengan senang hati ia akan beristirahat sejenak di rumahnya itu.

Setelah sampai di depan kelas yang bertuliskan 12 IPA 3, gadis itu lalu memasuki kelasnya dengan logat santainya, berjalan seakan tak terjadi apa-apa walaupun wajahnya menunjukkan terjadi apa-apa. Kelasnya sudah sepi hanya menyisakan ke lima temannya yaitu Achel, Amar, Arraz, Bagas dan Fatan.

Dengan sedikit bersenandung ria ia mengambil tasnya yang berada di tempat duduk barisan paling belakang, tak peduli teman-teman seperjuangannya yang masih menetap di kelas menunggu kehadirannya menatapnya dengan sedikit horor dan aneh secara bersamaan.

Setelah menyadari situasinya yang semakin lama semakin tak karuan, Qasya segera mengedarkan pandangan ke sekeliling teman-temannya.

"Ada apaan sih?" Tanya Qasya dengan tampang polosnya.

Mendengar pertanyaan polos Qasya teman-temannya itu sontak melebarkan mulutnya sambil melototkan matanya tak percaya.

"Sya, lo gapapa 'kan?" Arraz teman seperjuangannya akhirnya balik bertanya.

"Bisa engga goblok lo tuh disimpen dulu, Raz? Kasih pertanyaan yg bermutu dikit kek." Jawab Bagas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya yang di balas cengiran oleh Arraz.

"Aduh, neng Qasya mukanya memar-memar gitu. Perlu a'a yg ngobat-"

"Gue di skors 3 hari." Jawab Qasya memotong ucapan Amar dengan kalem tanpa ada yang bertanya.

"Ha? Apaan? Beneran?" Arraz, cowok lola yang sudah menjadi sohib Qasya akhirnya merespon dengan tampang gagal pahamnya.

"Lo engga bercanda 'kan, Sya?" Tanya Fatan setelah meredakan keterkejutannya sambil menatap Qasya seolah tak percaya.

"Udah ah, gue mau balik."

"Ini engga adil!" Ucap Bagas sambil berdiri dengan tangan mengepal kuat yang membuat Qasya membatalkan langkahnya untuk keluar dari kelasnya.

"Kalo Qasya di skors, kita semua juga harus di skors!" Lanjut bagas dengan semangat 45nya.

Sontak mendengar ucapan Bagas mereka semua kecuali Qasya menatapnya seakan setuju. Sedangkan Qasya memutar kedua bola matanya jengah.

Tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaaa dari teman-temannya itu, Qasya lalu berjalan menuju pintu kelasnya.

"Qasya!" Panggil mereka semua karna merasa di abaikan oleh gadis itu sedangkan Arcel hanya menggeleng-geleng kepalanya sambil tersenyum menahan tawa.

Qasya berbalik menatap wajah satu-satu temannya lalu ia tersenyum menenangkan seolah ia bisa menjalani ini semua sendirian tanpa mereka.

"Lu pada tuh kenapa sih? Kayak cewek tau engga."

"Sya, tapi ini engga adil." Jawab Bagas masih tidak terima.

Qasya lalu berjalan ke arah lima remaja laki-laki itu, ketika sudah berada di antara mereka semua Qasya berkata, "Di skors 3 hari bukan suatu masalah besar buat gue. Yang terpenting lo pada harus belajar yg bener selagi engga ada gue. Lagian di antara kalian semua setelah Achel yang paling bener kan gue." Ucap Qasya panjang lebar dengan kalem di akhiri nada bangga di akhir kalimatnya sambil tertawa kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen And Prince.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang