Part 3: Gelato

23 4 6
                                    

Upacara pemakaman Ms.Frances diadakan 1 hari setelah kematiannya. Hari ini lebih tepatnya, jadwal murid-murid 11A dikosongkan untuk menghadiri dan membantu acara tersebut.

"Lihat gaun hitamku ini, cantik bukan? Sudah pantas belum untuk mengucapkan selamat tinggal ke Ms.Frances?" Odelyn, salah satu anak cheerleader, malah memamerkan gaun mewahnya.

"Apa sih, yang tidak pantas kamu pakai? Badan langsingmu cocok memakai gaun apa saja, duh jadi iri," puji Flo.

"Sangat bagus dan berkelas, pasti mahal sekali ya?" Timpal Danelle.

"Ehem," Melvin, si ketua kelas berdehem, "jangan mengobrol terus, ayo kita berangkat."

"Uuu~ jangan terlalu serius Mel, tidak biasanya kamu begini,"Merry menanggapi.

"Ngomong-ngomong, dari mana liontin itu Merry? Belum pernah aku melihat benda itu sebelumnya," Ace yang datang bersama Melvin ikut nimbrung.

"Te....tentu saja aku membelinya, haha. Kamu pikir aku mencuri? Dasar," Jawab Merry agak tergagap.

"Tidak ada yang menuduhmu Merry, justru ekspresimu yang mencurigakan ta.."obrolan mereka terpotong oleh klakson bus yang terparkir di depan pintu gerbang.

"Cepat, busnya sudah menunggu!" Peringat Chris yang berdiri di ambang pintu bus sambil mengabsen teman-temannya.

Ovra segera melakukan instruksi sekretaris kelas itu. Tiba-tiba, pandangannya terlempar kepada liontin yang dipakai Merry. Ia terdiam. "Apakah liontin itu yang dimaksudkan Ms.Frances di mimpiku tadi malam?" Batinnnya berbisik.

"Hoi manis, jangan diam saja, ayo berangkat!" Vio membuyarkan lamunannya. Si mesum itu mengedipkan sebelah matanya kepada Ovra.

"Ah...iya, sebentar,"

Laurence menarik tangan Vio, mengajaknya bergegas ke bus, "Masih bisa mesum di saat-saat begini? Maafkan dia Ovra, dia memang tidak tahu situasi, akan kucolok matanya nanti, hehehe....."

"Tidak apa-apa, aku susah terbiasa kok, kalau soal vio," celetuk Ovra, lalu segera mengikuti langkah teman-temannya yang berjalan menuju bus.

Di sepanjang perjalanan, mata Ovra tidak bisa lepas dari liontin milik Merry, entah mengapa. sampai-sampai ia menyadarinya.

"Se...sedang apa kau? Apa yang kau lihat hah?!" Bentak Merry seraya menutupi liontin putihnya itu.

"Tidak, aku hanya merasa liontin itu sedikit menarik." Ovra berterus terang.

"Ehm...ya, tentu saja, ini mahal, orang sepertimu mana mungkin bisa membelinya!" Ejek ketua team cheerleaders itu. Tangannya tetap menutupi liontin yang tergantung di leher.

Ovra tak peduli seperti biasa. Dia hanya membuang muka dan berhenti berkata-kata. Tanpa mereka sadari, mereka sudah tiba di gedung pemakaman.

Seketika, suasana kembali menjadi duka. Peti mati berwarna putih yang berisikan jasad Ms.Frances kini telah terlihat di depan mata para muridnya.

Batin Ovra kembali berbisik,"Sampai sekarang, aku masih berharap kau belum pergi meninggalkan kami semua."
.
.
.
.
"Hei,hei,hei, kenapa suasananya jadi begini? Kok suram," Kata Kate seraya melihat ke wajah-wajah sedih temannya.

"Kate benar, upacara pemakaman sudah selesai. sekarang marilah kita mengikhlaskan kepergian Ms.Frances, dan berjalan dengan ceria!" Steffany angkat bicara.

"Yaaah, aku tahu, tetapi sepertinya aku sedang tidak bersemangat hari ini," Sahut Aaron.

"Biar semangat, kutraktir gelato deh!" Ajak Kate.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HALF DEAD; The World Between Dead Or AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang