8

520 38 13
                                    

'ada hal-hal yang baiknya hanya untuk dimimpikan, bukan untuk menjadi nyata atau bahkan menjadi terasa. Ada hal-hal yang pantas untuk direlakan, bukan karena tak kuat memegang, tetapi karena tak pantas untuk diperjuangkan. Ada juga beberapa hal yang tampak layak untuk  disandingkan, namun pada akhirnya jalannya berseberangan. Baik itu antara timur dan barat, atau selatan dan utara. Seperti kita inikah?'

"Good evening, i am Aulia, and Lisa. Kami akan bernyanyi menghibur semua, dan aku harapkan kalian semua menikmati yang akan kami tampilkan"

Semua tamu dan hadirin melihat seksama kepada Aulia, Aulia mempunyai cara sendiri menarik perhatian orang banyak. Entah dari suaranya ataupun dari tampilannya, seperti ada magic kata Lisa. Aulia tertawa mendengar perkataan Lisa.

Aulia hanya memahami situasi, kapan dia harus berbicara, kapan dia harus menahan diri untuk tidak berbicara. Aulia bernyanyi lantang, begitu halnya dengan Lisa, mereka sangat energik bahkan kekuatan positif yang mereka punya membuat banyak mata yang tertarik untuk memberhentikan permainan sejenak dan melihat penampilan mereka. Sedangkan beberapa yang tetap memilih untuk melanjutkan permainan, mengangguk-angguk menikmati lagu yang mereka nyanyikan. Hingga sampai di ujung lagu, mereka memaksa Aulia untuk tampil sekali lagi tanpa berhenti. Aulia tertawa, kali ini dia kebagian untuk istirahat. Sementara Lisa bernyanyi solo sendiri.

Semua kecerian di kasino tiba-tiba berubah menjadi suram, seorang menjerit dari ujung ruangan. Seorang wanita bergaun beludru berteriak ketakutan dan membuat ruangan menjadi riuh. Lisa pun memberhentikan nyanyiannya. Tepat di ujung ruangan Aulia melihat seorang lelaki terluka, bagian perutnya tampak berdarah dan terus mengucur membasahi baju terbaiknya.

Aulia tertegun melihat sosoknya yang seperti seseorang, Aulia tanpa sadar mendekat menuju orang yang terluka tersebut. Dia bahkan membabibuta kerumunan agar cepat sampai di tempat kejadian, dia mendengus lega ternyata sosok yang terluka itu bukanlah orang yang dia cari. Sosoknya sama, tapi wajahnya berbeda. Aulia merobek bagian gaunnya untuk menekan luka akibat tusukan pada perut korban tersebut.

"benarkan dugaanku, seseorang telah merencanakan ini semua untuk membunuhku. Ali apakah kau baik-baik saja?" seseorang dari kerumunan tamu tiba-tiba saja mendesak kerumunan untuk melihat si korban penusukan. Dia adalah 'rubah sahara' matanya menatap lama. Bola matanya tidak dapat berbohong bahwa dia terpaku pada sosok rubah sahara. Merasa diperhatikan sang pemilik gelar rubah sahara menatap Aulia lambat, kini dia berada tepat di samping Aulia bersama membantu seseorang yang dipanggilnya Ali tersebut. Aulia tertegun melihat tampilan Ali yang mirip bahkan persis seperti rubah sahara ini.

"Tuan apakah tuan baik-baik saja?" Seseorang yang dipanggil Ali bertanya dengan si rubah sahara. Aulia sedikit terkesima melihat di saat kesakitan seperti ini, lelaki ini bisa-bisanya menanyakan keadaan tuannya. Entah bagaimana hubungan antara majikan dan pelayannya ini, tetapi Aulia cukup terpukau melihat si rubah sahara begitu perhatian memopang Ali dan mengobati lukanya. Bahkan dia memanggil dokter terbaik di dataran ini, dan tentu kau tahu sendiri dia berani membayar mahal hanya untuk membantu menyembuhkan pelayannya ini.

"siapa namamu?"  Tanyanya kemudian, orang yang sedarinya tadi ditanya malah diam memperhatikan dokter menutup luka Ali, dan ikut turut serta membantu dokter.

"hallo, excuse me. Bisa berbahasa inggris?"

"hmm yeah, maaf aku tidak memperhatikan. Ada apa?"  tanya Aulia, matanya menatap langsung ke bola mata rubah sahara, rubah sahara mengamatinya lamat, sekitar 10 detik mata mereka bertautan hingga kemudian saling membuang pandangan.

"namamu siapa?"

"Aulia"

"gadis cantik siapa namamu?" Dokter yang mengobati Ali tiba-tiba saja mengejutkan lamunan Aulia dan rubah sahara.

"aulia"

"oh Aulia, nama yang indah. Sangat jarang orang eropa menggunakan nama tersebut, dan sepertinya dirimu bukan orang asli eropa."

"ya ya aku bukan orang eropa, orang tua angkatku yang asli eropa"

"oh seperti itu.. lupakan hal tersebut, aku hanya ingin memujimu. Kau begitu telaten mengobati orang, mengapa kau tidak menjadi seorang dokter atau perawat saja Aulia?"

"hmmm aku belum memikirkannya" Kini mata dokter tersebut beralih ke rubah sahara.

"king Nassar Al-faruq bin Talal, apakah gadis ini budakmu? dengan kemampuannya, sayang sekali jika dia hanya menjadi budak. Kau harus mensekolahkannya minimal menjadi perawat, karena kau tentu lihat bagaimana tangannya begitu telaten serta cepat mengobati orang-orang yang kesakitan"

"begitukah, sebenarnya gadis ini bukan budakku, tapi..."

"oh aku tahu, dia calon istrimu? kau pandai sekali memilih"  Rubah Sahara tertawa mendengar jawaban asal-asalan dokter, sedangkan Aulia tersenyum malu-malu mendengarnya. Pipinya memerah karena gurauan tersebut. Rubah sahara menatapnya lagi, namun kini dengan arti berbeda. Ada sesuatu di matanya yang membuat Aulia terdesak, dadanya seakan sesak. Baru kali ini dia memandang bola mata yang bisa menyesakkan dirinya.

"Namaku Nassar Al-faruq, terserah dirimu memanggilku apa. Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih karena reaksi cepat tanggapmu sehingga luka di perut pelayanku ini lekas terobati. Terimakasih, kau boleh meminta apapun dariku sebagai ucapan terimakasihku ini"

"jadi kalian tidak saling kenal? aduh maafkan aku yang terlalu sok tahu menduga bahwa kalian saling kenal" dokter tiba-tiba saja menyela diantara omongan rubah sahara dan Aulia. Aulia dan rubah sahara tertawa mendengar ucapan dari dokter

"Tidak mengapa dokter"Jawab mereka serentak, dokter tersebut terkejut lantas kemudian berkata "kalian benar-benar serasi, jawabnya pun bersamaan"

"namaku Aulia, tidak, aku tidak meminta apa-apa. Hanya saja apakah kita bisa bertemu lagi?"

"tidak meminta hadiah, tetapi minta bertemu."Rubah sahara tertawa mendengar jawaban polos Aulia, dia bahkan sulit untuk berhenti tertawa karena mendengar jawaban polos dari Aulia.

"aku minta maaf karena lancang, aku juga bingung kenapa mulutku mengatakan hal tersebut, aku permisi untuk melanjutkan pekerjaanku. Selamat tinggal"

"hei aku bercanda, bagaimana jika musim semi tahun depan? tunggu aku di dermaga, aku akan membawakan sesuatu hadiah dari tempat tinggalku. Bagaimana Aulia?"

"hm... Aku tidak serius mengatakan hal tersebut, lupakan saja. aku permisi"Rubah sahara tiba-tiba saja menarik lengan Aulia, sehingga kini posisi Aulia terkunci tidak dapat kemana-mana, matanya menatap rubah sahara lamat begitu pum sebaliknya.

"aku serius ingin berjumpa kepadamu di musim semi tahun depan. Aku harap kau mengingat perkataanku ini, dan Aulia aku setuju dengan dokter untuk menjadikanmu perawat atau dokter, aku akan membiayai seluruh biayanya, kau tidak boleh menolak karena ini adalah perintah raja. Meskipun aku bukan raja di dataran ini, tetapi aku tetap raja di dataran seberang. Belajarlah dengan serius, aku ingin ketika musim semi tahun depan, kemampuanmu dalam mengobati orang sudah lebih baik"

"Faiz, kau harus mencari pelaku penusukkan ini. Bahkan hingga ke ujung bumi, aku tidak terima pelayanku hampir terbunuh seperti ini, apakah kau mengerti Faiz?" Seseorang lain yang dimaksud mengangguk mengerti, dan langsung bergegas menuju entah kemana, ketika Aulia bergegas menuju ruangan mewah Rubah Sahara menjeritinya dari luar.

"Hei Aulia, jangan lupa. Kau berjanji padaku" Aulia tersenyum lantas mengangguk penuh arti. Matanya berbinar, senyumnya merekah tanpa malu, hari ini dibawah naungan salju di malam yang cukup dingin dua hati telah bertemu, entah berlanjutkah, atah harus berakhir ketika salju terakhir turun.

-----------------------------------------------------------
terimakasihh semua yang sudah mendukung. Aku akan terus lanjut cerita ini, please please please always stay with mee yaa. see yaa 😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kau Nada Sang Penguat MusikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang