Liam POV :
" em.. Terimakasih Li. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak datang tadi dan ya.. Aku sudah terlalu sering merepotkanmu. " ucap Syahra.
" no. It's okay Syahra. Aku tidak merasa direpotkan. Dan sudah kewajiban kita sebagai manusia untuk saling menolong satu sama lain. " jawabku.Tersenyum. Canggung.
Mungkin itu keadaan yang bisa dijelaskan untuk saat ini. Ekspresinya menunjukan bahwa ia sedang mendapatkan luka yang sangat mendalam. namun ia berusaha untuk menutupi semua itu." aku masuk dulu ya? " pamit Syahra.
Mungkin dikeadaannya seperti ini dia membutuhkan waktu sendiri. Aku tidak menyuruhnya atau memaksanya untuk mempersilahkan aku masuk. Tapi.. Aku tidak mungkin membiarkannya sendiri. Aku tidak tega." aku akan menemanimu. " ucapku.
" tidak usah Li.. Itu akan merepotkanmu. Kau benar benar sudah banyak membantuku. " jawab Syahra.
Aku tidak ingin mendebat. Karena itu akan memperburuk suasana hatinya.
" kalau begitu, apa kau sudah makan? " tanyaku.
" sudah. Tetapi hanya beberapa sendok. " jawabnya.
" kau masuklah dulu, aku akan membelikanmu makanan. Aku akan kembali secepatnya. "
" no Liam. Tidak perlu. Hm.. Masih ada makanan buatan Zayn didalam. Aku akan menghabiskan itu dulu. Dia sudah masak pagi-pagi sekali dan.. Aku juga tidak mau buang-buang makanan. " jelasnya.
Satu kata untuk menjelaskan perasaanku saat ini. CEMAS dengan keadaannya.
" baiklah, dengarkan aku. Mungkin aku tidak seromantis atau pun sesopan lelaki diluar sana. Tetapi, jika kau butuh sesuatu, teman curhat atau teman jemputan atau berbagai hal lagi.. " aku menjeda ucapanku seraya mengambil sesuatu di saku jaketku.
" ini. Kartu namaku. Disitu ada nomer telefonku. Hubungi aku kapan saja dan apapun yang kau butuhkan. Aku selalu aktif 24 jam non-stop. " lanjutku.
Dan dia terkekeh.
Setidaknya dia sudah kembali sedikit tertawa." i don't know what can i do for you but.. Thanks Liam. " ucapnya kemudian tersenyum kepadaku.
" just do this. "
" what? "
" berjanjilah untuk menghubungiku disaat kau butuh seseorang, bantuan, sesuatu dan lain lain. Okay? " ucapku dengan menjulurkan jari kelingkingku padanya.
" aku tidak janji. Tapi akan aku usahakan. " jawabnya dengan menautkan kelingkingnya dengan kelingkingku.
" kau masuklah. Istirahat dan jangan lupa makan. "
" okay. Be careful Liam and.. Thanks again. "
-------------------------
Kleek..
Sepi sekali. Kemana semua mereka? Lampu dimatikan, jendela ditutup, korden ditutup. Tapi pintu tidak dikunci_-" mate?? "
" hai daddy! Come here! Lagi nonton nih! " Niall maybe?
Ruang kumpul.
Biar aku jelaskan. Ruang kumpul ini seperti ruang keluarga yang didalamnya terdapat televisi, sofa, dan sebagainya. Hanya saja kami tata ulang kembali dan menambah furniture-furniture yang lain. Dan letak ruang kumpul ini bersebelahan dengan dapur. Katanya sih biar tidak repot kalau ingin menonton dan bersantai. Tinggal jalan sedikit dan jika kau tidak ingin tertinggal filmnya, kau bisa berjalan dengan mundur.
Siapa lagi kalau bukan ide Niall.