PART 3

272 75 21
                                    

Malam ini seperti malam biasanya. Hanya ada Varrel dan Jenny (mamah nya) dirumah. Vero yang sedang bekerja biasanya pulang pada pukul 22:30. Tidak ada yang bisa diajak bercanda atau mengobrol selain mamah nya. Rumah nya selalu sepi, begitu juga dengan Varrel yang selalu merasa kesepian.

Pernah saat itu Varrel minta dibuatkan adek yang banyak pada orang tua nya, tapi papah nya malah memarahinya. Dengan alasan yang katanya mamah nya sudah tidak kuat lagi sekarang.

"Mah, mamah gamau kasi Varrel adek apa mah?" Tanya Varrel sambil berjalan menghampiri mamah nya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Apasi Varrel, kamu ini minta nya itu mulu dari dulu. Kalau mamah turutin permintaan kamu, taruhanya hidup dan mati, kamu bisa dapet adek tapi kehilangan mamah mau?"

"Ya gamau lah mah."

"Nah yasudah."

"Lagian kenapa nggak dulu aja sih mah, pas Varrel masih kecil gitu bikin lagi. Kenapa mamah cuma mau punya anak 1, kan sepi rumah." Ucap Varrel sambil bangun dari duduk nya lalu pergi ke dapur mengambil cemilan untuk menemani obrolan dengan mamah nya. Jenny hanya tersenyum mendengar Varrel menggerut seperti itu. Setelah itu Varrel kembali lagi dan duduk disamping mamah nya.

"Mah..."

"Kenapa Rel?"

"Nggak jadi deh hehe."

"Tadi disekola gimana nak?"

"Baik ko. Masa ya mah, ada cewe cantik, manis, tapi dia jutek, kayanya kalo liat Varrel bawaan nya kesel mulu."

"Kamu pernah buat salah sama dia?" Belum sempat Varrel menjawab pertanyaan mamah nya, tiba-tiba ponsel nya berbunyi. Varrel mengambil benda pipih itu yang berada di meja lalu melihat layar nya yang menampilkan sebuah panggilan dari Joshua.

"PARELL." Teriak Joshua dari sebrang sana.

Varrel langsung menjauhkan ponselnya dari kupingnya.

"PARELLL KO GA JAWAB SIH, PARELL DENGER GA SIH."

"WOY GUE GA BUDEK GILA, GAUSAH TERIAK-TERIAK." Balas Varrel dengan nada keras dan teriak seperti yang Joshua lakukan padanya.

"Et dia nge gas hahaha." Sahut Erza yang berada di samping Joshua saat mendengar Varrel teriak.

"Ada dirumah kan lo?." Tanya Joshua kemudian

"Ada terus Varrel mah. Kalo pun dia keluar pasti sama kita-kita. Mana mungkin sama cewe." Sambung Samuel.

"Apaansi gajelas banget." Varrel mematikan sambungan nya secara sepihak.

Disana, dikamar Joshua mereka bertiga saling menyalahkan.

"Kalo dia baper nanti kita ngga dibukain pintu gimana?" Ucap Joshua.

"Bawaain pizza aja, pasti baper nya ilang." Sahutt Samuel.

"Mana uangnya?" Tanya Erza. Lalu Samuel memberikan uang 5 lembar berwana pink dan pergi keluar kamar bersama Erza sambil membawa kunci motor masing-masing.

Saat Joshua ingin keluar kamar dia melihat dompet nya tergeletak dilantai, lalu dibuka dan dilihat bahwa isi dompetnya berkurang. "WOYYYY DUITTT GUEEEE."

Saat Varrel ingin beranjak kekamar, bel rumah nya berbunyi. Ia langsung berjalan mendekati pintu.

"Ngapain lo pada malem-malem kesini?" Tanya Varrek dengan wajah kesal.

"Masih jam setengah delapan Rel, nihh." Sahut Erza sambil menyodorkan 3 box pizza yang tadi mereka beli.

Lalu Varrel mempersilahkan keempat sahabatnya masuk. Namun Joshua masih memperhatikan isi dompet nya yang hanya tersisa 1 lembar berwarna ijo. Erza dan Samuel hanya tertawa penuh kemenangan.

"Ish gila kangen banget gue sama ni kamar." Ucap samuel.

Varrel senang sahabat-sahabat nya selalu meramaikan kamarnya, dengan begini dia tidak merasa sepi lagi. Sudah 2 tahun mereka tidak berkumpul seperti ini, dan akhirnya mereka bisa berkumpul lagi seperti ini.

Erza dan joshua sibuk bermain PS. Diantara mereka bertiga, yang paling dekat dengan Varrel ialah Samuel. Jika Varrel sedang marah, Samuel lah yang bisa meredakan amarahnya, Samuel lah yang paling bisa menenangkan Varrel disaat situasi apapun.

"Gantian sini ah." Varrel merebut stik PS yang dari tangan Erza.

"Nanti dulu Rel tanggung, bentar lagi Gue ngalahin Joshua." Erza merebut lagi stik PS dari tangan Varrel.

"Sam sibuk banget lo sama HP." Ucap Varrel sambil melempar bantal ke arah Samuel.

"Gimana ga sibuk, orng santri nya ngoceh mulu. Liat aja kontak di HP nya tuh. Udah kaya asrama putri, isi nya cewe smua." Sahut Joshua.

"Bagi setengah tuh buat Varrel." Sambung Erza.

"Nggak perlu gue kasih, nggak harus kita cariin Varrel tuh banyak yang mau. Cuma dia nya aja yang so ganteng, di deketin malah ngejauh." Jawab Samuel.

"Gue emang ganteng." jawab Varrel dengan pedenya.

"Lagipula nih ya cewe tuh dikejar bukan ngejar. Gasuka gue sama cewe yang ngejar-ngejar cowo." Ucap varrel.

Varrel merebahkan tubuhnya dikasur. "Kalo mau pulang jangan lupa diberesin, awas aja lo main tinggalin sampah dikamar gue." Lalu Varrel memejamkan matanya dan mulai terlelap ke alam mimpi.

*******

VernathaVarrel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang