Titik 1

2.2K 337 38
                                    

Titik adalah akhir
Titik adalah awal
Titik adalah sesuatu sebagaimana pikiran menganalogikannya.

Dan bagi Taehyung 'Titik' adalah Jungkook.

🕗🕣🕘

Tik
.

Tik
.

Tik

Waktu berdetak menggilas detik yang berjalan cepat meninggalkan bunyi mengejek pada sepasang mata yang berkedip mengikuti irama pemilik masa. Pada dia sesosok pria yang duduk di sudut ranjang menatap penuh arti pada savonette di tangannya.

Segurat senyum terlukis di wajah tampannya saat sekelebat memori mengajak berpetualang.

🕗🕣🕘

"Kak!"

Seseorang menubruk dan merangkul erat pundaknya, merusak kosentrasi Taehyung yang sedang menikmati musim semi di senja itu.

"Kookie! Kau mengejutkanku."

Pria dengan deretan gigi kelinci  masih sempat tersenyum di tengah napas terengahnya dan dengan cepat merebut sebotol air mineral di tangannya.

"Kau menghabiskan minumku," ratap Taehyung menatap kesal botol kosong miliknya.

"Haus, Kak." Sang adik membela diri.

"Aku berlari kemari agar kau tak lama menunggu. Jangan khawatir aku akan menggantinya." Jungkook merogoh sakunya.

"Ini," ujarnya mengulurkan sebuah benda bulat berlapis perak dengan tombol berukir.

"Bukalah!" pintanya antusias.

Sesaat Taehyung bergeming, dengan ragu jemari kurus itu menekan tombol.

Tik.

Suara khas gerak sang waktu menyapa inderanya.
Dan tatap penuh makna segera tertuju pada si pemberi hadiah.

"Kookie aku-"

"Ya ya ya. Sudahlah jangan melow begitu. Aku selalu tau apa maumu Kak," ucapnya memotong kata Tae yang tak hentinya menatap haru.

"Hei, Apa yang kau pikirkan? Aku melihatmu melamun tadi," tanya Jungkook cepat memecah suasana dramatis yang tiba-tiba saja hadir.

Taehyung menerawang membiarkan detik menggema dan tersenyum tipis pada dedaunan yang perlahan jatuh.

"Ranting patah, daun berlomba meninggalkan pohon telanjang. Kau-" tangan kurusnya menekan bagian tubuh Jungkook dimana denyut kehidupan bersarang.

"Kau seperti pohon itu, kokoh kuat bertahan walau puluhan musim menghantam. Sedang aku- aku hanya daun lemah. Sekuat apapun aku berusaha takdir tak pernah bersahabat denganku."

"Kau akan bertahan." Jungkook mengenggam kuat tangan kurus Taehyung menyalurkan harapan yang selama ini menjadi penguat hidupnya.

"Ijinkan aku menghirup aroma dunia ini, Kook. Tak lama. Tolonglah."

"Lalu kau akan pergi?" sergah Jungkook sengit.

"Tidak!" tolaknya tegas. "Ingat Kak! Kemanapun kau pergi aku akan menyusulmu karena Romeo takkan meninggalkan Julietnya."

Pria dua puluh tiga tahun itu tergelak, mengacak rambut yang lebih muda.

"Kita bukan pasangan Shakespeare, Kook. Aku ini kakakmu."

🕗🕣🕘

Tik
.

Tik
.

Tik

Putaran itu perlahan melambat diam tak bergerak di detak ke sembilan mengejutkan mata sayu yang perlahan berkabut air mata mengembalikan kesadarannya kembali ke realita.

"Kau datang," bisiknya bergetar pada sosok tampan yang bersandar di sudut ruang melipat kedua tangan di dada dengan tatapan syahdu menyapa.

Linangan krystal bening lembut mengalir di pipi tirus yang perlahan melewati segaris senyum di bibir pucatnya.

"Aku merindukanmu, Kook."
Namun hanya senyum tipis menjawab sapanya.

"Aku membuat Strowberry sponge cake dengan cream mentega dan taburan gula halus kesukaanmu."

Taehyung menutup jam sakunya, bergerak pelan pada dia yang terpaku dan segera memeluknya erat.

"Wangimu masih sama," ujarnya menyesap aroma mint yang sangat dirindukan.

"Aku mencari parfume seperti ini di toko tapi tak satupun yang sama denganmu."

Taehyung melepas pelukannya, mengamit tangan dingin Jungkook dan menuntunnya duduk di ranjang.

"Makanlah. Aku membuatnya khusus untukmu."

Tae menatap rindu sang adik, menangkup satu pipi Jungkook dengan tangannya.

"Apa kau baik saja di sana? Kau bahagia?"

Kookie menggeleng dalam diam, beranjak pergi namun dengan cepat Tae menahannya dalam dekapan.

"Tinggalah sebentar," mohonnya.

"Ijinkan aku memelukmu lebih lama. Aku-" Giginya bergemeretak menahan tangis yang mendesak keluar.

"Aku merindukanmu, Kook."
Dan air mata tak lagi mampu terbendung. Kedua tangan kurus itu mengeratkan pelukan, menangis terisak melepas segenap rindu yang membuncah.

"Kak..."

Tae mengusap kasar air matanya dan berusaha membentuk sebuah senyum yang tak berhenti bergetar dengan tangan yang setia menggenggam jemari si adik tak rela melepasnya pergi.

"Aku- memaafkanmu. Maaf... Maafkan aku, Jung-"

"Kook?"

Sesosok pria berjas putih dengan senyum lembut menepuk pelan pundak Tae.

"Aku Yoongi. Sudah minum obat mu?"



~03052018~

[MZ] TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang