t w o

240 24 7
                                    

"Calm down, Baby," Liam memasuki bar itu dengan dua pengawal di belakangnya.

"Kiss me, Sexy," ia menarik salah satu wanita berpakaian serba minim dan mencium bibir milik wanita itu. Lima detik kemudian ia melepaskan ciuman dari wanita itu, "Semua bibir jalang rasanya hampir sama."

Kini Stars bar sangat sepi karena datangnya kelompok Liam di sana, semua orang menyelamatkan dirinya sendiri agar tidak 'habis' karena bandit berhidung tumpul itu.

"Zayn! Cepatlah pergi atau kau akan mati bodoh di sini," Louis meneriaki temannya yang masih berdiri di depan meja bartender. Mungkin kau bertanya, mengapa Zayn masih berdiri di sana? Ia hanya ingin menyelamatkan orang asing itu dari rampok waktu seperti Liam.

Zayn berjalan menuju pintu belakang, dimana Louis sudah menunggunya.

"Pergilah, aku akan menyusulmu, Lou."

"Apa kau kini berubah menjadi laki-laki bodoh, Malik? Kau bisa dihabisi olehnya," Louis berbicara dengan suara yang sangat minim.

"Just go. Aku akan menyusulmu," Zayn menatap sahabatnya itu. Apa boleh buat? Louis meninggalkan Zayn karena ini perintah darinya bukan?

Zayn berdiri di dekat pintu belakang bar ini, ia mengintip perbincangan antara Liam dan Niall.

"Well, kau kemari dengan membawa seratus tahunmu itu, Tuan," kata Liam yang duduk di salah satu kursi dengan meja bundar di depannya.

Pria berambut pirang itu masih berdiam di tempatnya.

"Bagaimana jika kita bertarung, Sir? Aku tidak menggunakan senjata, karena aku tidak akan membunuhmu dengan cara dingin. Sayang bukan, jika aku harus kehilangan seratus tahun di tanganmu itu," Liam mengarah ke lengan kiri milik Niall.

Zayn berpikir bahwa ini adalah tindakan bodoh yang ia lakukan selama hidupnya, berdiri mengintip apa yang akan terjadi antara Liam dengan pria asing itu.

"Aku butuh sedikit waktu," pinta Niall sambil sedikit berlari menuju toilet.

Salah satu pengawal Liam mengekor di balik Niall. Kesempatan emas bagi Zayn untuk membawa kabur Niall dari sini. Ia mengambil posisi di balik pintu toilet.

Aku akan memberi kejutan untuk pengawal itu, begitu pikir Zayn.

"Apa kau sudah siap, Pirang?" tanya pengawal yang mengintipnya dari luar pintu toilet. Pirang itu mengalami hangover, pikir pengawal itu. Bagaimana ia bisa tau? Niall memuntahkan cairan-cairan berbau alkohol dari mulutnya.

Saat Niall beranjak dari tempat semula, Zayn menghempaskan pintu toilet dan mengenai pengawal itu. Zayn membawa pergi Niall saat ia pastikan pengawal itu jatuh pingsan akibat hentamannya yang cukup keras. Sayangnya, bayangan Zayn dan Niall dapat terlihat jelas dari posisi Liam.

"Kejar mereka, Bodoh!" seru Liam kepada pengawalnya.

Zayn dan Niall berlari melewati pintu belakang bar, Zayn menarik tempat sampah besar dan menaruhnya di depan pintu bar agar pengawal-pengawal Liam terhalang oleh jebakan yang ia buat. Zayn mengajak Niall untuk lebih cepat berlari melewati permukiman kumuh dekat bar itu. Zayn mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.

Mereka terus berlari dan sialnya terdapat pagar besi di depan mereka.

"Shit!" umpat Zayn.

"Hei Blonde, kau naiklah dulu. Aku akan naik setelahmu, cepatlah!" seru Zayn dengan nafas yang memburu.

"Baiklah," Niall memanjat pagar besi itu secepat yang ia bisa. Zayn membantu mendorongnya dari bawah. Niall sangat payah dalam memanjat bukan? Ia mendarat di balik pagar besi itu, begitupun dengan Zayn. Mereka masih terus berlari untuk mencari tempat persembunyian. Sampai pada akhirnya Zayn menemukan pintu yang tidak terkunci di sana.

TIME [zm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang