Titik 3

1.1K 289 26
                                    


Titik adalah akhir
Titik adalah awal
Titik adalah bagaimana pikiran menganalogikannya.
Dan bagi Taehyung 'Titik' adalah Jungkook

🕗🕣🕘

Tik
.

Tik
.

Tik

Gema sirine memecah kesunyian. Silau kelip lampu menerangi malam dengan warna merah birunya.

Seorang polisi memaksa keluar sesosok pria dari mobilnya yang nampak berjalan limbung sambil terus meracau. Aroma alkohol menguar dari mulutnya.

Pria-pria berseragam mengamankan jalanan. Police line di pasang memberi batas kerumunan orang yang mulai memadati tempat kejadian kecelakaan.

Makian terlontar pada si pembuat masalah, lelaki mabuk yang menjadi penyebab kekacauan karena menabrak pejalan kaki yang sedang menikmati malam di trotoar.
Puluhan pasang mata lainnya menatap iba pada dua insan yang menjadi korban.

Tubuhnya terkulai lemah di kap terjepit di antara dinding toko dan body mobil. Sayu tatapnya tertuju pada sosok yang terus menggenggam erat jemarinya tak henti menggumamkan namanya.

Semua keriuhan seakan tak terdengar tertelan oleh rasa sakit akan kehilangan.
Tak peduli ajakan paramedis untuk mengobati lukanya, bagi Taehyung hanya Jungkook yang jadi fokus hidupnya.

Merebahkan diri di kap yang panas dan menyejajarkan tatap mata pada netra layu sang adik, sekali lagi Taehyung memanggil.

"Kookie...."

Suara napas menderu terdengar lebih kencang dari panggilan lemahnya.

"Sa-Sakit kah?"

Ia sangat sadar ini pertanyaan yang bodoh.

"Aku tidak merasakan apapun, Kak. Tenanglah... Ini tidak sakit."

Kookie berkata sangat lirih.
Senyum tipis menghias bibir pucatnya memberi isyarat bahwa ia baik saja.
Sungguh tak ada kebohongan karena kenyataannya ia memang tak lagi bisa merasakan bagian bawah tubuhnya.

"Kau harus bertahan. Aku tidak bisa hidup tanpamu."

Taehyung mengiba memohon tiada henti seraya mengeratkan genggaman pada jemari si adik yang kian mendingin.

"K-Kak... Kau menangis lagi. Jangan cengeng se-"  

"Brysa! Ya aku tau. Aku memang cengeng, Kook. Aku akan terus menangis kalau kau tak di sisiku."

Taehyung  mengancam. Ia sangat tahu kelemahan adiknya yang tak bisa melihat air mata menghias matanya. Ia hanya berharap Jungkook bertahan.

"K-Kak...."

Lirih terdengar suara terbata dari bibir yang membiru.

"Aku selalu... Bersamamu."

Dan helaan panjang membawa serta sinar kehidupan di manik hitamnya seiring roh yang meninggalkan raga.

"Kook... "

Taehyung menarik jemari dingin Jungkook.

"Jangan pergi. Hei, jawab aku!"

Taehyung terisak, meremas jemari yang tak lagi menebar kehangatan. Tak terdengar suara hanya tatap kosong yang menjadi jawaban yang sangat ingin disangkalnya

"Tolong dengarkan aku. Bangun Kookie! Jangan tinggalkan aku."

Marah pada kenyataan yang begitu kejam, tangis pun pecah, meraung histeris luapkan rasa sakit akan kehilangan.

"AKU TAK AKAN PERNAH MEMAAFKANMU KALAU KAU PERGI, KIM JUNGKOOK."

.
.
.

Dan dunia tak akan lagi sama karena titik hitam mengakhiri cinta hidupnya.

Bagi Taehyung sang waktu tak lagi berputar terhenti di denting ke sembilan, seratus delapan puluh dua hari yang lalu....

Saat Romeo mengingkari janjinya pada Juliet.



~12052018~

[MZ] TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang