Part 2

243 38 3
                                    

Angkasa duduk tenang di kursinya sambil menyumpalkan headset di telinganya, sedangkan Airin masih terus mencoret-coret bukunya.

Semua siswa SMA Pelita Bangsa tahu kalau ketua OSIS dan ketua MPK mereka saling bermusuhan sejak kelas 1 SMA.

Mereka tidak pernah akur.

Pernah suatu ketika, Airin yang geram dengan tingkah menyebalkan Angkasa akhirnya menjebloskan Angkasa ke ruang BK.

Selama ini, baru Airin lah yang berani menentang Angkasa, begitu juga sebaliknya.

"Ntar pulang sekolah ada rapat OSIS. Kirimin dua perwakilan MPK," ucap Angkasa masih dengan menyumpal telinganya dan menutup mata.

Cih. Airin berdecih, "Dasar gak sopan,"

"Gue masih bisa denger suara lo, loh," ucap Angkasa.

Airin meletakkan bolpoinnya lalu menarik headset Angkasa, "Dasar cowok gak sopan. Sini gue teriakin telinga lo sekalian."

Angkasa tersenyum miring lalu membuka matanya. Ia memegang tangan Airin yang sedang menarik headsetnya, "Mending lah, gue gak sopan banyak yang suka. Daripada lo? Udah jutek, galak pula."

Wajah Airin memerah kesal, lalu ia menghentakkan tangannya, "Eh dasar nggak punya sopan santun yaaaa! Ketua OSIS macam apaan lo?"

Angkasa memiringkan wajahnya, mendekati wajah Airin, "Ketua OSIS yang memberi mereka hak buat bebas di SMA. Gak selamanya anak SMA harus dikekang. Mereka juga harus merasakan indahnya masa SMA," Angkasa tersenyum sebentar, "Gak kayak lo yang gila aturan."

Airin bertambah murka, "Gue gini juga karena gue care sama mereka. Gue nggak pengin mereka terlalu bebas, dan nggak taat aturan. Kalo lo biarin mereka bebas, buat apa lo jadi ketua OSIS? Jadi ketua geng pasar aja sana!"

Sekali lagi Airin menghentakkan tangan Angkasa yang menahannya, lalu ia berhambur keluar kelas, meninggalkan Angkasa yang tersenyum penuh kemenangan.

••

"Airin Cevita! Dipanggil sama Bu Bano di ruang musik," ucap Rasti, anak kelas XI MIPA 3.

Airin menoleh, "Ngapain?"

"Nggak tahu, deh. Udah sana aja cepetan, orangnya udah nunggu," ucap Rasti yang diangguki oleh Airin.

Airin berjalan pelan menyusuri koridor menuju ruang musik yang berada di lantai dua.

Setelah ia melepas sepatunya, diketuklah pintu beberapa kali, sampai ada instruksi masuk dan akhirnya Airin masuk.

"Pagi, Bu. Ada apa ya memanggil saya ke sini?" tanya Airin.

Bu Bano menepuk sisi depannya, "Duduk sini dulu."

Airin mengangguk lalu duduk di hadapan Bu Bano.

"Ada apa ya, Bu?"

"Airin, saya tahu kamu pandai menyanyi," Bu Bano membolak-balikkan daftar nilai yang dipegangnya, "Tapi kenapa semua nilai di mata pelajaran seni suara kamu selalu mendapat huruf C?"

Airin menunduk.

"Ini salah satu penyebab kamu bisa berada di pararel dua, Rin. Kelihatannya memang pelajaran seni suara tidak penting, tapi ini juga bisa menunjang nilai kamu," lanjut Bu Bano.

Ya, benar sekali. Airin adalah sang siswi penyabet rangking dua pararel, tepat di bawah Angkasa.

"Saya tidak bisa main alat musik, Bu," ucap Airin.

"Satupun?"

Airin mengangguk pelan.

"Sayang sekali, Rin... Kalau saja nilai seni suara kamu minimal B+ lah, saya yakin kamu bisa jadi pararel satu," ucap Bu Bano, "Saya perhatikan grafik nilai kamu di mata pelajaran seni suara mulai dari semester 1 kelas 10 sampai sekarang tidak pernah meningkat."

"Iya, Bu. Saya mengerti,"

Tok.. tok.. tok..

"Say--masuk," ucap Bu Bano yang terpotong ketukan pintu.

Bu Bano tersenyum melihat siapa yang baru saja datang, dan menepuk sebelah Airin, mengode seseorang tadi untuk duduk.

"Angkasa? Ngapain lo---" Airin yang kepo pun ikut menoleh dan terkejutlah ia melihat siapa yang datang.

Bu Bano tersenyum, "Saya yang suruh Angkasa datang,"

"Ada apa ya Bu memanggil saya ke sini?" tanya Angkasa setelah duduk di samping Airin.

"Saya mau jadikan kamu guru musiknya Airin,"

"APA?!" keduanya terkejut membuat Bu Bano tersenyum merekah.

"Kenapa? Bagus, toh. Ketua OSIS mengajari ketua MPK main musik. Bisa mempererat hubungan organisasi di sekolah juga," ucap Bu Bano.

"Bu tapi--"

"Sudah, tidak tapi-tapian. Pokoknya, mulai sekarang, Angkasa Nindrianta, jadi guru musiknya Airin Cevita. Titik. Nggak pakai koma," ucap Bu Bano telak, membuat keduanya hanya bisa mengumpat di dalam hati.


••
Hi~
Long time no see kk~
Enjoyyyxx!

Ketua MPK // SURENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang