Prolog

208 17 9
                                    

Piano

Sebuah benda tua yang begitu anggun.
Menempati sudut ruang lalu mengalun.
Menemani tiap malamku yang sepi.
Dimana hanya aku yang sanggup meresapi.

Jika ku sentuh giok putih nan cantiknya.
Terlantunkan nyanyian indah yang melebihi petikan harpha surga.
Bersama detak metronome yang bersatu dengan denyut jantungku.
Menjadi perantara atas sebuah kasih sayang yang tak lekang oleh waktu.

____________________________________

" Hahahahaa.. " Suran tertawa terbahak bahak membaca puisi itu.
" Ada masalah? " tanyaku dengan nada datar penuh kemalasan seperti biasa.
" Ini benar kau yang membuatnya? "
" Hn. "
" Oh.. Min Yoongi, kau ternyata bisa seromantis ini?! " terdengar seperti pujian, tapi aku tau itu adalah ejekan.
" Ini jauh lebih baik daripada kertasmu yang masih bersih itu. Payah. " aku langsung merebut kertas milikku dari genggamannya.

Ngomong ngomong, puisi tersebut memang tulus dari lubuk hatiku, tapi.. tunggu, bukannya orang orang sering mengatakan jika aku tak memiliki hati? Oh.. Itu adalah bukti jika aku masih memiliki hati, lagipula jika aku tak memilikinya bagaimana mungkin aku masih hidup hingga sekarang? Haters, kembalilah ke sekolah dasar untuk belajar cara berbicara yang baik dan benar.

Oke, kembali ke kalimat pertama. Puisi tersebut memang tulus dari lubuk hatiku, tapi sejatinya ia ku buat karena tuntutan seosaengnim. Ya, kami tengah diberi tugas untuk membuat puisi.

Eoh.. Tunggu, aku melupakan sesuatu.

Perkenalkan, namaku Min Yoongi, seorang siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kesenian. Orang yang belum mengenalku sering memanggil dengan nama Suga karena wajahku yang begitu putih dan juga manis seperti gula. Namun jika mereka mulai mengerti kepribadianku, panggilan Suga itu akan berangsur angsur lenyap. Aku tak peduli. Mereka yang memberiku panggilan itu, pada akhirnya mereka sendiri yang menyesal.

Dapat ditebak seperti apa hubunganku dengan teman teman di kelas. Ya, kalian benar. Mereka sedikit menjauh karena kepribadianku yang begitu frontal. Ku katakan sedikit menjauh, karena mereka akan mendekatiku disaat ada tugas yang berkaitan dengan seni musik ataupun sastra. Meskipun banyak dibenci, namun aku tetap dibutuhkan. Hampir satu sekolah tau jika Min Suga adalah calon musisi. Maksudku musisi bukanlah muka dua sisi melainkan seseorang yang telah menenggelamkan jiwa dan raganya pada dunia musik. Selain itu aku juga menyukai permainan basket, tapi bidang ini tak bisa terlalu ku banggakan karena kenyataannya banyak pemain yang jauh lebih mahir dariku.

Satu satunya orang di Sekolah yang dekat denganku adalah Suran, entah apa yang ada difikirannya hingga dia bisa tahan denganku. Semoga namanya tidak berubah menjadi Suram karena terlalu sering berada di dekatku.

#MinSwagger

First Love [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang