Seperti tak peduli, Jagad tetap dingin menghadapi Andien. Diam menunduk dengan rambut panjang terurai menutupi kedua telinganya, Jagad tenggelam dalam buku sketsa yang selalu dibawanya ke mana-mana.
"Setidaknya kamu bisa sedikit tersenyum atau paling tidak menengok kearahku. Hey, Jagad, apa buku itu lebih menarik dari pada aku?"
Andien meninggikan suaranya untuk memastikan lelaki di sampingnya benar-benar mendengar perkataanya. Sampai detik ini ia masih sabar menghadapi Jagad dan keinginannya sendiri. Entah nanti entah besok pagi.
**
Di taman, terik mentari menghangatkan bangku kayu yang dijatuhi dedaunan.
Seorang lelaki terbungkus sunyi.
Perempuan muda menahan nyeri oleh bising kata-katanya sendiri.
Puisi-puisi pucat pasi.Silahken tinggalkan coment
Hihi
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Ada Judul.
ПоэзияUntuk cinta tidak perlu banyak bicara Masih pemula .. Maaf kalau aneh Trimakasih.