PART 2

391 159 69
                                    

Setelah membayar taksi yang tadi ia tumpangi, Atha memasuki rumah yang bisa dibilang cukup besar dengan interior berwarna abu-abu. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab Vera(mama Atha) "Kamu kenapa si Tha? Ko muka nya di tekuk gitu?"

"Gapapa mah, Atha ke kamar dulu ya." jawab Atha sambil berjalan menuju kamar nya

"Gak makan dulu sayang?" teriak mama nya namun tak dihiraukan oleh Atha.

Tanpa pergi ke kamar mandi untuk sekedar membasuh muka atau mengganti pakaian Atha langsung merebahkan tubuh diatas kasur nya yang terasa begitu nyaman.

Sedetik kemudian ponsel nya berdering, tangan Atha meraih benda pipih itu yang berada diatas nakas. Ada panggilan masuk dari nomor yang tidak ia kenal. Merasa itu tidak penting Atha mengabaikan nya dan bangun dari tempat tidur untuk pergi ke kamar mandi.

Atha merasa cuaca saat ini begitu panas, setelah berganti pakaian ia berniat ke dapur untuk sekedar mengambil stok ice cream nya. Tidak disangka. Tidak ada 1 pun ice cream miliknya di dalam kulkas.

Ia sudah tau siapa yang menghabiskan ice cream nya tanpa seizin Atha. Atha mengumpat dalam hati. Dan kalau sudah begini mau tidak mau ia harus pergi ke supermarket. Sendirian. Memang nya siapa yang mau menemani? Tidak ada juga yang bisa di mintai tolong.

Pintu kulkas ditutup oleh Atha dengan keras sehingga membuat mama nya yang sedang membuat kue kaget.
"Kenapa si Tha, kesel mulu dari tadi muka nya."

Tidak menjawab Atha malah menghampiri meja makan dan duduk dengan kedua tangan yang menopang dagu.
"Kamu mending makan dulu deh Tha." seru mama nya lagi.

"Nanti aja deh mah, Atha mau ke supermarket dulu." Jawab Atha langsung bangkit dari duduk nya dan mengambil kunci motor yang ada di meja. Vera hanya geleng-geleng melihat tingkah laku anak nya yang masih saja seperti anak kecil.

Padahal ia sudah mengendarai motor tidak berjalan kaki, tapi tetap saja rasanya dari rumah ke supermarket itu jauh, apalagi cuaca panas seperti ini, sangat tidak mendukung untuk berada diluar rumah.

Dikeranjang belanjaan sudah ada sekitar 20 ice cream yang Atha pilih, tapi Atha masih merasa kurang. Setelah merasa sudah cukup Atha menuju kasir untuk membayar. Ice cream yang Atha beli hanya ada 2 rasa yaitu coklat dan strawbery, karna memang ia hanya menyukai rasa itu.

Atha harus melewati 1 lampu merah. Sebenarnya tidak terlalu jauh, Atha nya saja yang menganggap ini begitu jauh. Ia selalu merasa lampu merah di jalan ini begitu lama. Seperti merasa di perhatikan Atha melirik ke arah kanan. Dan ternyata benar lelaki dengan jeans selutut yang mengendarai motor ninja hitam sedang memerhatikan nya. Sayang nya Atha tidak tahu siapa lelaki tersebut karna wajah yang tetutup helm full face nya.

Sedetik kemudian lampu lalu lintas pun berubah warna hijau. Atha langsung mengambil jalur kanan lalu ke kiri dan ia sudah memasuki komplek perumahan damai. Setelah memarkirkan motor Atha berlari kecil menuju dapur "Dah jadi belom mah kue nya?" tanya Atha pada Vera sambil mamasukan ice cream nya kedalam freezer.

"Sebentar lagi nih."  jawab vera.

🍒🍒🍒

Tanpa disadari ada seseorang yang diam-diam mengikuti Atha menuju rumah. Lelaki dengan jeans selutut itu memberhentikan motor nya tepat di sebrang rumah Atha. Memandangi rumah itu dari jauh. Rumah yang menyimpan banyak kenangan tentang dirinya bersama wanita yang selalu menjadi tempat nya pulang.

Sudah lama lelaki itu tidak mengijakan kaki nya di rumah itu. Dia sangat merindukan setiap detik nya saat-saat bersama wanita itu. Merasa ingin mengenang apa yang dia lakukan bersama Atha di tempat ini, lelaki itu menyalakan mesin motor dan mengendarai nya menuju taman yang berada di komplek tersebut.

Lelaki itu turun dari motor nya lalu berjalan memasuki taman dan duduk di salah satu bangku taman. Sudah sekitar 5 bulan dia tidak lagi datang ke taman ini, atau sekedar bertegur sapa dengan Atha. Jangan kan bertegur sapa, bertatapan selama 3 detik saja dia tidak berani. Mengapa? Karna dia tau, jika Atha melihatnya sedetik saja maka Atha akan menangis merasa terkhianati. Menurut nya melihat Atha menangis hati nya terasa begitu tersiksa.

Di tempat ini lah dulu dia mengungkapkan isi hatinya dan saat itu juga dia menyatakan bahwa Atha hanya milik nya. Disaksikan oleh para sahabat Atha dan lelaki itu.

Kedua nya sama-sama baru merasakan cinta saat duduk di bangku kelas 7. Mungkin orang bilang ini hanya cinta monyet yang berjalan selama 3 tahun 7 bulan. Tapi lelaki itu merasakan kenyamanan yang hanya dia dapat pada saat bersama Atha, begitu juga sebaliknya.

Namun takdir memisahkan nya. Mungkin kebersamaan nya hanya selama itu, tidak lebih. Sebab lelaki itu harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat. Sampai harus meninggalkan wanita yang dia sayangi dan hidup bersama wanita yang jelas-jelas tidak dia sukai sama sekali. Kini dia harus melakukan yang seharusnya tidak dilakukan oleh remaja 17 tahun.

Sudah tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut lelaki itu bahwa dia akan selalu berada disisi Atha dalam keadaan apapun. Tidak ada lagi rengekan yang lelaki itu rindukan jika Atha meminta ice cream. Tidak ada lagi senyum manis Atha yang hanya diberikan untuk lelaki itu. Tidak ada lagi senyuman dibibir Atha yang membuat siapapun yang melihat nya merasa tenang.

Dulu sebelum lelaki itu meninggalkannya Atha memiliki tiga sandaran. Bisa bersender pada lelaki itu dan bersender pada Rey abang nya serta Dev papa nya. Sekarang Atha hanya memiliki 2 sandaran, yaitu abang dan papa nya. Atau mungkin sudah ada yang menggantikan posisi lelaki itu.

Banyak kenangan manis yang masih tersimpan rapih di memori lelaki itu. Dia tidak mungkin melupakan nya begitu saja.

Sudah hampir 1 jam setengah lelaki itu duduk di taman komplek sambil memerhatikan beberapa anak kecil yang sedang bermain dan membayangkan apa saja yang dia dan Atha lakukan dulu di lingkungan komplek ini.

Kini satu persatu anak yang sedang bermain tadi berlarian pulang menuju rumah nya, sampai taman menjadi sepi dan hanya menyisakan lelaki itu yang masih setia duduk dibangku taman, seaakan berat meninggalkan tempat yang terlalu banyak meninggalkan kenangan manis.

Dan kini memang saatnya dia harus meninggalkan tempat itu karna langit berwarna kelabu. Awan-awan juga mulai menggumpal. Bersiap untuk menjatuhkan rintikan bak kristal itu.

"Gue berharap suatu saat nanti lo mau nunjukin senyum termanis lo lagi untuk gue Tha." ucap lelaki itu sambil berjalan menuju dimana motor nya terparkir lalu melajukan nya keluar komplek.

*******

Jangan lupa tinggalin jejak okk

Masihh pemula. Maaf maaf kalo ceritanya agak freak

Silahkan tulis kritik dan saran nya di komentar.

Ditunggu kelanjutan nya ya

VernathaVarrel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang