Chapter 3

65 7 0
                                    

"Aku kan hanya ingin duduk disini, apa salah?" katanya polos

Sebelum Ari menjawab,

Tiba-tiba...

Kruyuk...kruyuk...kruyuk...

Mereka bertiga menoleh.

"Hey kalian berdua! Bisakah kalian berhenti dan segera makan. Perutku sudah lapar!" seru Meuren

"Ya sudah. Untuk kali ini aku mengalah. Tapi ingat, urusan kita belum selesai!" katanya penuh penekanan.

"Ok ok bayi gede. Maafkan aku." kata Justin sambil tertawa.

"Ayo makan adik-adik kecilku." kata Reigan semangat

"Hey! Kau hanya punya satu adik. Hanya aku!" kata Ari sebal

"Iya. Hanya Ari." kata Justin

"Sudahlah kakak. Kita makan saja dulu. Aku ingin segera mengobrol dengan Ari." kata Mauren

Mereka berempat makan dengan tenang. Tanpa ada suara, hanya suara piring yang berdenting.

Disisi lain...

"Apa yang kau lakukan, Ares!" kata Ben murka

"Aku kira tidak akan seperti itu kakak." kata Ares

"Kau harusnya berfikir, dia itu manusia bukan vampire!" sahut Megan bersungut-sungut

"Bisakah kalian diam!?" kata Diego yang sedari tadi diam.

"Bagaimana kita bisa diam? Ari sedang dalam bahaya karena kelakuan anak satu ini." kata Ben sambil menoyor kepala Ares

"Tapi aku kan aku tidak tahu." jawab Ares dengan polos

"Dan harusnya kau tahu!" sambar Megan

"SHUT UP!" bentak Diego

Mereka langsung diam.

"Aku punya rencana." kata Diego

Mereka langsung semangat. Karena sudah dipastikan 99,9% semua rencana Diego akan berhasil.

"APA?!" seru mereka bertiga.

"Kita akan menemuinya saat dia sudah sembuh. Atau saat dia tidak tidur di rumah. Oke?" kata Diego

Mereka bertiga langsung mengangguk.

Keesokan harinya...

Author's pov

Hari ini Ari sekolah, tapi bukan hanya ia saja yang akan sekolah.

"Ayolah kakak. Memangnya kakak mau apa disekolah. Dan kakak pasti juga punya pekerjaan." kata Ari

Ya, kakaknya ini memang bisa melakukan segalanya yang dia mau.

"Untuk jaga-jaga jika kau lep.. Maksudku jika ada yang melemparmu lagi dengan bola." kata kakak

"Aku akan baik-baik saja kak."kata Ari memelas

"Kakak sudah meminta Mauren untuk mendaftarkanku ke sekolahmu. Dan hari ini kakakmu ini sudah bisa sekola." lanjut Reigan

"Ya sudah terserah kakak saja. Tapi jangan terlalu menempel padaku. Nanti aku dikira pacar kakak."lajut Ari

"Deal. Sekarang ayo kita sarapan." kata Reigan.

Skip...

Di depan sekolah...

Reigan keluar dari mobil jaguar hitam milik Ari dan membukakan pintu Ari. Seluruh pasang mata memandang dengan iri dan heran.

Half Blood WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang