Kebahagiaan itu semu. Aku yang paling tidak percaya pada kebahagiaan tetapi diberikan seseorang sepeti Johnny. Rasanya seakan seperti aku marah pada dunia tetapi dunia tetap memberi kebahagian. Aku menyentuh tangan Johnny, memeluk tangan suamiku erat.
Kali ini aku mendapatkan rumahku. Rumah yang tetap untukku, bukan hanya sebuah bangunan yang aku sewa. Bukan hanya sesuatu yang harus kukembalikan pada orang lain. Ini rumahku, sesuatu yang tidak harus aku bagi dan aku memiliki hak atasnya.
Egois kedengarannya, hanya saja aku tak mau lagi terluka juga membagi sesuatu pada orang lain. Juga ketika Daniel datang dan mengulurkan tangannya, aku menerimanya. Kali ini tanpa penyesalan, sakit hati juga sesak. Akan tetapi dengan sebuah senyuman. "Terima kasih. Aku akan berdoa untuk kebahagiaan kalian." Ujarku pada Daniel dan Jennie.
Setelah keduanya turun dari panggung, Lisa menatap Johnny dan mengecup pipinya. "Terima kasih karena tak pernah menyerah. Terima kasih karena selalu ada untukku. Aku beruntung memilikimu."
Johnny menoleh, mengusap lembut pipi Lisa. "Terima kasih juga karena telah mau berjalan di jalan ini bersamaku."
Pada akhirnya melepaskan sesuatu yang tak membuatmu bahagia adalah satu-satunya cara untuk menjadi bahagia. Bagiku, Johnny adalah kebahagiaan sejati, tempatku pulang. Rumah yang akan selalu menjadi tujuanku untuk kembali. Awalnya kukira Daniel adalah rumah, nyatanya ia hanya kusewa dari seorang wanita. Akan tetapi, Johnny bagiku adalah rumah sejati yang tak perlu kusewa dari wanita lain.
Johnny adalah rumahku. Satu-satunya untukku.
e n d
endingnya terlihat begitu posesif
tapi yaaa gimana yaaa wkwk
yaudah segini aja, makasih syudah baca!
-amel
KAMU SEDANG MEMBACA
ku kira kau rumah [lm × kd]
Contoku kira kau rumah nyatanya kau cuma aku sewa dari tubuh seorang wanita yang memintamu untuk pulang amigdala - ku kira kau rumah •• song fiction, 22/04/2018