Bagian 1

97 12 3
                                    


Sang mentari mulai mengintip dari ufuk timur. Cahayanya menembus kaca kamar seorang gadis cantik yang membuat dirinya menggeliat.

"Arghh... Jam berapa ini? " tanya Ayla pada dirinya sendiri.

Jam menunjukkan pukul 05.00. Gadis yang masih setengah sadar itu bangkit dari tidurnya dan segera mengambil wudu untuk shalat subuh. Selepasnya di lakonilah kegiatan pagi yang menjadi rutinitas setiap orang.

Dengan langkah yang ringan dituruni anak tangga yang putih bersih itu. Seperti anak sma yang lain Ayla pun sudah lengkap dengan seragam dan tas dipunggungnya.

"Pagi ma! " sapaan pagi dari Ayla untuk Rere -ibu Ayla.

"Pagi juga sayang." timpal Rere yang tengah mengoleskan selai kacang di rotinya.

"Nanti siang mama mau nyusul papa kamu ke London,dan mungkin sampai satu minggu. Kamu baik baik di rumah ya!" tambah Rere pada anak sematawayangnya.

"Iya,ma... hati hati disana, Ayla berangkat sekolah dulu" jawab Ayla seadanya dan berlanjut dengan kecupan ditangan sang ibu dengan sebuah salam.

"Kamu nggak makan, sayang?" heran Rere karena melihat Ayla hanya meminum susu lalu pergi.

"Udah dibikinin bekal sama Bi Rum." jawab Ayla mulai meninggalkan rumah mewah itu dan berjalan ke halte bis dekat rumahnya. Dalam hati Ayla bicara apa yang dirasakannya Toh dirumah atau enggak gue tetep nggak diperduliin.

***

Sesampainya di sekolah Ayla mulai menyusuri koridor lantai satu. Telinga Ayla menangkap kebisingan dari siswi siswi SMA Harapan.

"Ganteng banget..."

"Keren banget, ngalahin pacar gue... "

"Gue aduin pacar lo tau rasa!"

"Radit makin hari makin ganteng aja..."

Ternyata saat ini di belakang Ayla ada Radit. Ya, Raditya Pratama anak kelas IPS 1 yang katanya paling tampan di sekolah ini. Dari yang Ayla denger Radit bukan orang yang kaya raya tapi parasnya yang rupawan membuatnya terkenal dan disukai banyak cewek.

Karena mulai merasa tidak nyaman Ayla mulai mempercepat langkahnya untuk sampai di kelasnya yang ada di lantai dua. Saat dianak tangga terakhir tiba tiba kaki Ayla tergelincir dan terjatuh.

Belum sempat kepalanya mengenai tangga, ternyata ada seseorang yang menangkap tubuh mungil Ayla. Dia pun mulai membuka mata dan menangkap sosok yang tampan, mata hitam, hidung mancung, kuit putih. Malaikat pencabut nyawa?

"Hati hati kalo jalan!" suara berat yang menyadarkan lamunan Ayla.

"Makasih." balas Ayla yang mulai berdiri dengan tegak dan pergi meninggalkan Radit.

Ya, orang yang menangkap Ayla adalah Radit. Kelas Radit juga berada disamping kelas Ayla. "Cantik" batin Radit.

***

Ini cerita pertama aku jadi kalo mengecewakan sorry banget.

Aku Percaya(Slow Up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang