10. renjun

26.1K 6.3K 3.4K
                                    

Aku pernah baca kalau orang paling beruntung adalah yang tidak pernah dilahirkan, dan beruntung kedua adalah orang yang mati muda.

Tidak setuju.
Paling beruntung adalah lahir jadi metamorph. Bayangkanㅡ lahir dengan visual yang oke, kemampuan keren untuk berubah wujud, dan indera yang lebih peka dari manusia. Oh iya, jangan lupakan kemungkinan untuk naik jabatan jadi dewa!

Cukup kalian bayangkan saja, karena mustahil manusia seperti kalian bisa jadi metamorph. Kasihan deh kalian~




Yang tadi kalian baca adalah contoh kesombonganku.
Ya, sekarang aku sedang sakit demam dan Karin bilang ini karena aku sombong. Apa hubungannya coba?
Lagipula aku kan tadi memberi hint pada Karin kalau dia termasuk beruntung karena akan mati muda. Dasar tidak tahu terima kasih.

Dan sekarang bocah itu menghilang padahal mau kusuruh beli bubur. Menyebalkan.








"Win, Go Car dimana?" tanyaku pada Winwin yang sedang ber-Winwin ria.

"Mana saya tau, saya kan nggak tau," jawab Winwin sambil mewarnai komik Shingeki no Kyojin.

Aku menyesal sudah bertanya. Untung aku penyabar, jadi dengan lapang dada mencari ke ruangan lain. Ada Lucas, belum bertanya saja firasatku sudah buruk. Tapi tidak ada salahnya dicoba, kan?

"Luke, liat Go Car?"

"Hah?"

"Go Car. Go Karin. Liat?"

"Hah?" Lucas melepas jari telunjuknya dari lubang hidung.

Aku menghela nafas kesal.
"Liat Go Karin nggak?"

"Oh hehehe. Sorry, kalau lagi ngupil suka agak budek," Lucas cengengesan. "Go Karin siapa?"

Astaga.
Ingin aku mengutuk Lucas jadi upil. Tapi nanti kalian kangen pada makhluk itu, iya kan? Berterimakasihlah karena aku tidak jadi melakukannya. Oke-- aku terlalu kesal, jadi lebih baik menyingkir dari Lucas sebelum dia lebih memancing emosiku.





Seingatku tadi manager hyung menyuruh Karin mengurus sesuatu untuk Renjun. Apa dia di dorm sebelah?

Insting-ku sudah tidak enak sejak keluar dari dorm dan berjalan menuju pintu dorm sebelah. Mata metamorph-ku hanya bisa melihat tembus satu dinding, tapi karena aku kurang sehat jadi agak buram. Tampak samar-samar Chenle sedang makan kampung halamannya --Kinder Joy.

Kemana yang lain?

"Nihao~" aku masuk dengan senyum Jungwoo.

Mata Chenle yang tadinya sedang tertuju pada tayangan bursa saham di TV seketika teralihkan padaku.

"Oi~ Jungwoo hyung~~" pekiknya berlebihan.

Astaga, kupingku sakit.

"Sendirian?" tanyaku.

"Iya tapi enggak," jawab Chenle. "Mau?"

Aku menolak Kinder Joy yang disodorkan Chenle, baru sadar kalau ada sekardus besar Kinder Joy disebelahnya. Astaga, aku yang takut dia sakit gigi. Apa kucuri saja ya sebagian?

"Iya tapi enggak tuh gimana maksudnya?"

"Ada Renjun-ge, tapi dia tidur. Apa pingsan kali --nggak tau," jawab Chenle. Tersirat kekesalan pada nada bicaranya, kurasa Renjun mengabaikan Chenle.

"Kalau Go Car? Kesini nggak?" tanyaku to the point, sambil mulai merasakan hawa ketidakberesan lagi di tempat ini.

"Karin?" tanya Chenle. "Baru aja dari sini, coba aja tanya Renjun-ge."

MetamorphTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang