3; Play hard, Work hard nya nanti aja

121 10 13
                                    

-[Rumah 5 SENGKLEK]-

BRAK!

"Woyy! Bunyi apaan tuh?!" teriak Aya dari kamar lalu keluar.

Pemandangan pertama yg diliat Aya yaitu tumpukan koran di lantai, Rizka yg berkacak pinggang, dan yg lain sedang menganga.

"Ini koran buat apaan?" tanya Jije herman.

"Nanti gue, lo, ma Syifa nyari kerja paruh waktu di sini," jelas Rizka lalu masuk ke kamar.

Setelah Rizka ganti baju, dia, Jije, dan Syifa pun berburu pekerjaan di koran.

"Eh eh, gue yg ini ya," tunjuk Syifa di kolom yg mencari pegawai sebagai kasir minimarket.

"Terserah lu lah," balas Rizka sambil membolak-balik halaman koran di tangannya.

"Gue nyoba jadi pengantar makanan ah," kata Jije sambil membulati kolom yg menarik perhatiannya.

"Hmm"

"Udah dapat pekerjaannya?" tanya Aya lalu meninggalkan Dina yg sibuk menonton TV.

"Udah dong!" teriak Jije dan Syifa serempak.

"Elu Riz?" tanya Aya lagi.

"Belum nih," jawab Rizka.

"Oh iya, tadi pas pulang gue ngeliat cafe di seberang jalan raya depan ntu lagi nyari pegawai," kata Aya.

"Yg dindingnya warna pink-pimk itu?" tanya Rizka memastikan.

"Iya," balas Dina tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

"Okedeh, nanti gue nyoba ngelamar di situ," kata Rizka.

"Jije, Syifa yok siap-siap," suruh Rizka.

"Yhaa padahal gue mau nonton Spongebob:(" Jije ga jadi mendudukan pantatnya di lantai.

"Tenang, ntar gue rekamin kok buat lo," Dina nepok-nepok bahu Jije.

"Heh, lu mending ama Aya beresin ni koran-koran aja," suruh Rizka.

"Mager ah~"

Baru aja Rizka mau melayangkan pukulannya, Dina langsung ngibrit mungut koran di lantai.

"Ehehe ini gue beresin kok.." Dina nyengir.

Lalu Aya dan Dina pun dengan berat hati membereskan koran-koran yg berserakan kek pemulung.
.
.
.

-[Pinky Cafe]-

Rizka keluar dari ruangan manager dengan wajah lesu.

Yaa..lamaran Rizka ditolak bung.

Lamaran pekerjaan yak.

Saat Rizka jalan ke pintu keluar, dia ngerasa ada yg nepuk bahunya.

Rizka berbalik dan mendapati seorang perempuan yg kira-kira seumuran dengannya.

"Lo orang Indo ya?" tanya perempuan itu.

"Eh-iya, lo siapa ya?"

'Koq dia tau gue dari Indo? apakah ni orang peramal? ramal jodoh gue bisa dong:>'

"Kenalin nama gue Afra Kim, setengah Indo setengah Korea, panggil ae Afra," kata perempuan bernama Afra itu sambil nyodorin tangan.

'Ya, lalu?'

"Rizka," Rizka senyum canggung.

5 SENGKLEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang