Aku berasa diantara kesalahan. Kemanapun melangka tak pernah ada kebenaran yang mendatangi ku.
Aku rasa, hidupku begitu hampa. Begitu ringan hingga dengan mudahnya terbawa ke sana kemari sesuka orang lain.
____________________________
"Bisakah anda menjauh"
Deva sedari tadi berdiri menatap Rino kesal. Sudah beberapa peristiwa yang dia alami dikarenakan kedekatan mereka. Ia sudah tegas menolak, tapi tak pernah Rino mundur selangkah pun dari ketidaknyamanan Deva.
"Saya sibuk,kita bisa berbicara berdua saat makan siang . Saya sudah pesan makanan untuk dua orang , kamu bisa makan disini oke"
Deva kesal , muak dengan sikap tak acuh bosnya.
"Saya mohon hargai perasaan saya. Selama ini saya menyetujui hal hal gila itu karena anda bos saya. Jika dengan menolak saya bisa di pecat, saya tidak keberatan"
Rino tersenyum tipis. Lalu kembali fokus pada pekerjaannya.
"Oke, anda bisa kembali pada pekerjaan"
"Bos sialan" umpat Deva setelah kakinya melangkah keluar dari ruangan Rino.
"Dev.." sapa Rey saat tak sengaja berpapasan
"Kamu habis dari mana"
"Gak penting, aku duluan "
Tak menghiraukan pandangan Rino, Deva pergi lalu duduk di kursinya melanjutkan pekerjaannya.
__________________
Jam makan siang terlewatkan sepuluh menit, Deva baru beranjak berdiri namun tiba tiba terasa ada sebuah tangan memegang bahunya.
"Saya sudah lama nunggu kamu , baru selesai?"
Matanya menyipit, tertawa sinis. Deva kesal.
"Maksudnya apa pak?"
"Tadi pagi saya sudah mengatakannya"
"Pak jangan pancing saya buat berkata kasar "
"Kamu mau saya pecat?" Ancam Rino, berharap ancamannya mempan membujuk Deva.
Rey datang melihat keduanya berdebat. Sebenarnya ia tak enak hati mengganggu. Namun, ia merasa kasihan pada Deva.
"Mau makan bareng Deva?"
"Tentu"
Deva pergi tanpa menoleh kebelakang, sudah cukup kedekatan sialan ini . Deva sudah tak mau.
İa tak enak hati dengan Maria, apalagi setelah ia mendengar kebenaran yang di sampaikannya.Sore jam pulang kantor, satu persatu seluruh karyawan beranjak dan pulang. Tak sengaja Deva melewati ruangan yang berbeda dari yang lainnya, hanya ruangan ini yang terlihat masih terang. Terlihat siluet seseorang disana, nampaknya tengah berbicara dengan diikuti gerakan tangan.
Deva diam berdiri tepat didekat pintu. Memperhatikan siluet tinggi itu, sepertinya tidak begitu asing. Itu Rino.
Ternyata tak hanya satu orang , Rino sedang berbicara dengan seorang wanita.Baru saja berniat untuk pergi, tiba-tiba suara teriakan seorang wanita terdengar. Deva berlari mendekat .
Terlihat Rino mengangkat lengannya hendak menampar. Deva menahan lengan itu dari belakang."Deva..." Rino menoleh kebelakang dan terkejut.
" Tidak hanya pemaksa, anda juga memiliki perilaku buruk lainnya."
"Kamu gak apa apa?" Maria hanya mengangguk kepalanya.
"Berhenti berfikir buruk dengan otak kecilmu itu. Kamu terlalu banyak berfikir salah "
"Faktanya memang benar. Fakta bahwa bapak Rino yang terhormat tengah melakukan percobaan kekerasan pada seorang wanita"
"Karena dia pantas mendapatkan itu. Satu lagi, saya tahu kamu terpengaruh dengan ucapan dia. Kamu percaya semua omong kosong itu, kamu bodoh"
Maria diam mendengar. Sebenernya ia merasa senang, satu langkah menuju tujuannya.
"Bukan seperti itu.." pekik Deva. Ternyata Rino sudah tahu perihal itu.
"Ingat Deva, saya benar benar cinta sama kamu "
"Dan saya bukan satu-satunya"
Rino diam mematung, entah apalagi yang ada dalam kepala kecil itu tentang dirinya. Apa begitu buruk dirinya di benak gadis ini.
Rino pergi, tak ada artinya jika tetap melanjutkan perdebatan ini. Mungkin malah memperkeruh pikiran Deva. Setidaknya ia tak memperburuk meski tidak memperbaiki.
Rino berbicara pada seseorang lewat telepon. Ia harus memperbaiki apa yang sudah rusak.
_______________________________________
Thank you buat para reader yang mungkin sempat baca cerita ini.
Oh ya, ada rencana buat nyari case pemain. Tapi bingung mau nyari yang lokal, Eropa atau orang Korea.Next part semoga udah ada case pemainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? [REVISI]
Romance"Menikahlah dengan saya.... "suara bariton terdengar keseluruh penjuru ruangan ini. "Menikahlah dengan saya Deva!! "Pria itu mengulangi perkataannya yang membuat Deva kembali terkejut. "Haha jangan bercanda pak, saya bisa jantungan loh"ucap Deva be...