Seekor Siberian Husky dengan pola melingkar di bawah lehernya berlari di hamparan daratan putih bersalju. Kaki-kakinya terbenam dalam tumpukan salju yang turun dan belum berhenti hingga pagi ini. Kepingan-kepingan es yang menumpuk pada bulu di kepalanya tidak mampu untuk mendinginkan tubuhnya yang panas.
Dari kejauhan anjing rupawan itu mengamati sebuah mobil sedan hitam melaju dengan kecepatan pelan menuju bandara. Wujud penyamarannya ini memungkinkan dia beraktivitas di tengah masyarakat kota.
Belum setengah jam dia dipisahkan dari Hinata tetapi, rasa rindu yang mendalam sudah membuatnya hampir mati merana. Hyuga Hiashi membawa putrinya kembali ke Tokyo.
"Naruto. Kau harus berangkat." Kushina memandang sedih pada anaknya. Hati seorang ibu pasti merasakan sakit yang sama jika melihat buah hatinya terluka.
Mau tidak mau Naruto harus kembali ke negaranya. Namikaze Naruto membuat kesepakatan dengan calon mertuanya bahwa dirinya dan Hinata dilarang bertemu sampai tiba waktunya pernikahan.
...
Hyuga Hiashi mendampingi Namikaze Minato dan isterinya saat berhadapan dengan tetua Hyuga.
"Jadi... Namikaze-san apa kesibukan anda sehari-hari?" tanya seorang Tetua yang nampak sangat renta.
Minato mengerti kemana arah pembicaraan basa-basi ini. Para sesepuh Hyuga pasti ingin mengetahui pekerjaannya untuk pertimbangan apakah putranya pantas untuk mendampingi penerus mereka. "Saya seorang kepala suku."
"Kepala suku, eh?" Bukan hanya para tetua yang terkejut tetapi juga Hiashi. Dari semua pekerjaan di dunia, dia mendapat calon besan seorang kepala suku. Orang tua itu sudah membayangkan sebuah komunitas kecil masyarakat yang tinggal di pedalaman hutan.
"Untuk urusan kelangsungan perekonomian rumah tangga, saya punya orang kepercayaan yang menangani perusahaan multinasional kami dengan sangat baik. Tetua pasti mengenal Hatake Kakashi-san."
Hadirin nampak sangat takjub. Siapa yang tidak mengenal Hatake Kakashi---seorang CEO berpenampilan eksentrik yang kesehariannya mengenakan masker untuk menutupi wajahnya.
Kushina memutar bola matanya. Wanita itu sudah hafal kebiasaan suaminya yang tidak tahan untuk pamer dan membuat orang lain terkesan.
Setelah pengakuan Minato secara tidak langsung tentang status sosial dan jumlah kekayaan yang dimiliki keluarganya---rencana pernikahan berjalan lancar bahkan tanpa satupun keberatan dan interupsi dari para tetua yang biasanya banyak tuntutan.
"Sudah ditetapkan, satu minggu dari sekarang di kuil Rinne."
...
"Berhentilah mondar-mandir di hadapanku." Uzumaki Karin membanting rusa buruannya ke kaki Naruto. Sejak pagi gadis berambut merah itu sudah dibuat kesal oleh sepupu kuningnya yang tidak bisa tenang walau sekejap.
"Kalau kau merindukan gadis itu, pergilah temui dia. Lihat tubuhmu sampai kurus seperti itu. Wajah murung jelekmu itu membuat moodku selalu buruk."
"Tapi, Hiashi-san bilang akan membatalkan pernikahan kalau aku menemui anaknya." Naruto sebenarnya tergoda oleh aroma daging rusa segar setelah hampir satu minggu dia kehilangan nafsu makan.
"Apa kau bodoh? Mengapa aku punya pertalian darah dengan idiot ini." Karin meluapkan kekesalannya yang sudah menumpuk sejak Naruto yang seperti mayat hidup pulang dari Jepang.
"Kalau kau menari-nari di hadapan calon mertuamu tentu saja dia akan tau. Kau tidak pernah dengar kata me-nye-li-nap?"
Karin kembali memanggul rusa-nya. Gadis itu memilih menikmati makan malam di dalam pondoknya sendiri. "Membuang-buang waktuku saja memberitahu hal sepele seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Dust
FanficA NaruHina Fanfiction for #NHFD9/2018 Keluar dari panti rehabailitasi akibat kecanduan narkoba, Hyuga Hinata menemukan cahaya keceriannya lagi, seekor anjing Husky mengekorinya pulang. Dia menamainya, Naruto. Apakah Naruto benar-benar seekor anjing...