5

242 17 0
                                    

Aulia sampai disebuah ruangan megah yang dihiasi beberapa ornamen eropa klasik dan di langit-langitnya terukir berbentuk gelombang-gelombang yang menukik. Puluhan meja panjang berjajar mengelilingi ruangan tersebut, beberapa meja mulai ada yang terisi, beberapa saudagar mengisi tempat yang kosong disertai dengan wanita mereka. Entahlah itu istri mereka atau hanya sebagai lady escort dapat dipastikan dari kebiasaan mereka yang suka membawanya untuk kelancaran bisnis mereka.

Tidak ada rakyat biasa disini, semuanya saudagar kaya dan beberapa adalah keturunan kerajaan.
Aulia bergerak melangkah ke dalam, beberapa kolega bisnis ayahnya sempat melihat ke arahnya lantas kemudian membuang muka, takut jika terkena dampak dari bangkrutnya bisnis ayah Aulia. Aulia sampai di samping pentas, sebuah panggung ukuran 1x2 dengan bagian atas terdapat bulatan yang menonjol, sebagai tempat sorotan bagi mata yang memandang.

Elizabeth menarik tangan Aulia ke pentas tersebut, beberapa penjaga menanyainya mengapa Elizabeth membawa anak baru dan siapa yang menyuruhnya membawaku ke dalam sebuah ruang khusus yang diperuntukkan bagi golongan atas, Elizabeth menjawab tegas "Sir Anthony"  Aulia terkejut mendengar jawaban Elizabeth, jelas sekali bahwa Aulia tidak boleh masuk ke ruangan ini. Aulia menarik lengannya untuk lepas dari pegangan Elizabeth, namun terlambat karena Elizabeth sudah mendorongnya menuju pentas, dan kini Aulia hampir terjatuh ketika berada di atas bulatan yang menjadi sorotan.

Ketika Aulia menoleh ke belakang, Elizabeth menatapku dengan senyuman licik dan sinis dengan bentukan bibir yang Aulia kira dia mengatakan 'pecundang', Aulia menggigit bibir, menahan tangis, matanya terasa panas hendak menangis, Aulia tidak habis pikir atas perbuatan Elizabeth yang sengaja membuatnya malu ini. Kini Aulia mengerti mengapa Ayahnya dulu melarangnya ke tempat kerjanya tersebut, karena disini dipenuhi orang jahat yang haus harta, tahta, dan martabat.

Aulia sudah terlanjur diatas pentas, Elizabeth keluar dari pintu belakang, semua pengunjung melihat Aulia menatap penuh tanya mengapa Aulia hanya diam tanpa melakukan apa-apa. Sebuah provokator di ujung ruangan meneriaki Aulia 'hei gadis bodoh, kau mau menjadi patung diatas sana? hah?' semua ruangan pun ribut karena ulah provokator tersebut, beberapa bahkan melemparinya dengan manisan cherry yang disediakan bagi pengunjung.

Aulia tertunduk untuk beberapa menit, lantas kemudian menatap seluruh ruangan, beberapa cherry bahkan sudah ada yang mengotori bajunya, dia melihat ke belakang para pemain musik yang menatap bingung kepadanya, beberapa bahkan memaki karena bingung melihat Aulia yang terdiam. Aulia terpejam, lalu kemudian dia membuka suaranya menyanyi, dia menyanyi dengan suara lantang, semua pengunjung masih sibuk meneriakinya, dia kembali membesarkan suaranya, hingga semua pengunjung tiba-tiba diam, memperhatikannya.

Dia berhasil melalui part pertama dari lagunya, ketika menuju part kedua, dia berterika 'music lets play', dan membuka kedua matanya. Para pemain musik pun memainkan alatnya hingga suara reda kembali, beberapa pengunjung bahkan memuji Aulia 'ternyata gadis itu bisa bernyanyi, dan kini beberapa ada yang berdansa'. Aulia semakin terpacu nyalinya untuk menyanyi lebih lama dan lebih menghibur. Dia berhasil, dia berhasil membangun suasana hangat diantara pengunjung sehingga pengunjung akhirnya terhipnotis akan penampilannya.

Waktu menunjukkan pukul 00.30 dimana pengunjung yang datang kini semakin ramai dan membuat suasana menjadi sedikit sesak dan kurang oksigen, beberapa penjaga berbaju ksatria membuka jendela kecil yang berada diatas tepat di kiri dan kanan tempat tersebut, sehingga udara kini semakin lebih baik. Suasana yang tadinya adem, tiba-tiba meriuh karena suatu hal yang Aulia sendiri tidak memahami sebab apa tiba-tiba menjadi tak terkendali.

Dua orang lelaki paruh baya berkelahi sehingga menimbulkan teriakan antara wanita yang berkunjung saat itu. Tidak ada yang melerainya hingga penjaga bergerak melepaskan kedua orang tersebut, Dua lelaki berwajah khas eropa dengan janggutnya yang sedikit panjang. Mereka berada di meja utama, tempat paling strategis dekat panggung. Penjaga terus melepaskannya, namun tidak bisa mengalahkan keinginan kuat mereka untuk terus berduel. Tiba-tiba saja seorang lelaki berpakaian hitam emas yang sedari tadi duduk di tengah-tengah meja bergerak ke arah mereka dan berhasil melepaskan dua lelaki tersebut, dia menampari keduanya. Berani sekali sahut Aulia dalam hati.

Lelaki tersebut kini berada di tengah mereka, dia masih muda, Aulia pikir seperti hendak kepala tiga. Dia melihat ke sekeliling ruangan, lalu ke arah Aulia 'hei kau penyanyi barbar seharusnya kau bisa meredakan suasana bukan hanya berdiri seperti itu' Aulia terkejut atas perkataan lelaki tersebut, kenapa dia yang justru disalahkan.

"Sial! itu Rubah Sahara"  semua pengunjung mengucapkan kata tersebut, lelaki berwajah khas Arab tersebut menatap tajam ke setiap sudut ruangan seperti hendak marah karena ketidakpedulian mereka semua. Dua lelaki yang tadi berkelahi kini tersungkur duduk dihadapan lelaki tersebut, semua pengunjung bahkan menatapnya penuh takut.

"siapa pemilik kasino ini? Sangat menjijikkan! Baru kali ini aku berkunjung ke sebuah kasino dengan pengunjung terbar-bar, semua hal disini tidak becus memegang tanggung jawabnya. Juga kalian para pengunjung disini, aku sengaja tidak memperlihatkan diriku kepada khalayak ramai untuk mendengarkan pembicaraan kalian tentang aku dan keluargaku, dan bersiaplah bagi semua yang membicarakanku. Aku tunggu di keterpurukan bisnis kalian!"

"matilah aku. Dia itu kan penggila bisnis, yang memegang banyak bisnis di seluruh dunia. Bahkan bisnisku saja sudah beberapa persen menjadi miliknya"  ucap salah seorang lelaki kepada seorang kolega bisnisnya.

"dia itu pembisnis kejam namun sangat pintar, lihai, dan cerdik. Dia bisa mengubah suatu bisnis yang hampir bangkrut menjadi lebih maju dari sebelumnya. 'rubah sahara'" begitulah desas desus yang terdengar di telinga Aulia. Aulia mendengar lamat-lamat pembicaraan pengunjung yang berbisik-bisik karena ketakutan.

Untuk mencarikan suasana, Aulia memecahkan gelas yang berada di dekatnya, berhasil, semua pengunjung melihat ke arahnya. Dia lalu bersenandung dengan tenang, dan berdududu riang. Sehingga hati pengunjung lega, dan lelaki yang tadinya menjadi sorotan kini menatapnya lamat dan mengangkat alis berkata "siapa wanita penghipnotis ini?" bisiknya dalam hati.

Kau Nada Sang Penguat MusikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang