Teruskanlah

2K 169 42
                                    

Sudah 2 jam lebih dari tengah malam saat ini, tapi tak ada tanda-tanda Shani akan pulang ke unit yang ditinggalinya bersama Gracia 3 tahun belakangan ini. Gracia sendiri masih betah duduk menunggu di meja makan dengan beberapa hidangan yang sengaja dia masak sedari sore tadi karena ini adalah hari special mereka dan sekarang telah dingin.

Bukannya Gracia tak khawatir, tapi dia sendiri tau sesibuk apa Shani beberapa bulan terakhir ini. Hanya sekedar mengirimkan chat dan menelfonnya pun Gracia tak berani, karena dia takut akan mengganggu pekerjaan Shani.  Sejak mereka memutuskan untuk tinggal bersama, Shani semakin sibuk bekerja membuat Gracia sedikit kesepian.

Beberapa kali Gracia terlihat menguap dan terkantuk-kantuk menunggu kepulangan Shani. Hingga entah sudah berapa lama dia tertidur sejenak, terdengar suara pintu unit mereka terbuka dari luar dan nampaklah Shani dengan pakaian kerjanya yang sedikit lusuh dan muka yang sangat lelah.

"Kamu baru pulang sayang?" Sapa Gracia yang baru saja terbangun karena suara pintu unit mereka yang ditutup agak keras oleh Shani.

Gracia mengerutkan keningnya saat Shani hanya berjalan melewati dirinya yang kini berdiri di samping meja makan.

"A...apa kamu mau makan? Biar kuangetin dulu...masakannya." Tanya Gracia lagi, tapi belum juga selesai kalimatnya Shani sudah masuk ke kamar tanpa menghiraukannya sedikitpun. Seolah Gracia tak ada disitu.

Bukannya hati Gracia tak sakit mendapat perlakuan seperti itu. Bahkan bukan kali ini saja kata-katanya hanya dianggap angin lalu oleh Shani. Tapi lagi-lagi Gracia berfikiran positif kepada Shani. "Mungkin dia sedang ada masalah di kantor." Batinnya.

Setelah membereskan meja makan dan menyimpan makanan yang sudah susah payah dimasaknya tapi sama sekali tak tersentuh, Gracia menyusul Shani ke kamar mereka. Didapatinya Shani tertidur dengan masih mengenakan pakaian kantornya dan sepatu yang masih melekat di kakinya yang menjuntai. "Dia pasti benar-benar lelah." Batinnya lagi sambil menghela nafas panjang.

Dengan sabar dan telaten Gracia melepaskan sepatu dan mengganti baju Shani juga membenarkan posisi tidurnya agar lebih nyaman. Bukan dia tak sadar, akan bau parfum yang bukan miliknya atau milik Shani yang melekat di pakaian Shani. Tapi lagi-lagi Gracia tetap berfikir positif tentang kekasihnya itu.

Setelah memasukkan baju kotor Shani ke keranjang laundry, Gracia pun membaringkan tubuhnya di sisi Shani. Ditariknya selimut hingga menutupi tubuh mereka sebatas bahu. Dipandanginya wajah cantik gadis yang memenuhi hati dan fikirannya saat ini yang terlihat damai saat tidur. Hingga tak kuasa Gracia mencium sekilas bibirnya gemas. "Happy Anniversary sayang." Bisiknya pelan kepada Shani.

Pernahkah kau bicara, tapi tak didengar? Tak dianggap sama sekali...

***

Meski baru tidur kurang dari 2 jam, Gracia kini telah bangun seperti kebiasaannya setelah tinggal bersama Shani. Biasanya sesaat setelah bangun tidur dia akan membangunkan Shani, tapi melihat wajah lelah dan kantong mata milik Shani membuatnya mengurungkan niatnya. Diusapnya lembut pipi Shani lalu bangkit beranjak dari ranjang.

Dihangatkannya beberapa masakan yang semalam sudah diamankan olehnya. Tak lupa dia membuat dua gelas teh camomile hangat untuknya dan Shani. Tapi baru saja dia menata piring di atas meja, dirinya dikejutkan dengan cengkeraman yang cukup keras dilengannya.

"Kenapa kamu ga bangunin aku?" Tanya Shani dengan nada dingin dan raut muka penuh amarah. Gracia yang bingung hanya menatap Shani penuh tanya.

"Kenapa diem aja? Kamu tau pagi ini aku ada meeting penting untuk proyek selanjutnya, dan karena kamu ga bangunin aku, aku bakal terlambat dan bisa aja proyek itu batal!" Belum hilang keterkejutannya, cengkraman dilengannya makin kencang. Belum lagi nada suara Shani yang makin meninggi membuatnya ingin menangis saja rasanya.

"A...aku cuma...cuma ga tega lihat wajah capek kamu. Semalam kamu pulang subuh." Jawab Gracia takut, bukan kali ini saja Gracia dibentak karena kesalahan yang tidak dia lakukan.

"Ah sudahlah!" Ucap Shani gusar dan berlalu dari hadapan Gracia. Dia masuk ke kamar dan tak menghiraukan Gracia yang kini tengah menangis dalam diam.

Gracia tak berani menyusul Shani ke dalam kamar. Yang dia lakukan hanya duduk termangu di meja makan. Tak berapa lama Shani keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi.

"Ma...maaf aku..." lagi-lagi ucapannya diacuhkan. Shani meninggalkan unit mereka dengan langkah lebar. Gracia hanya mampu melihat punggung Shani menjauh dan hilang di balik pintu yang terbanting kasar.

Belakangan sikap Shani berubah kepadanya dan itu sangat melukai hatinya. Tapi lagi dan lagi Gracia tetap berfikiran positif terhadap Shani. "Mungkin tekanan pekerjaannya sangat tinggi hingga dia stress." Pikirnya.

Pernahkah kau tak salah, tapi disalahkan? Tak diberi kesempatan...

***

Cukup lama Gracia termenung di ruang tengah. Ruangan tempat biasa dirinya dan Shani menghabiskan waktu untuk bercengkrama, nonton drama sambil berpelukan atau sekedar ngobrol ringan dulu sebelum Shani berubah. Ya, dia seolah tak mengenal Shani lagi sekarang. Shaninya yang dulu adalah pribadi yang hangat, meski dia bertampang datar dan terlihat acuh tapi sama sekali tak pernah membiarkan Gracia sedih ataupun terluka. Shani menghibur dan menjaga Gracia dengan caranya sendiri dan tentu saja itulah alasan yang membuat Gracia betah bersamanya. Tapi sekarang perasaan itu goyah karena perubahan sikap Shani kepadanya. Mungkin hanya masalah waktu hingga nanti Gracia tak sanggup lagi dan memilih pergi.

"Sayang...aku...aku kangen kamu..." setetes air mata jatuh di sebuah foto yang terbingkai manis dan sedari tadi digenggam oleh Gracia, diikuti dengan tetes demi tetes lain yang kian deras dan pilu. Dipeluknya erat foto itu demi menghilangkan rasa sakit dan juga perasaan asing yang menyeruak.

Kuhidup dengan siapa? Ku tak tahu kau siapa...
Kau kekasihku tapi orang lain bagiku...

***

Tbc.

Hi, lama ya ga update cerita disini, masih pada nungguin ga? Hehehe mungkin habis ini bakal lama lagi nih updatenya jadi tungguin aja ya *kabur 😳

Flashfict GreShanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang