delapan

1.2K 195 16
                                    

     Disinilah jihyo,terduduk didalam kamarnya yang berantakan.
Semalaman dia tidak bisa tidur memikirkan kejadian yang baru dia alami kemarin.

Hampir berciuman dengan jungkook.

Mengingatnya membuat pipi jihyo memerah seketika,lagi.
Dan membuat jihyo mengacak-acak rambutnya untuk kesekian kali.
Bagaimana dia harus menghadapi jungkook nanti?

Bukankah dia yang berkomitmen ingin berhenti menyukai jungkook?
Tapi kenapa dia dengan mudahnya menutup matanya dan dengan suka rela memberikan bibirnya pada sibrengsek jungkook?

Terima kasih pada chan yang menangis tepat waktu dan menyelamatkan jihyo dari bibir laknat jungkook!

Sekarang dia kembali bingung apa yang harus dia lakukan saat bertemu jungkook nanti?
Meskipun ciuman itu tidak terjadi tapi tetap saja sangat memalukan ketika terbuai dengan pesona jeon jungkook!

"Apa aku harus bawa chan lagi?"gumam jihyo

Namun seketika bayangan chanyeol yang mengomelinya karena membawa chan berkeliaran menyurutkan niatnya.

"Sudahlah! Aku tidak peduli! Tinggal hadapi saja apa susahnya?" jihyo bangkit berdiri dan mengepalkan tangannya keudara

"Ya! Aku bisa!"

Tok tok

Setelah mengetuk 2 kali chanyeol membuka pintu kamar jihyo seenaknya tanpa aba-aba apapun dari sang empunya kamar.

"Hey,ada yang menunggumu diluar" chanyeol berkata santai tanpa rasa bersalah setelah masuk sesuka hatinya kekamar seorang gadis.
Ya,meskipun jihyo adiknya tapi dia tetaplah seorang gadis lajang yang bisa saja sedang ganti baju tadi.

"Siapa?"kata jihyo malas. Dia sudah bosan dengan tingkah chanyeol satu ini

"Dia tidak bilang namanya tapi dia bilang dia anggota bangtan...bangtan apa tadi"

"Bangtan seonyeondan!"seru jihyo

"Ah,iya itu!"

Jihyo seketika terdiam. Nyalinya yang katanya sudah kuat untuk menghadapi jungkook surut seketika.
Ini tidak seperti bayangannya.

"Cepat keluar!" kata chanyeol melihat jihyo tak kunjung bergeming dari posisinya

-

Jihyo dapat dengan jelas melihat siluet pria itu yang sedang berdiri membelakanginya.

Hanya dengan memandang punggungnya mampu membuat jihyo ketakutan.

Apa yang harus dia ucapkan pertama kali?
Hai? Hallo? Apa kabar?
Oh Tuhan! Ini mendebarkan!

"Park jihyo" tunggu! Ini bukan suara jungkook

Jihyo mengangkat kepalanya dan mendapati jika taehyunglah yang sedang berdiri dihadapannya

Jihyo menatap taehyung heran. Mau apa pria ini?

"Ada yang mau kubicarakan,bisa kita keluar sebentar? Mungkin sedikit berjalan-jalan" taehyung tersenyum manis

"Apa tidak bisa disini saja? Aku masih harus latihan dengan jungkook hari ini"

"Latihan dengan jungkook,huh?"batin taehyung

"Aku akan menunggumu saja. Jam berapa kau selesai?" taehyung tersenyum paksa kearah jihyo

"Mungkin 3 atau 4 jam dari sekarang"

"Kalau begitu aku akan menunggumu dan kita akan makan siang bersama" jihyo memicingkan matanya menatap pria blonde didepannya ini.
Ada angin apa hingga taehyung bersikap seperti ini padanya?

"Apa kau sakit?"tanya jihyo memegang dahi taehyung.
Taehyung mengerjapkan matanya dan terdiam untuk beberapa saat.

"Kenapa kau bertanya begitu?"kata taehyung ketika jihyo melepaskan tangannya dari dahi taehyung

"Hanya aneh saja. Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?"jihyo menatap taehyung heran

"Tidak ada apa-apa. Apa yang kau takutkan?"

"Ya sudah" kata jihyo

-

Jungkook berulang kali berdehem pelan saat tangannya dan tangan jihyo tak sengaja bersentuhan.

Salahkan jihyo yang sangat tidak baik dalam melakukan gerakan tarinya hingga jungkook harus mengarahkan gerakan yang harus dilakukan jihyo dengan benar.

Berulang kali jungkook menahan diri agar tetap tenang dan melupakan rasa malunya akibat kejadian kemarin

Tapi posisi jihyo yang begitu dekat dengannya membuat jungkook mau tidak mau harus melihat tetes keringat gadis itu mengalir melewati garis rahangnya dan berhenti didagunya

Belum lagi nafas jihyo yang ngos-ngosan membuat naluri lelaki jungkook merasa terpanggil

"Hey! Kau tidak bisa hapus keringatmu?" pekik jungkook kesal,kesal pada dirinya sendiri

Jihyo seketika menoleh kaget ketika jungkook yang hari ini lebih banyak diam tiba-tiba memekik kearahnya

"Dan ada apa dengan nafasmu? Apa kau habis dikejar anjing,huh?"kata jungkook lagi

"Apa aku dilarang berkeringat disini? Apa bernafas juga?" kata jihyo tak mau kalah

"Ya! Kau dilarang untuk itu! Jadi berhenti melakukannya disini!"
Katakanlah jungkook berlebihan dan menyebalkan tapi ketahuilah bahwa ini hanyalah usaha jungkook untuk membentengi dirinya dari godaan dihadapannya

"Oh baiklah! Kalau begitu aku keluar dari sini!"kata jihyo hendak berlalu pergi tapi tangan jungkook menahannya

"Aku tidak bilang kau boleh pergi. Kau pikir kau punya banyak waktu hingga bolos latihan? Ujian trainee akan diadakan dalam waktu dekat! Kau ingat?"

"Ya aku ingat! Lalu aku harus bagaimana jika aku dilarang berkeringat dan bernafas disini? Kau ini gila ya?"

"Aku tidak gila park jihyo"

"Ya kau gila. Pria gila yang hendak mencuri ciuman dariku kemarin"

Oke,jungkook terdiam untuk itu.

Kenapa kau membahas itu sekarang jihyo? Tidak tahukah kau betapa mati-matiannya jungkook berpura-pura tidak ada yang terjadi?

"Bukankah kau juga menanti ciumanku,huh? Kau menutup matamu,bukan?" jungkook tidak mau kalah dalam hal ini. Ayolah,dia tidak mau malu sendirian disini

"Aku tidak menutup mataku! Aku hanya berkedip saat itu!"

"Oh ya? Tapi kenapa saat chan menangis kau terlihat kecewa saat kau gagal mendapat ciumanku?"

Wajah jihyo bersemu malu. Mulutnya hendak membalas jungkook tapi dia terlalu malu untuk itu

Jihyopun melangkah keluar dari ruangan

"Hey! Kau mau kemana? Hey" jungkook mengeram kesal kala jihyo pergi meninggalkannya dan rasa malunya

Seketika mata jungkook menangkap sebuah tas kecil berwarna kuning yang jungkook yakini adalah milik jihyo

Bibirnya menyunggingkan senyum kecil saat rencana licik itu melintas dikepalanya

Hai hai readers
Mohon kritik dan sarannya
Voment juseyo


MR.CRUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang