Someone fromThe Past

8.4K 570 6
                                    

Haruno Sakura.

Nama gadis itu.

Sakura tersenyum dipelukan pria yang sangat dirindukannya. Hari ini mereka bertemu lagi dengan situasi dan tempat yang tidak pernah dibayangkannya. Pertunangan Sasuke. Akan tetapi gadis beruntung yang mendampingi pria itu bukan dirinya. Walaupun begitu, ada sedikit kelegaaan di hatinya, Sasuke tidak menolaknya. Ya, masih sama seperti dulu.

Sasuke kemudian melepaskan pelukannya dari Sakura. Gadis itu masih tersenyum memandang mata hitamnya.

“Kau tidak mengharapkan aku datang, Sasuke-kun?” katanya tetap memandang Sasuke.

Sasuke hanya diam, jarinya menyentuh pipi Sakura kemudian menjauh, berjalan menuju jendela.

Sakura memandangi penampilan Sasuke saat ini. Pria itu semakin tampan dengan jas hitam yang dikenakannya. Garis rahangnya memperlihatkan bahwa pria itu berbeda dari waktu mereka terakhir bertemu.

“Sasuke-kun!” suara Sakura mengeras.

“Acaranya sudah mau mulai,”

.

.

.

Acara resmi pertunangan sepasang pria dan wanita dari keluarga koglomerat Uchiha dan Hyuuga berlangsung secara meriah. Setelah acara resmi berakhir, orang-orang yang datang lebih bebas menunjukkan keantusiasan mereka menghadiri pesta ini. Hinata, sang Ratu Semalam kini duduk di kursi utama. Di jari manis kirinya telah tersemat sebuah cincin cantik bermata berlian, bukti bahwa gadis itu telah terikat dengan seorang pria. Pria tersebut tepat berada di sebelahnya. Uchiha Sasuke.

Sebagai seorang yang bertunangan seharusnya ia memasang wajah penuh senyum, akan tetapi Hinata lebih banyak menundukkan kepalanya. Ia hanya tersenyum ketika ada yang mengucapkan selamat, setelah itu ia akan kembali menunduk. Ayahnya yang duduk tak jauh darinya berkali-kali melirik gadis itu, ada gurat khawatir di wajahnya.
.

.

“Ada apa?” suara Sasuke yang tiba-tiba menyadarkan Hinata.

Hinata hanya menoleh memandang Sasuke, kemudian ia menggelengkan kepalanya kembali menunduk. Berbagai pertanyaan kini mengggantung di kepalanya. Mengapa Sasuke bersama gadis lain tepat di hari pertuangan mereka. Mengapa Sasuke memeluk gadis itu? Apakah Sasuke memiliki orang yang dicintainya? Atau apakah Sasuke terpaksa bertunangan dengannya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut berputar di kepala Hinata. Ia ingin tahu apa yang Sasuke pikirkan. Benar, selama ini walaupun sering bersama Sasuke, Hinata tidak pernah benar-benar tahu apa yang dipikirkan pemuda itu. Sasuke lebih senang berbincang dengan pikirannya sendiri. Akan tetapi ada satu jawaban yang diyakini Hinata. Hati Sasuke sudah ada yang memiliki.

“Sasuke-kun,” Hinata membuka suara.

“A-apa kau tidak apa-apa?” katanya takut-takut. Ia merasa mengerti Sasuke, pria itu memiliki orang yang dicintai, tapi harus berpisah.

Sasuke menoleh, ia ragu gadis ini mendengarnya. Kenapa dia bertanya balik?

“Maksudmu?” tanya Sasuke tajam. Matanya menatap lekat mata pucat milik gadis di sampingnya. Berusaha memahami apa yang dipikirkan gadis itu.

Sebaliknya, Hinata malah terkejut. Sulit baginya mengartikan pandangan intens Sasuke. Tak pernah ia menghadapi situasi dimana Sasuke menatap seperti itu. Hinata merasakan detakan kencang di dadanya. Ia kemudian menunduk lagi.

“A-anoo.. ti-tidak, hanya...,” Tiba-tiba gagapnya muncul setelah sekian lama. Ia tidak tahu mengapa tatapan Sasuke membuatnya menjadi tidak bisa mengutarakan apa yang mengganjal hatinya.

SQUARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang