Dewa larut dalam kesedihan karena kepergian istrinya. Wanita itu meninggal dalam sebuah kecelakaan yang disebabkan oleh adiknya sendiri.
Devina kembali dari persembunyiannya. Memenuhi permintaan sang kakak untuk menjadi ibu bagi anaknya dan istri ba...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Île - de - France (Paris) 05.00 PM
"Are you sure will back to Indonesia?" Tanya seorang wanita yang sedang duduk di sofa tak jauh dari mini bar.
"Hm yes, i'm." Jawab Devina singkat sambil membuat minuman.
"Why honey?" Tanya wanita itu lagi, matanya tak lepas memandang gerak gerik lawan bicaranya.
"You know my reason Cla." Jawab Devina sambil menyerahkan secangkir kopi kepada wanita yang bernama Clara dan meletakkan sesuatu di atas meja.
"Tidak bisakah kau menunggu 1 tahun lagi?"
"Cla... please, jangan mencoba menghalangiku lagi. Kau tahu itu tak akan berhasil kali ini."
Clara mendesah pasrah. "Baiklah, jadi kapan kau akan pergi?"
"Setelah aku menyelesaikan beberapa urusanku, mungkin minggu depan aku akan pergi."
"Secepat itukah?" Clara tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
"Hm" gumam Devina, cukup sebagai jawaban bagi Clara.
"Kau tak peduli dengan karirmu?" Nada suara Clara terdengar serius.
Devina yang baru saja menyesap green teanya kini memilih menatap wanita di sampingnya.
"Aku suka dengan semua semua yang ku raih saat ini Cla, hanya saja aku tak bisa lebih lama lagi di sini."
"Honey... Paris, desain dan fashion adalah impianmu."
Devina menarik nafas dalam. Ia membenarkan apa yang wanita itu katakan. Paris, desain dan fashion adalah hidupnya. Mimpi yang ia miliki sejak berusia 12 tahun. Devina ingat itu bukan pertama kalinya ia pergi ke butik, namun saat pertama kali ia mendatangi sebuah acara pembukaan butik milik salah seorang istri colega papanya, Devina remaja mulai jatuh cinta pada dunia fashion. Ia begitu mengagumi pakaian-pakaian hasil imajinasi para desainer itu.
Sekarang ia telah meraih semuanya. Tidak banyak orang beruntung seperti dirinya, bisa menjadi desainer di negara yang dikenal sebagai kota mode terkenal di dunia.
Sejak dulu banyak negara memandang fashion dari Paris. Meski beberapa tahun terakhit Global Language Monitor merilis ada beberapa negara lain yang menjadi kota mode selain Paris, diantaranya Milan, London dan New York City. Kota-kota tersebut diberi sebutan The Big Four Fashion Capitals.
Negara-negara ini kini rutin mengadakan acara fashion week tujuanya mengalihkan perhatian masyarakat mereka dari fashion Paris. Namun Paris tetap terkenal dengan desain elegant dan houte couture* nya.