Sesal

4.6K 322 1
                                    

Lalisa pov.

Akupun sampai di rumah dan langsung menuju kamar sambil masih menangis hingga tidak menyadari bahwa ada eomma dan appa di ruang tamu.

"Lalisa kau kenapa?, hei sayang kau kenapa eomma masuk ne?" Tanya eomma lembut dari luar kamar

"N-ne." Jawabku singkat sambil sedikit terisak.

"Sayang kau kenapa,cerita ke eomma ada apa di sekolah, apakah ada yang memukulmu huh? ada apa sayang cerita ke eomma!" Tanya eomma khawatir dengan kondisi putrinya saat ini.

"Eomma hiks... apakah aku jadi dijodohkan hiks... dengan si brengsek itu? Hiks... hiks..." Tanyaku sambil menangis menjadi jadinya.

"Si brengsek siapa yang kau maksud sayang?" Tanya eomma lembut, dan mengelus pucuk kepala putrinya.

"Eommaaaa..." Teriak Lisa yang membuat sang appa ikut menyusul ke kamar.

"Wae?" Tanya appa yang baru datang.

"Eomma... Appa, apakah aku harus di jodohkan dengan Pewaris tunggal Jeon Corp?" Tanyaku pada kedua orang tuaku.

Mereka pun kaget dan langsung menenangkan aku, dengan mengelus lembut punggungku.

"Dengarlah sayang, kami keluarga Kim memiliki perjanjian bahwa kami dan keluarga Jeon jika memiliki anak berbeda jenis kelamin, akan kami jodohkan dan ini pun permintaan dari kakek dari Jungkook sayang." Ucap sang appa kepada Lisa.

"Tolong batalkan appa, aku tidak mau dijodohkan, aku masih SMA dan sebentar lagi akan ujian, kenapa kalian berdua tega sekali kepadaku hiks... hiks..."

Aku pun kembali menangis sejadi-jadinya, dan langsung memeluk eomma untuk melampiaskan bebanku.

20 menit kemudian.

Setelah menangis di pelukan eomma, tanpa sadar aku tertidur. Tuan dan nyonya Kim pun keluar dari kamar putrinya, dan seperti membicarakan sesuatu.

"Sepertinya Lisa benar, kita tidak boleh terlalu memaksakan perjodohan ini." Ucap nyonya Kim lembut pada sang suami.

"Tapi ini perjanjian sayang, dan ini juga keinginan kakek Jungkook juga kan...?" Tuan Kim seperti memikirkan sesuatu

"Ahh.. begini, aku akan menelepon keluarga Jeon supaya perjodohan ini tidak terlalu dipaksakan dan menunggu, agar mereka berdua pun siap." Ucap tuan Kim.

Nyonya Kim hanya mengangguk mengiyakan perkataan sang suami. Tuan Kim pun langsung menelepon kediaman keluarga Jeon.

"Yeoboseyo."

"...."

"Begini...sepertinya mereka berdua jangan terlalu dipaksakan dalam perjodohan ini."

"...."

"Nee...aku tau, bagaimana jika menunggu beberapa tahun lagi, dan mereka sepertinya juga mengekang dengan perjodohan ini."

"...."

"Baiklah, terima kasih sudah mengerti."
Ucap tuan Kim mengakhiri sambungan teleponnya.

"Bagaimana?" Tanya nyonya Kim.

"Kita memberi kebebasan mereka berdua dulu, setelah dirasa cukup, langsung kita laksanakan pernikahan. Keluarga Jeon juga setuju."

Kediaman keluarga Jeon.

Tuan Jeon pov.

Saat aku sedang bersantai, tiba-tiba suara panggilan masuk mengganggu kegiatanku.

"...."

"Nee.. Yeoboseyo tuan Kim."

"...."

"Kenapa...? Kau tidak lupa kan jika ini perjodohan, dan ini permintaan dari appa ku?"

"...."

"Hmm...baiklah jika itu mau mu. Dan itu ada benarnya juga. Baiklah."








Akhirnya up
Semoga suka, happy reading😊















JeonAudi:v

Not Me AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang