6; MOS (3)

91 13 15
                                    


Kegiatan MOS kembali dilaksanakan sehabis istirahat.

Kali ini setiap kelompok diharuskan bekerja sama memasak memakai bahan seadanya yg sudah disiapkan oleh panitia.

Sekarang setiap anggota kelompok lagi sibuk.

Ada yg nyuci, motong, masak, dan ada juga yg cuma bacot sana sini.

"Berasa ikut master chef gue," Rizka bahagya. Dia ini ga bisa masak tapi suka nonton acara semacam master chef gitu gaes.

"Bacot ailahh, potong lagi tu sayur!" ucap Chenle kesel.

Rizka misuh-misuh lalu kembali motong sayur.

Di tempat lain, Syifa lagi serius-seriusnya menggoreng ayam.

Tiba-tiba ada yg nepuk bahunya.

"Eh ayam ayam! Siapa sih?!" Syifa berbalik.

Di belakangnya, Syifa mendapati seorang laki-laki dengan cengiran khasnya.

"Ada apa sih Jaem?" tanya Syifa sambil kembali menggoreng ayam.

"Lu tau Aya dimana gak?" tanya Jaemin.

"Kaga, emangnya kenapa?"

"Dia ga ada di kelompoknya," jawab Jaemin.

"Yaudah palingan dia ke WC,"

"Hmm," Jaemin ngegumam lalu pergi.

'Mereka ada hubungan apa sih?' -Syifa masih curiga.
.
.
.
Jaemin mencari Aya ke setiap WC yg ada di sekolah.

Tapi saat Jaemin melewati taman sekolah, dia melihat seseorang sedang menatap kosong ke arah kolam ikan.

"Aya," panggil Jaemin.

Orang yg dipanggil noleh kaget lalu natap datar Jaemin.

"Apa sih?" tanya Aya ketus.

"Ngapain kamu di sini?" tanya Jaemin balik sambil mendatangi Aya.

"Bukan urusan lo," jawab Aya lalu melempar kerikil ke dalam kolam bikin ikan-ikan pada heboh.

"Kamu kenapa sih setiap ngomong sama aku kek ga suka gitu, emangnya aku kenapa, aku ada salah sama kamu?"

'Lah perasaan gue emang gini njer, btw napa pake aku-kamuan sih, alay bet' -batin Aya.

"Ga kok, lo ga ada salah," jawab Aya.

"Kamu ada masalah? Jadi ga ikut MOS," ucapan Jaemin buat Aya merasa terciduk.

"Hmm," gumam Aya pelan tapi terdengar oleh Jaemin.

"Kamu bisa cerita ke aku tentang masalah kamu, aku bisa jaga rahasia kok," Jaemin senyum.

Aya menghela napas pasrah. Dia ngerasa perlu nasihat seseorang untuk masalah ini karena Aya takut ngomong ama yg lain.

"Gue ngerasa bersalah ama sahabat-sahabat gue Jaem, gue tadi ngebentak mereka, padahal mereka itu udah kayak keluarga gue sendiri," Aya sedih.

"Ohh itu cuma masalah kecil, ga usah terlalu dipikirin, mereka pasti paham kok," ucap Jaemin lembut.

Entah mengapa kata-kata Jaemin tersebut dapat membuat hati Aya sedikit lebih tenang.

"Makasih ya Jaem,"

"Iyaa, btw kita jalan-jalan yuk buat ngilangin beban di hati lo," ajak Jaemin sambil nyengir.

"Tapi-" belum selesai Aya ngomong, Jaemin langsung narik tangan Aya.

"Ga ada penolakan."
.
.
.
Jadi tadi setelah Jaemin pergi dari tempat Syifa, ada lagi orang yg datangin Syifa tapi, kali ini perempuan.

"Hey!" orang itu nepuk pundak Syifa yg lagi nyiapin piring.

"Ah! eh! astagaa napa sih hari ini banyak banget yg ngagetin gue!" Syifa kesal lalu mendapati
Hina-teman sekelompok Aya-di belakangnya.

"Lu temen Aya kan?" tanya Hina langsung.

"Hooh,"

"Mana dia?" tanya Hina lagi.

"Yee mana gue tau," cibir Syifa.

"Isshh mana sih dia?! Kelompok sendiri ditinggalin! Padahal lagi sibuk-sibuknya ini! bla bla bla," cerocos Hina yg ga dihiraukan Syifa.

Setelah nyerocos gaje, Hina pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya mencari keberadaannya Aya.

Saat mau lewat taman, Hina dengar suara Jaemin dan Aya. Jadi dia sembunyi di belakang pot besar dekat situ.

Ga lama Jaemin keluar dari taman sambil narik tangan Aya.

'Tuhkan!mereka pasti ada apa-apa!' -batin Hina kesal lalu beranjak pergi ke tempat kelompoknya.
.
.
.
"Dewi!" Hina manggil salah satu teman sekelompoknya yg lagi motong sayur.

"Heh! Nama gue Daehwi kali! Lu kemana aja hah?! Ni kelompok sisa laki semua! Pada ga becus lagi masaknya!"

"Tu mulut ga bisa direm apa?! Gue tadi lagi nyari Aya!" kata Hina kesel.

"Lah mana dia?" tanya Daehwi.

"Nah jadi tadi pas gue nyari dia, ternyata dia berduaan ama Jaemin di taman! Jaemin kelas kita yg suka bilang dia mirip ama Dilan itu loh," Hina bercerita dengan semangat.

"Hah?! Beneran? Lalu lalu?" tanya Daehwi ga sabaran sambil makan wortel yg dipotong nya tadi tanpa sadar.

"Habis itu mereka pergi berdua sambil pegangan tangan!!!" Hina mengakhiri ceritanya dengan dramatis.

"Wahh kira-kira mereka kemana tuh ya??" Daehwi masang tampang sok serius.

TUK! TUK!

"Awwwww..." Hina dan Daehwi meringis bersamaan setelah sendok sayur mendarat di kepala mereka masing-masing.

"Heh! Lu berdua bukannya bantuin masak malah ngegosip! Ayo cepet bantuin!" suruh Fino marah-marah.

"Iya iya..." lirih Daehwi ma Hina.



🌟🌟🌟

Aku tau ff ini masih banyak kekurangannya jadi maapin saja yeu.

5 SENGKLEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang