KANGEN XAVIER?
HAPPY READING! JANGAN LUPA KLIK BINTANG KECILNYA!!
_______________________
Ah, Xavier... Xavier tersenyum lebar. Sungguh, tiba-tiba saja moodnya langsung naik mendengar Aurora menyebutkan namanya.
"Tapi itu terputus." Seperti biasa, Xavier tidak akan membuat ini mudah.
"Sekarang begini saja. Kau menciumku atau kau usir dia. Pilihannya ada di tanganmu, Cinderella," ucap Xavier yang membuat Aurora menggeleng tidak percaya.
Astaga! Lelaki ini gila!
___________
Playlist : DiscoFries ft. Raquel Castro - U Make Me
Playlist kamu? :
***
"Sepuluh... Sembilan... Delapan...."
"Damn! Xavier!"
"Satu." Ucapan Xavier yang langsung melompat ke angka satu usai berkata angka tujuh tentu saja membuat Aurora menatapnya panik. Apalagi setelah itu Xavier sudah jelas-jelas menarik tengkuknya dan bergerak untuk menciumnya.
Reflek, Aurora mengangat telapak tangannya dan menutup bibirnya. Membuat bibir Xavier hanya mendarat di tangannya.
"Okay! Yang kedua. Sekarang lepas!" erang Aurora kesal setelah itu. Well, sepertinya Aurora memang harus melakukannya, melihat kilat menantang di mata Xavier usai ciumannya gagal.
Dan Xavier menuruti permintaan Aurora, dia melepaskan rangkulannya dan bergerak menggendong Tallulah. Sebelum bergerak duduk di sofa sementara matanya masih memberikan tatapan memeringatkan pada Aurora.
"Ian... Itu tadi...."
"That's okay, Aurora...," ucap Ian sembari tersenyum manis begitu Aurora menatapnya. Tatapan tajam yang Ian berika tadi juga sudah menghilang, tergantikan oleh raut jenakanya seperti biasa.
"Aku sebenarnya ingin mengambil Tallulah lagi, tadi aku meninggalkannya sebentar karena urusan penting. Tetapi sepertinya kau sudah pulang."
"Yeah, aku baru saja datang," ucap Aurora dengan canggung.
"Kalau begitu aku pulang dulu. Kau bisa menghubungiku lagi jika kau membutuhkan sesuatu, Aurora," ucap Ian sembari bergerak ke arah pintu. "Aku akan selalu siap sedia jika temanku membutuhkanku," tambah Ian yang langsung membuat Aurora menatapnya lama.
Ah iya, teman. Seharusnya Aurora memang tidak perlu mengkhawatirkan Ian, mengingat mereka berdua sudah sepakat untuk hanya berteman meskipun.... "Terimakasih, Ian," jawab Aurora pada akhirnya, mengentaskan segala pemikiran yang sempat melayang di kepalanya.
Ian terkekeh pelan. "Kau sudah banyak berterimakasih padaku, cantik," katanya.
"Ngomong-ngomong apa nanti malam kau mempunyai waktu senggang? Ibuku datang, dia ingin bertemu denganmu dan mengundangmu makan malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
She Owns the DEVIL Prince
Romance[SEQUEL MY BASTARD PRINCE | Bisa dibaca terpisah] BUKU SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA; PART DI WATTPAD MASIH LENGKAP. [Completed | Mature ⚠️] Highest rank : #1 in romance WARNING! DON'T COPY MY STORIES, DILARANG PLAGIAT! ...