Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit lalu. Karena guru meminta beberapa siswa yang telah ditunjuk untuk mengikuti lomba ilmiah tingkat provinsi, Ayla masih di sekolah dan mendengarkan penjelasan dari guru.
"Nah anak anak, ibu mohon kalian serius dalam pelajaran tambahan ini demi kemenangan sekolah kita!" semangat dari Bu Maya -pembina lomba.
"Bu, kapan lomba ini akan diujikan?" tanya seorang siswa yang duduk di belakang Ayla.
"Lomba ini akan diadakan minggu depan, dan ini anggota osis yang akan membantu persiapan kalian selama seminggu ini!" tera Bu Maya sambil menepuk bahu siswa yang sedari tadi berdiri di sampingnya.
"Perkenalkan saya Raditya Pratama perwakilan osis yang akan membantu keberlangsungan kegiatan ini!" ucap Radit dengan lantang.
"Baiklah, apakah ada yang ingin bertanya?" tambah Ibu Maya.
"Tidak, bu"
"Jika tidak kita sudahi tambahan pelajaran hari ini, semoga bermanfaat Asalammuallaikum wr wb,"
"Waalaikumsallam wr wb."
Semua yang ada diruangan itu mulai keluar dan menggunakan sepatunya. Ayla duduk di kursi panjang yang ada didepan ruangan lab sambil memakai sepatunya.
"Lo Ayla, temenya Wina kan?" tanya Radit yang sudah duduk disamping Ayla.
Ayla hanya menengok sebentar dan kembali mengikat sepatu. "Iya"
Datar banget dah, ni anak! batin Radit.
"Lo pulang naik apa?" tanya Radit,tulus.
"Bis,"
"Mau bareng gua? Naik motor butut sih,hehe"
Sejenak suasana hening, tidak ada jawaban dari yang ditanya. "Gimana?" tanya Radit lagi.
"Ya udah deh!, hemat ongkos juga."
"Ok!, lo tunggu digerbang aja!"
"Hmm"
Ayla tengah berdiri disamping gerbang, menunggu Radit. Dari arah parkiran siswa, terlihat cowok yang mengendari motor menuju ke arah Ayla. Ya benar saja, motor Radit memang sederhana, terlihat seperti vespa tapi lebih modern.
"Sorry lama, tadi pinjem helm dulu!"
"Helm siapa?" tanya Ayla dengan menunjuk helm itu dengan matanya.
"Temen Gue, Sakti namanya, untung aja dia belom pulang,"
Hanya dibalas dengan anggukan dan oh.
"Udah ayo naik!"
Ayla pun segera menggunakan helm nya dan naik, duduk dibelakang Radit.
"Rumah lo-" belum selesai Radit berucap sudah dipotong oleh Ayla.
"Jl. Cendana no 6."
"Ok"
Dengan kecepatan sedang, motor Radit membelah jalan kota yang tidak ramai. Ya, karena ini masih jam 14.30, masih jam kerja.
Karena jalanan yang tergolong sepi hanya diperlukan waktu 15 menit perjalanan untuk sampai dirumah Ayla. Ayla pun turun dari motor Radit dan menyerahkan helm yang baru dilepasnya kepada Radit.
"Makasih atas tumpangannya,"
"Santai aja, lo kan temennya pacar temen gue, jadi lo juga temen gue," direringi dengan tawa manis milik Radit
"Omongan lo, muter muter, " tanpa sadar ada senyum samar
"Yah... Penonton kecewa, kok senyumnya cuma kecil," goda Radit
"Apaan sih lo, sono pulang!"
"Diusir nih?"
"Iya, sono!! "
"Ya udah deh, gue pergi nih!!"
Radit pun mulai menggunakan helm yang sempat ia lepas tadi. Dan kembali menoleh ke arah Ayla
"Kangen boleh, tapi jangan nunggu!, berat!" kata Radit dengan tawa dibalik helm miliknya.
Motor Radit pun mulai melesat meninggalkan rumah Ayla. Yang Ayla tahu kini dia tengah tersenyum.
***
Hai gais jumpa lagi sama tor yang manis!!
Manisnya ngalahin gula jawa.
Happy reading!! Sorry for typoMarhaban Ya Ramadhan 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Percaya(Slow Up)
Teen FictionIngin ku pergi dari keramaian Yang membuatku terluka Karena aku tak ingin terluka kembali Meskipun ditempat gelap yang selaluku takuti Asalkan tak kurasakan kembali luka itu