Aku tahu aku egois. Hanya saja rasanya salah ketika aku harus melepaskanmu. Aku bodoh, memang. Aku menginginkanmu, juga Jennie.
Melihatmu bahagia dengan orang lain malah membuatku marah. Bukankah selama ini kamu hanya tersenyum padaku? Bukankah seharusnya aku yang memberikan senyum itu padamu? Akan tetapi, aku juga yang membuatmu menangis bukan? Ironik sekali.
Kini melihatmu sendiri malah membuatku mengikutimu dari belakang. Kita dekat, tapi aku tak dapat mendekat. "Kau benar-benar akan menikah dengan Johnny?" Tanyaku dan aku tahu kamu mendengarnya.
Jangan mengabaikanku, Lisa!
"Dan kau menikah dengan Jennie, seperti seharusnya." Kamu membalas dengan nada dingin. You used to talk to me with a sweet voice. "Kau yang membuangku, Daniel."
Aku mempercepat langkahku, menarik tangannya. "A-aku menyesal. Maafkan aku."
Lisa terkekeh, "Tak ada gunanya. Sekarang lepaskan aku."
Aku menggeram, menarik tengkuknya dan memberikan sebuah ciuman. Awalnya Lisa diam, tetapi kemudian membalas ciumanku. Dan aku tersenyum karenanya. "Kamu masih menginginkanku."
Lagi, Lisa terkekeh. Entah mengapa aku tak menyukainya. Gadis itu menyampirkan rambutnya ke belakang telinga. "Kamu menyedihkan. Ketika kamu pergi, aku sudah memutuskan untuk melepaskanmu. Ciuman tadi hanya agar kamu tak terlihat menyedihkan, sekaligus salam perpisahan dariku." Lisa kemudian mengeluarkan amplop berwarna ungu--undangan yang Jennie pilih. "Ajak Jennie untuk datang ke pernikahanku dan Johnny. Sampai jumpa, Daniel."
Aku tahu, kali ini aku benar-benar kehilanganmu.
••
satu lagi abis itu end, yey
-amel
KAMU SEDANG MEMBACA
ku kira kau rumah [lm × kd]
Kısa Hikayeku kira kau rumah nyatanya kau cuma aku sewa dari tubuh seorang wanita yang memintamu untuk pulang amigdala - ku kira kau rumah •• song fiction, 22/04/2018