Big Thanks to @sortingstars for the amazing cover! :)
***
Bel istirahat berbunyi. Kenzie berjalan pelan membawa buku-buku nya, berniat untuk memasukkan buku-buku tebalnya ke dalam loker.
Setelah memasukkan buku nya ia bergegas ke cafeteria, cacing cacing di perut nya sudah protes karena perut nya tidak diisi makanan apapun dari pagi.
Cafeteria sudah ramai seperti biasa.Setelah mengambil makanan, Kenzie mengernyit jijik kearah meja para remaja yang gila akan sex. Ini waktu istirahat, tetapi mereka gunakan untuk make-out? Bukankah itu menjijikkan?
Mereka make-out di hadapan banyak orang dalam posisi mereka sedang menyantap makanan. Kalian tentu saja akan jijik kan melihat pemandangan seperti itu?
Dengan tampang cuek Kenzie mengacuhkan para pasangan itu dan berjalan menuju meja nya. Tempat nya itu hanya berisi satu meja dan dua kursi berhadapan.
Harry yang baru saja keluar dari kelas nya langsung berjalan cepat menuju cafeteria, dan mendatangi meja para SGG-lebih tepatnya mendatangi Janie.
Baru ingin berbicara, Erika menyambar. "Hey Harry! Kau ingin duduk disini?"pekik Erika riang.
Sementara Harry tersenyum canggung, "No! eh.. uhm- maksudku, tidak. Terimakasih...."
"Erika,"
"Iya, Erika."Harry mengangkat jempol nya canggung. Lalu Janie berdiri. Seperti sudah tahu apa yang Harry inginkan, ia menarik lengan Harry.
Bisa kau bayangkan, suasana cafeteria penuh dengan bisikan para gadis. Dan mereka memandang sinis ke arah Janie. Sudah 2 hari ini Harry terlihat dekat dengan Janie, sudah tahu kan mengapa para gadis gadis ganas itu memandangi Janie dengan tatapan sinis?
Janie mengedarkan pandangan nya. Cafeteria begitu ramai dan banyak yang berlalu lalang, namun Janie sudah tahu bahwa Kenzie selalu ada di tempat miliknya. Yang selalu Kenzie bilang pada Janie, "tempatku ini VIP. Tidak ada yang pernah duduk disini. Disini tenang, nyaman."
"Itu dia."Janie menunjuk kearah Kenzie. "Yang sedang memutar-mutar sedotan nya."
Dunia Harry seketika berhenti. Tatapan nya hanya berlangsung kearah Kenzie. Okay, kalian bisa bilang ini berlebihan namun ini benar. Rambut nya yang menggantung, wajah nya yang cuek namun polos, dengan sweater hitamnya, bibirnya bergerak-gerak, dengan earphone terpasang di telinga nya, dan tangannya yang sedang bergerak-gerak memutar sedotan. Sudah terbayangkan oleh Harry sebelumnya bahwa Kenzie akan terlihat seperti itu.
"Hey? Kenapa diam saja? cepat hampiri dia,"seru Janie. Harry berdehem, lalu tersenyum lebar. Menepuk pundak Janie, "Thanks Jan! akan kusampaikan salam mu pada Malik!" Harry mengacungkan jempolnya dan berjalan menuju Kenzie. Sementara Janie yang sedang menutupi wajahnya dengan satu tangan. Dan Zayn yang tertawa akan tingkah nya.
Hey? Kau tahu? Harry berjalan sangat pelan kearah Kenzie. Jantungnya berdetak, ia deg-degan! Ia berdehem lagi, agar suara nya terdengar stabil. Dan setelah sampai, ia langsung menarik kursi di hadapan Kenzie.
Kenzie yang masih belum sadar ada Harry duduk didepannya. Ia masih memutarkan sedotan nya sambil bernyanyi pelan. Harry yang gugup, ia menggerak-gerakkan kaki nya di bawah meja, dan tak sengaja, converse putih miliknya menginjak docmartens hitam milik Kenzie. Sontak Kenzie melihat ke bawah meja. Melihat ada kaki disana, ia mendongak. Dan mendapati Harry yang duduk didepannya. Merasa Kenzie sudah menyadari keberadaan nya, Harry tersenyum. "Hello...?"
Kenzie diam. Ia melepas earphone dari kedua telinga nya. Lalu mengernyitkan alisnya. "Apa?"
"Aku Harry..." Harry menjulurkan tangannya kearah Kenzie.
Kenzie mengangguk tanpa membalas jabatan tangan Harry, "Oohh.."
