Decision

8K 600 17
                                    

Hinata kembali ke kantor menaiki taksi yang menjemputnya di depan restoran tempat ia makan siang dengan Naruto. Di dalam taksi, ia tidak repot menghentikan air mata yang jatuh di pipinya. Ia biarkan air mata itu jatuh, menangis sejadi-jadinya.

Ia menangis bukan karena Naruto yang tidak tahu dan tidak ingin tahu tentang siapa orang yang dicintai Hinata dulu, akan tetapi lebih karena permintaan Naruto padanya.

Tanpa Naruto minta pun ia akan mempertahankan Sasuke di sisinya, tapi apabila Sasuke tidak mengiginkan hal itu, apa Hinata harus memaksa?

Dia Hyuuga Hinata.

Ia sosok yang selalu mengalah. Ia lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Ya, dia orang yang seperti itu, terlalu baik. Orang baik sering terluka, kan?

Kalau ia tetap mempertahankan Sasuke di sisinya ada sosok yang tersakiti, seorang gadis yang terus mengejar Sasuke. Sasuke sendiri juga akan tersakiti, kalau pria itu memang mencintai Sakura maka Hinata akan melepaskannya. Biarlah, biarlah dirinya yang terluka.

Masih terisak, ia meminta supir taksi berbalik arah.

“Tolong ke Rumah Sakit Pusat Tokyo,”

.

.

“Jangan lupa obatnya diminum ya, Chiyo Baa-san,” Sakura tersenyum pada seorang wanita tua, pasiennya yang sedang menjalani proses penyembuhan karena operasi jantung seminggu yang lalu. Tanpa Sakura sadari, seseorang terus memperhatikannya kemudian membuka suara,

“Kau kelihatan tidak sehat dokter Sakura,” kata Matsuri, orang yang memperhatikan Sakura. Ia merupakan salah satu keluarga Chiyo Baa-san.

Chiyo Baa-san yang sudah hampir sebulan berada di rumah sakit adalah salah satu pasien tanggung jawab Prof. Tsunade. Sakura yang merupakan asisten Prof. Tsunade tentunya sering mengunjungi wanita renta itu dan mengecek kesehatannya secara berkala. Hal itu juga membuat ia dikenal oleh keluarga Chiyo Baa-san terutama Matsuri yang hampir setiap hari menjaga Chiyo Baa-san. Karena pertemuan yang sering terjadi itu membuat Matsuri mengetahui ada yang berubah dari dokter muda bersurai pink itu.

“Ah, tidak apa Matsuri-san, belakangan ini aku memang sering piket malam sehingga kurang tidur,” kata Sakura sambil tersenyum.

“Oh,” Matsuri hanya ber’oh’ ria.

Setelah itu Sakura pamit pada Matsuri dan Chiyo Baa-san untuk kembali ke ruangan dokternya. ia lirik jam tangannya sekilas dan baru sadar bahwa jam makan siang telah lewat lebih dari 2 jam yang lalu.

Belakangan ini Sakura memang kurang tidur dan jam makannya juga tidak teratur. Sebagai seorang dokter Ia paham betul pentingnya kesehatan akan tetapi pekerjaan membuat Ia terkadang melupakan kesehatannya sendiri.

Karena tidak ingin membuat derita pada lambungnya, Sakura pun berbalik menuju kantin untuk makan siang. Ia mempunyai waktu 2 jam untuk kembali melanjutkan tugas jaganya. Selain itu Prof. Tsunade juga memintanya sebagai pendamping operasi hati seorang pasien jam 8 malam nanti, oleh karena itu Ia harus memastikan kondisi tubuhnya fit sebelum tugas-tugasnya malam ini.

Setelah tiba di kantin, Sakura mengambil makan siangnya dan memakannya dengan cepat. Ia ingin memanfaatkan waktu kosongnya untuk tidur di ruangannya. Ketika sedang asyik makan, mata Sakura menangkap sosok gadis berambut gelap panjang, setelah diperhatikannya sekali lagi, Ia yakin sosok itu adalah Hyuuga Hinata, tunangan pria yang dicintainya.

Awalnya Sakura ingin mengabaikan saja kehadiran Hinata, mungkin Ia ada keperluan di rumah sakit. Namun setelah melihat Hinata yang seperti mencari orang, mau tak mau Sakura menghampiri gadis itu. Ia ada firasat Hinata mencari dirinya.

SQUARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang