Chapter 5

14 2 0
                                    

Reigan POV

Justin tiba-tiba me-mindlink ku untuk minta izin mengeluarkan kekuatanya di perang disana.

'Aku akan disini saja malam ini. Lagian mereka juga pasti bisa menghandle pasukan lemah seperti itu.' gumamku

Author POV

Keesokan harinya, Ari sudah merasa lebih baik.

Kakaknya, Rei, memberikan sebuah mantra untuk menenangkan fikirannya yang sedang sensitif.

Pukul 05.00

Kakaknya bangun disebelah Ari. Meniup sedikit rambut didahi sang adik. Lalu berbisik,

"Hei, anak kecil. Hari ini kau kesekolah tidak?"

Ari mengerjapkan mata,

"Hmm??" gumam Ari

"Sekolah. kau mau sekolah tidak?" tanya Reigan sekali lagi

"Tidak. Malas. Lagian sudah selesai UAS. Ngapain lagi kesekolah??"

"pemalas. " sungut reigan sambil beranjak dari kasur

"mau kemana? " tanya ari sambil memegang tangan kakaknya

"mau ke kamar mandi, mau ikut? " tanya reigan

"nggak jadi. Aku ke dapur. By the way, maureen sama justin ke sini??"

"nanti siang." jawab reigan sambil menyampirkan handuk di pundaknya

"oh. " jawab ari singkat sambil berlalu

Di dapur

Arian sedikit merasa aneh dengan kakaknya itu, dia merasa ada yang disembunyikan kakaknya.  Tapi apa?

Tiba-tiba...

Ting-tong..

"i am comiiing baby. "teriak maureen di depan pintu

'kok dateng pagi. Katanya dateng siang. " gumam ari

Dia menuju pintu dan menemukan maureen bersama kakaknya dengan sekantung coklat dan eskrim kesukaan ari

"kamu bawa itu buat aku? " tanya ari

"iyalaaah. Emangnya sejak kapan kakakmu itu suka sama coklat?" tanya Justin

"pilihan yang salah. " sahut
Reigan dari belakang ari

"sudah kuduga. " kata ari sambil memutar mata

"hanya untuk hari ini kamu boleh makan itu semua. " kata reigan lagi

"apa kubilang. Dia akan
mengizinkan." kata justin too confident (apaan si author, so inggris bat)

"katanya bakal dateng siang. Kok jadinya pagi? " tanya reigan

"gk boleh? " tanya maureen
"yaudah kita balik lagi. " sambar justin

"yaudah sana. " ucap ari nyeplos

"saoloh. Gitu amat sama aku."  kata justin sambil berpura pura memegangi dadanga seolah olah dadanya terkena hantaman yg keras

Akhirnya mereka ber empat berkumpul di ruang tengah. Menghabiskan eskrim dan coklat yang justin bawakan.  Tiba-tiba ari berkata,

"kak, aku mau liburan. Ke luar kota." kata ari tenang

"oke ayo. " jawab reigan santai

"sendirian. " lanjutnya

"NGGAK BOLEH! "  ucap mereka bertiga serempak,lalu berpandangan

"kenapa?  Aku udah besar. Aku bisa jaga diri sendiri. Besok aku
berangkat." kata ari lagi

"yakin?" tanya maureen

"pasti. Aku pengen menyendiri."

Justin yg diam saja akhirnya menyahut.
"jangan-jangan ari punya pacar nih. " tuduh justin

"kau bosan hidup? "tatap ari tajam

"dia boleh pergi, tapi gps ponselnya harus tetap hidup. Kalau kau matikan, aku akan langsung manyusulmu. Understand? " jelas rei

"fine. Aku mau pesen tiket sama packing barang barang. Mauren, ayo bantu aku." suruh ari

"terkadang aku bingung, aku sebenernya temenya apa babunya sih. " maureen heran.

Di kamar ari...

"kau yakin sendirian ke sana? " tanya maureen sekali lagi
"aku fine, jangan khawatir. Lagian kalo aku kenapa napa, tanpa aku beri tau, kalian udah tau. Yakan?? " kata ari

Maureen diam. Faktanya memang seperti itu.

"iya deh iyaaa." jawab maureen malas

Arian tidak membawa barang banyak, dia hanya membawa koper kecil dan tas punggung kecil. Dia hanya akan pergi 2 minggu sebelum dia masuk sekolah lagi.

-----------------------------------------------------------
Tbc

Maaf author baru update sekarang,pendek lagi
Ketunda setaun ya:v
Author mau lanjut, tapi liat votenya, author minder
Jadi males deh
Jadi support author ya
Soalnga authornya sekarang gampang down
Buat chapter depan, bakalan suami aruan povs ni
Ada yang kangen sama mereka nggak....
Oke
Bye bye
Saranghaeyo

21 juni 2019









Half Blood WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang