────────•✦•────────
Qian Kun menghela napas panjang. Menjadi siswa homeschooling memang bukanlah hal yang menyenangkan. Lelaki berdarah China itu juga sama sekali tidak berkeinginan untuk homeschooling tetapi kehendak orangtuanya sudah matang dan tidak bisa diganggu gugat.
Ia rindu masa-masa ketika ia masih menghadiri sekolah layaknya anak-anak lain. Ia rindu berkumpul bersama teman-temannya membicarakan hal kecil yang amat menghibur. Tingkat penindasan berdasarkan ras memang sedang tinggi-tingginya di Amerika Serikat, dan hal itulah yang memicu kedua orangtua Kun menyekolahi anak tunggal mereka secara homeschooling.
Jam belajarnya baru saja selesai dan Kun sudah mengantuk, maklum, suasana homeschooling dapat menjadi sangat mejemukan, dan Kun adalah sosok yang paling tidak tahan suasana jenuh.
"Aah~ ngantuknya..." Kun berujar pada dirinya sendiri seraya menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa ruang tengah tempatnya biasa menonton televisi.
"Ngantuk? Sayang sekali. Baru aku mau mengajakmu keluar,"
"Eh?!"
Kun menoleh. Tepat di belakangnya Ten tengah menopang dirinya sendiri dengan bantuan tepian sofa, senyum terulas di wajah lelaki berdarah Thailand itu.
"Ten? Sejak kapan kau di sini?" Rasa kantuk Kun hilang sudah karena teman sepermainan sekaligus anak dari mitra usaha keluarganya hadir di kesehariannya.
Sebetulnya Kun bisa saja tidak terkejut dengan kehadiran Ten toh memang sedari dulu setiap pulang sekolah Ten selalu mampir ke rumahnya. Namun, tetap saja sensasi itu selalu ada di sana setiap kali ia melihat sosok Ten.
Kedua lelaki yang seharusnya berada di junior highschool yang sama itu memiliki rasa yang sama. Tidak sulit untuk melihatnya. Senyum keduanya saat menatap satu sama lain mengisyaratkan perasaan tak terungkapkan, dan tatapan keduanya begitu dalam dan saling memahami seolah di dunia ini tak ada orang lain selain mereka.
Sepuluh tahun pertemanan keduanya membuat kehadiran satu sama lain amatlah berarti. Sedikit hampa rasanya bagi Ten tidak berada di dalam kelas yang sama dengan Kun. Keputusan kedua orangtua lelaki bermarga Qian itu juga sempat membuat Ten kaget. Padahal menurutnya tuan dan nyonya QIan tidak perlu khawatir karena dirinya akan selalu menjaga Kun dari penindas manapun.
Tidak ada yang lebih Ten takuti daripada harus menjalani hari tanpa kehadiran Qian Kun.
────────•✦•────────
"Tuan muda Kun, ada Ten di bawah menunggu Anda."
Kedua mata Qian Kun membulat. Ia tak menduga kedatangan teman sepermainannya hari ini karena hari ini adalah hari adanya pesta prom night. Ten yang berada di tingkat dua junior highschool seharusnya diwajibkan datang pada acara itu. Sedikit rasa iri dirasakan oleh Kun. Anak tunggal pasangan yang berasal dari negeri tirai bambu itu sangat ingin merasakan rasanya hadir di acara prom night . Namun homeschooling tidak memungkinkannya untuk pergi ke acara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Crossed [COMPLETED]
Fanfiction𝗔𝗨 𝗙𝗔𝗡𝗙𝗜𝗖𝗧𝗜𝗢𝗡・𝘉𝘰𝘺𝘴𝘭𝘰𝘷𝘦, 𝘙𝘰𝘮𝘢𝘯𝘤𝘦, 𝘈𝘯𝘨𝘴𝘵 // 𝐊𝐔𝐍𝐓𝐄𝐍 (𝑲𝒖𝒏 𝒙 𝑻𝒆𝒏) ㅤㅤㅤ Ten dan Kun adalah sepasang manusia yang saling peduli, saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling mencintai. Namun, keadaan tak memun...