Harry mendelik, "Hanya 'oh' saja?"
"Memang nya aku harus menjawab apa?"
"Hey, seharusnya kau menjabat tangan ku, lalu menyebutkan namamu.." Harry tersenyum lalu melanjutkan. "dan tersenyum."
Kenzie mengangkat bahunya. Lalu menaikkan alisnya, melihat Harry yang sedang menatapi nya. "Why are you staring at me?"
Harry terkekeh, "You're so cute,"
Kenzie menggelengkan kepala nya, "no," tukas Kenzie cepat.
Keheningan menyelimuti suasana di antara mereka-walaupun cafeteria sangat lah ramai. Kenzie hanya meminum lemon tea nya sambil menatapi meja.
"Oh we go where nobody knows, with guns hidden under our petticoats. No we're never gunna' quit it, no we're never gunna' quit it no..." Harry menyanyikan lagu dari band kesukaan Kenzie. Dan tentu saja, Kenzie langsung tersenyum mendengar nya.
Harry tertawa begitu melihat Kenzie tersenyum. Bangga bahwa misi nya berhasil. "Bagaimana? Aku sudah seperti Matty belum?"
Kenzie mengernyitkan alisnya, menggeleng, kemudian tertawa. "No, never. You wish,"
***
Bel sudah berbunyi. Tanda berakhirnya sekolah hari ini pun tiba. Murid-murid keluar dari kelas nya dengan wajah riang. Hey? Siapa yang tidak senang jika waktu pulang sekolah sudah tiba?
Janie menghampiri Kenzie. "Kenz!"
"JANIE I MISS YOU!" Kenzie memeluk Janie erat. Mereka tertawa dan melepas pelukannya. "I miss you too!"pekik Janie.
"Pulang bersama ku kan? Tapi bisakah kau yang mengendarai mobil ku?"tanya Janie. Mereka berdua berjalan melewati koridor.
Bisa kau bayangkan lagi. Koridor dipenuhi oleh banyak orang. Dan kedua orang yang sedang digosipi dekat dengan Harry melewati koridor dengan santai. Walaupun para gadis tengah berbisik dan memandangi mereka.
Kenzie menggangguk. "Iya, tentu saja bisa," Kenzie menerima kunci mobil yang diberikan Janie.
"Hey? Kok tadi kau tidak menghampiri ku sih?" tanya Kenzie sambil menyetir mobil milik Janie.
"Oh, tadi pagi aku tela-"
"Duh, bukan pagi Jan. Istirahat tadi,"ujar Kenzie.
Janie terkekeh, "tadi kan kau bersama Harry. Lagipula kursi nya juga hanya ada dua Ken,"
Kenzie membelalak, "Kau mengenalnya?"
Janie juga membelalakan matanya. "Loh? Harus nya aku yang menanyakan tadi kau ada urusan apa dengan nya.."
"Tadi tiba-tiba ia duduk didepanku. Dia mengenalkan diri nya padaku dan lalu ia bernyanyi Chocolate,"ujar Kenzie.
"Aku memang mengenalnya. Dia teman dekat Zayn.. Lalu, eh. Ngomong-ngomong, siapa pasangan prom mu?" Janie memiringkan badan nya ke kanan, menatap Kenzie yang menyetir dengan serius.
Kenzie mengangkat bahu nya. "Aku tidak tahu,"
"Yang benar saja Ken?"Pekik Janie. "boleh aku pinjam handphone mu?"
Tiba-tiba Kenzie mengerem mendadak. Membuat mereka berdua terkaget. Lalu tertawa lepas. "ini gara-gara kau memekik tadi Jan! aku jadi tidak serius kan. hampir saja aku menabrak bapak tua itu."
"Berlebihan, ih."Janie mencubit lengan Kenzie. Lalu mengambil tas Kenzie di jok belakang. Membuka handphone Kenzie, Janie iseng membaca pesan nya.
Tiba-tiba, Janie memekik keras. "OH MY GOD KENZIE KAU BERPASANGAN DENGAN HARRY!!!"
Dan lagi-lagi Kenzie mengerem mobil secara mendadak.
***
Chapter 4! Maaf baru diupdate & pendek. Aku sedih bgt sumpah masa aku udah bener-bener ngesave tapi malah ilang. Parah bangetkan. Sempet putus aja juga, sedih kan udah ngetik panjang tp ilang gitu aja:(
Hey hey hey, Kenzie! > > > >
Tell me if you like it! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
dolphinately no
Fanfiction❝whale you go to prom with me?❞ ❝dolphinately no❞ [harry styles - fanfiction]