08

399 48 11
                                    

Jihoon tak henti-hentinya berdoa pada Tuhan agar membuat gadis yang begitu ia cintai dapat tersadar dari tidur panjangnya.

Ia tak mampu melihat Sana terbaring lemah, dan tak kunjung membuka matanya.

Sudah dua minggu ia menunggu, tapi yang ia harapkan belum juga berbuah hasil.

"Sana...," Lirih Jihoon di balik pintu ruang rawat Sana.

Tzuyu dan Jinyoung yang melihat pemandangan ini pun merasa tak tega dengan Jihoon yang selalu merasa bersalah setiap detiknya.

Pria itu menangis, marah, berteriak, menendang benda apapun di sekitarnya.

Inilah seorang Park Jihoon, ketika ia merasa frustasi.

Jinyoung menepuk pundak Jihoon pelan. "Hoon, udah dong. Jangan kaya gini terus, Sana nggak akan seneng ngeliat kondisi lu yang kaya gini."

"Lu nggak ngerasain gimana rasanya di posisi gua sekarang, Jinyoung!" sungut Jihoon dengan wajah yang sudah memerah.

"Sebaiknya lu berdoa sama Tuhan biar Sana di beri umur yang lebih lama, kita nggak tau--"

"Tuhan itu nggak pernah adil, Tzu!" Jihoon kini sudah benar-benar tidak bisa mengatur emosinya lagi, ia sudah teramat kacau dengan segalanya.

Tzuyu menghela napasnya pelan. berusaha untuk mengerti keadaan Jihoon saat ini. "Tuhan selalu adil, Hoon. Dia menyayangi semua umatnya, akan ada rencana terbaik yang Tuhan siapin buat hubungan kalian."

"Tzu... gua takut, gu... gua takut Sana pergi lagi, gua nggak mau--"

"Permisi."

Jihoon, Tzuyu dan Jinyoung dikejutkan dengan kehadiran Mina yang menatap mereka dengan tatapan cemas, takut, dan... lelah.

"Mau apa lagi hah?! Mau apa lu dateng ke sini lagi, Nona Myoui Mina?!" sungut Jihoon dengan penuh emosi.

Mina menarik napasnya dalam-dalam, menatap dalam Sang pria yang masih sangat ia cintai itu. "Aku pengen ketemu Sana."

"Dan lu pikir kita bakal ngebiarin lu nyelakain Sana dengan begitu gampangnya?!" sahut Tzuyu.

Jinyoung menghela napasnya ketika melihat Jihoon dan Tzuyu sudah mulai terpancing emosi. "Tzu... Hoon, tenangin diri kalian. Jangan bikin kegaduhan di rumah sakit!"

"Tapi, Young--"

"Tzu, kita harus tau dulu apa alasan Mina." Jinyoung menatap Mina, memberikan kesempatan gadis itu untuk menjelaskan tujuannya, "Ayo, Mina. Jelasin ke kami semua tentang alesan lu dateng ke sini lagi."

Mina menundukkan kepalanya, "Aku... cuma mau minta maaf sama Sana, udah itu aja. Setelah itu, aku pergi jauh, dan nggak akan ganggu hidup kalian lagi."

Jihoon tersenyum miring dan menatap gadis itu di hadapannya itu dengan tatapan sinis. "Seorang pembohong akan tetap menjadi pembohong, kan?"

"Nggak, Hoon, aku cuma mau mint--"

"Pergi!" bentak Jihoon kepada Mina.

"Hoon...," Lirih gadis itu yang masih terdiam di tempatnya.

"Gua bilang pergi ya pergi--"

"Permisi Nona-nona dan Tuan-tuan, apakah ada di antara anda sekalian yang bernama Mina?" tanya dokter yang merawat Sana selama masa komanya.

Kim Jisoo

Mina menyeka airmatanya. "Saya, Dok."

Dokter Jisoo tersenyum, lalu ia menghampiri Mina yang masih berdiam diri. "Nona Minatozaki Sana telah terbangun dari masa kritisnya, dia terus memanggil nama anda. Mungkin... ada sesuatu yang harus ia sampaikan. Dan kami tidak begitu yakin bahwa Nona Sana akan bertahan hidup lebih lama, jadi sebaiknya apapun yang Nona Sana minta, anda dapat memenuhinya."

You Lost Me✔(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang