marry me!!

585 17 4
                                    


"Menikahlah dengan saya.... "suara bariton terdengar keseluruh penjuru ruangan ini.

Suara yang sangat menohok hati wanita yang ada di depannya. Wanita itu hanya terdiam, mencerna setiap kata yang baru saja ia dengar. Ini sangatlah tak masuk akal mana mungkin ia menikah dengan bosnya yang baru ia kenal.

Ia baru beberapa minggu disini, sebagai karyawan biasa ia tak mengerti mengapa bosnya bisa berfikir untuk menikahinya. Apa dia hanya bercanda, jika iya tolong hentikan ,ini sangatlah tidak lucu. Dan jika ini mimpi tolong bangun kan aku saja, ini mimpi yang sangat tak masuk akal.

Bagi karyawan wanita disini mungkin akan meng'iyakan pernyataan bosnya itu, bukan rahasia lagi bosnya banyak disukai oleh karyawannya.

Dada yang bidang, bola mata berwarna coklat terang, tinggi semampai ,otot yang tercetak jelas di kemeja yang sering ia gulung selengan,wajah yang tegas, bibir yang sexy berwarna merah cerry. Sebenarnya ia juga pernah tergoda akan pesona bosnya itu.

Namun mengingat masa lalunya yang kelam ia menutup hatinya untuk cinta, ia harus fokus terhadap karirnya dulu.

"Menikahlah dengan saya Deva!! "Pria itu mengulangi perkataannya yang membuat Deva kembali terkejut.

"Haha jangan bercanda pak, saya bisa jantungan loh"ucap Deva berusaha mencairkan suasana canggung yang ada.

"Hahahah"mendengar perkataan Deva, bosnya tertawa lepas.

"Kok ketawa? "Tanya Deva bingung.

"Emang kenapa kalo ini becanda? "Tanya balik bosnya dengan tangan yang disilangkan di dadanya.

"Ya berarti bapak sedang mempermainkan saya"ucap Deva sambil tersenyum.

"Emang kamu suka di permainkan? "Tanya Bosnya lagi, kini ia menaikan sebelah alisnya.

"Enggak pak"sambil menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri dengan polosnya.


"Yasudah berarti ini bukan becanda"

Perkataan bosnya membuat Deva terpaku diam membisu.

"Saya gak percaya, apa alasannya bapak ngajak saya nikah? "Tanya Deva dengan ekspresi cemberut.

"Karna saya ingin punya anak bersama kamu"jawab pak bosnya.


Mendengar hal itu ,pipi Deva memerah. Entah karena perkataan bosnya tadi, atau karna kepanasan. Entahlah hanya Deva yang tahu.

"maaf, saya masih ada kerjaan... "sambil memegang perutnya berlaga seperti orang menahan hasrat ingin pipisnya.

"Permisi"Deva langsung berlari keluar dari ruangan bosnya dengan terbirit-birit.

***

" kenapa lari-lari?... "tanya Sinta teman sedepartemen Deva.

"Dikejar-kejar om-om ngajak kawin... "ujar Deva masih terengah-engah.


" bedakan antara nikah sama kawin. Lu kira kambing kawin sembarangan" Rizak terkekeh. Entah apa yang sekarang ada dalam pikirannya.

"sembarangan!....." protes Deva.

"Bwhahahah.... "tawa yang lainnya

"Udah-udah ! Deva ceritain soal om-om tadi, aku penasaran!! "Ucap Maria, dengan ekspresi mengimintidasi khasnya.

Disini hanya Maria saja yang menggunakan Aku kamu untuk bicara, menurutnya kata baku itu lebih baik daripada kata gaul. Dan dalam kamus nya tidak ada kata lu maupum gue.

Sebagai teman, Sinta dan Rizak hanya bisa menghormati kepercayaan Maria ini.

"Iya Mar, tapi nanti kalo istirahat makan siang aja ya, gue banyak kerjaan"Deva berjalan menuju mejanya dan langsung mengerjakan pekerjaan yang sempat tertunda.

Istirahat makan siang.

"Udah sekarang kamu ceritain "ujar Maria.

"Nanti dulu, gue mau makan dulu"Ucap Deva yang sedang melahap roti isinya.

"Lu ngebet banget kalo soal om-om, lu doyan om-om Mar. Bwhaaa dasar lu tante girang"ledek Rizak.

Tiba-tiba Maria melemparkan satu pukulan tepat di bahunya.

"Aww, lu kasar banget ya. Apalagi kalo di ranjang hahahaha"ledek Rizak sekali lagi.

"Lu pilih rumah sakit apa kuburan? "Tanya Maria mengepalkan tanganya siap menonjokan tangannya pada Rizak.

"Lu berdua kerjanya ribut mulu"protes Sinta.

"Palingan ujung-ujungnya mereka cinlok sin"celetuk Deva disela kegiatan makannya.

"Najisssss"ucap mereka barengan.

"Tuhkan barengan ngomongnya, cieeeee"celetuk Sinta sama Deva.

"PJ jangan lupa ye kalo udah tembak-tembakan"Ledek Sinta.

Mereka berdua terdiam saling membuang muka.

"Gue duluan, sumpek liat si aku kamu"pamit Rizak.

"Udah sana hust yang jauh perginya"ujar Maria mengusir Rizak.

"Dari tadi ribut mulu, lu gak makan? "Tanya Deva pada Maria.

"Gue diet, jadi makannya nanti malem aja"ucap Maria memain-mainkan layar hendphonenya.

"Badan tinggal tulang sama kulit mau diet, yang bener aja lu. Nanti lu sakit gimana? "Ujar Sinta sambil memegang sendok di tangan kanannya.

"Udah ah ngomongin aku mulu, tujuan kesini kan mau nanya tentang si om nya Deva"protes Maria sambil menengok ke arah Deva.

"Iya dih, gini ceritanya blablabla ..........dan tiba-tiba dia ngajak gue nikah"penjelasan Deva membuat kedua sahabatnya itu melongo, mereka tak percaya semua kejadian itu bisa terjadi.

"Lu serius dev? "Ujar Sinta dengan ekspresi terkejutnya.

Maria hanya diam mendengar itu, dan langsung berdiri dan pergi tanpa mengucapkn satu patah kata pun.

"Sin Maria kenapa? "Tanya Devi.

"Entah"jawab Sinta sambil mengangkat bahunya petanda tak tahun.

Jam istihat sudah selesai dan mereka berdua kembali pada kegiatannya seperti biasa.


-------

Who Are You? [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang