Di sinilah Arya Kamandanu bersama istrinya yang sedang memantau Sebuah gubuk yang menurut informasi adalah rumah dari tiga wanita iblis itu.
"ingat uni, kita harus berhati-hati" Kamandanu mengingatkan istrinya
"Kakang tenang saja, akan saya hajar mereka" balas Sakawuni, ia beghitu kesal dengan kejadian pagi tadi, seharusnya ia melampiaskan kekesalannya.
Mereka mulai mendekati gubuk kecil yang terlihat menakutkan itu, ya sangat terasa aura yang berbeda yang ditimbulkan dari dalam. Tanpa diduga dari arah pintu masuk dengan gerakan yang sangat cepat dua buah benda melayang ke arah mereka, menghantam mereka yang tidak sempat mengelak. Sakawuni dan Kamandanu terlempar beberapa meter, tetapi dengan cepat bangkit kembali bangkit.
"kakang, ini berbahaya" di depan mereke dua benda aneh menyerupai boneka wanita berjubah putih setengah badan melayang dengan gerakan aneh.
"uni, kita memang benar-benar berhadapan dengan iblis" Kamandanu masih mencoba memahami situasi dihadapannya sekarang,
tiba-tiba dua boneka aneh itu menyerang mereka, tentu saja Kamandanu dan Sakawuni tak mau jadi korban, dengan gerakan cepat Sakawuni mengeluarkan pedangnya, begitu juga dengan Kamandanu dengan Pedang Naga Puspanya. Keduanya mengerahkan segala ilmu yang mereka miliki, dan berhasil menebas kedua boneka aneh itu dengan pedang mereka. Sakawuni dan Kamandanu saling melempar pandangan, dan berlari ke dalam gubuk itu dengan menerjang pintunya
kedatangan mereka telah disambut oleh dua orang wanita yang di kenal oleh mereka tadi pagi,
"ternyata kalian wanita busuk yang menjadi perusak itu" Sakawuni yang telah terbakar amarah, ia benar-benar ingin memenggal kepala kedua wanita itu,
"heh" Manik mengejek Sakawuni, " kau lah yang akan kami makan wanita aneh" sahutnya, ia ingin memancing kemarahan Sakawuni.
tanpa kata-kata Sakawuni langsung menyerang manik dengan gerakan brutal, sedangkan Kamandanu yang terkejut dengan gerakan Kamandanu langsung mengambil alih untuk membantu istrinya yang di serang oleh Bening. Pertarungan itu berjalan dengan sengit, Kamandanu terus menyerang dengan Pedang Naga Puspa nya, membuat Bening terdesak. ia merasa tenaganya tersedot oleh pedang itu.
sraak
lengan kokoh itu tergores oleh kuku panjang milik Bening, membuat kamandanu meringis. cakaran itu lumayan dalam hingga mengalirkan tetesan darah, pedangnya pun terlepas dari gengamannya.
"kakang" dengan raut Khawatir Sakawuni menghentikan pertarungan dan menghampiri suaminya, sedangkan kedua wanita itu tertawa terbahak-bahak melihat Kamandanu mulai merasakan efek dari cakaran Bening.
"sebentar lagi dia akan menjadi lelaki liar, dan tunduk pada kami" ucapnya dalam tawa iblisnya,
"dia akan mati setelah kami hisap darahnya" sambut Manik, matanya berubah menjadi merah darah, sedangkan Sakawuni semakin mendidih mendengarkan ucapan mereka.
"kalian, para iblis jahanam" entah dari mana kemarahan yang meluap timbul, mata Sakawuni memerah, sangat merah, membuat kedua wanita iblis itu sedikit gentar. "terimalah hukuman dariku" ucap Sakawuni, ia menyerang kedua wanita itu tanpa ada keraguan, apalagi matanya dipenuhu kilat kabut yang menyelimuti hatinya. ia terlihat seperti iblis yang siap memangsa targetnya.
kedua wanita itu benar-benar kwalahan menghadapi Sakawuni, hingga Bening yang dari tadi keteteran menghadapi Sakawuni menjadi korban pertama keganasannya,
"kau" kemarahan manik timbul saat melihat adiknya itu tak bergerak lagi
"sekarang giliranmu perempuan binal" kilatan kemarahan masih tergambar di mata merah itu, dengan gerak cepat Sakawuni menyambar mangsanya, hingga manik yang belum siap menjadi korban ke dua
"aakkkhh" tiba-tiba Kamandanu berteriak kesakitan, luka cakar tadi terasa panas hingga menyebar keseluruh tubuhnya, Sakawuni langsung tersentak mendengar teriakan keras suaminya,
"kakang, bertahanlah" Sakawuni menghampiri suaminya itu, kemudian memapah suaminya yang kesakitan
"uni, tubuhku terasa panas, gerah" racau Kamandanu tak jelas, kepalanya terasa pusing, dan pandagangannya berkunang-kunang.
"bersabarlah kakang, kita akan keluar dari sini" ucap Sakawuni mencoba menenangkan suaminya, tetapi tiba-tiba tubuh Kamandanu ditarik kebelakang, dan langsung di dekap oleh wanita berparas cantik.
"hei, siapa kau, berani sekali merebut suamiku" dengan suara lantang Sakawuni menunjuk ke arah wanita asing itu,
"ini adalah mangsaku, dan ia adalah obat yang paling bagus diantara pemuda lainnya" ia membelai wajah kamandanu yang sedang mengerang kesakitan, Kamandanu tidak bisa melawan karena tubuhnya terasa panas dan kaku, membuatnya sulit untuk melakukan perlawanan,
Sakawuni yang mendengar ucapan wanita itu kembali mendidih, ia cabut kembali pedang itu, ia segera menyerang wanita itu. pertarungan kembali terjadi, namun kali ini agak lama, sebab wanita itu dengan lihai menghindari dan menangkis serangn Sakawuni,
lalu bagaimana dengan Kamandanu yang tak bisa bergerak?? ia hanya mengamati pertarungan itu, ia mencari kelemahan wanita itu, tetapi pandangannya masih kabur akibat pengaruh cakaran itu.
srak
Sakawuni terkena cakaran keras, tetapi tidak menimbulkan apa-apa, membuat wanita itu terkejut
"heh, maaf saja, aku sudah menikah, dan lelaki yang kalian lukai itu adalah suamiku dan aku tidak akan mengampunimu" Sakawuni telah bersiap-siap dengan pedangnya itu,
"leher" tiba-tiba Kamandanu bersuara serak, sejenak mengalihkan Sakawuni, "tebas bagian lehernya" dengan susah payah Kamandanu mengatakan pada Sakawuni
"baiklah kakang, akan saya penggal leher perempuan binal itu" dengan gerakan cepat Sakawuni megarahkan pedangnya magandalkan jurus pedang lengan seribunya ia berhasil memenggal leher wanita itu, dan mayatnya menghilang secara misterius.
"kakang" Sakawuni menghampiri Suaminya, tubuhnya menggigil kedinginan, tetapi suhu tubuhnya panas hingga berkeringat, dengan sabar Sakawuni memapah suaminya keluar dari gubuk laknat itu.
~bersambung~
29 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Racun Aneh (Selesai ✅)
Teen FictionSuatu hari Kamandanu dan Sakawuni diperintahkan untuk menyelesaikan masalah di desa yang cukup terpencil. mereka sedikit mendapatkan kesulitan Bagaimana kisahnya? Baca ceritanya Jangan lupa vote n komentar, ikuti arthu yang tidak berwujud ini