"Umm.. Kamu serius mau pulang sendiri? Aku bisa kok anterin kamu. Udah malem." tanya Lucas.
Ia tutorku yang mau membantuku mengerjakan skripsi akhirku sekaligus rekan kerjaku. Sekarang aku masih berada di rumahnya untuk mengerjakan Skripsi itu. Ahh.. tak terasa aku sudah skripsi, dan tinggal sidang. YEAY!
"Ya, aku serius. Kamu gak ke bar? Ini udah 10 p.m lho" kataku sambil merapikan buku-bukuku lalu ku masukkan ke tas.
"Yaudah. Kamu tau aja hari ini aku ada jadwal di bar. Ayo, kita bareng keluar. Biar sekalian aku kunci pintunya" ucapnya sambil tersenyum konyol.
Ya, ia kerja di bar. Jangan berfikir aneh-aneh, ia bekerja sebagai bartender disana. Oh, aku katakan ia rekan kerjaku? Iya. Tapi di Cafe. Aku bekerja sebagai pelayan untuk kerja part time setiap sore. Sedangkan ia bekerja di Cafe dan bar sekaligus. Sore di Cafe dan malam di bar (khusus Weekend). Sebenarnya, kalau ia mau, ia bisa saja menjadi pegawai kantor karena ia sekolah sampai S1 dibidang IT. Tapi, katanya kerja kantoran itu tidak bebas. Entahlah -_-. Ia juga suka ikutan balap liar, padahal sudah kubilang itu berbahaya -_-.
Aku pun berjalan keluar ke arah pintu, sedangkan Lucas mengekor dibelakangku. Oh, ya. Aku memanggilnya Luke agar lebih singkat.
"Kalau begitu, aku pulang dulu ya, Luke. Makasih udah mau bantuin aku" ucapku lalu tersenyum manis.
"Yeah. Be careful. If you need a help, just call me."
Aku pun melambangkan tanganku menjadi kata 'ok', lalu mulai berjalan.
Jalanan sangat sepi. Yaiyalah. Sekarang jam 10.10 p.m. Jujur, sebenarnya aku agak takut sih. Habisnya, gak mungkin aku tidur di flatnya Luke. Jalan ke bar tempat Luke kerja dan Flatku pun jaraknya jauh dan berlawanan arah. Aku gak tega, dia sudah mau membantuku.
Apakah aku sudah memperkenalkan diri? Sepertinya belum. Namaku Nadya Alexander Campbell. Aku sudah di semester akhir Perguruan tinggiku. Aku tinggal di Manchester, sendiri. Sedangkan orangtuaku ada di London. Rencananya aku akan mengunjungi mereka minggu depan setelah sidang sambil menunggu pengumuman lulus. Huh. Aku harus lulus tahun ini agar bisa cepat kerja. Aku mengambil sekolah cepat (aku gak tau apa namanya). Aku hanya kuliah selama 2 tahun untuk gelar S1 ku.
Aku bukan anak orang kaya, malah bisa kalian katakan miskin. Aku disini hanya tinggal di flat sederhana. Tapi kenapa Hp Iphone 5? Itu pemberian Luke. Sudah kutolak berbagai macam cara karena aku tak bisa mengembalikan uangnya, ia tetap memaksa. Karena sebelumnya aku tak punya Hp. Sebenarnya dulu ada, tap--
"HMPP!! Hmmp!!!!" Mulutku disekap. Aku diseret ke gang sempit.
"Hey, tenang. Kita tidak bermaksud jahat. Kami hanya mau menanyakan jalan. Oke?" Badanku diputar oleh penyekap ini ke arah 4 pria. Kayaknya aku kenal... Mereka itu...
DEG!
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
MEREKA ONE DIRECTION!!
4 lelaki itu adalah Harry Styles, Liam Payne (yang tadi berbicara), Zayn Malik, dan Niall Horan.
Jadi, yang menyekapku.....
Aku menggeleng keras, berusaha melepaskan tangan yang dimulutku ini.
"HMMPPP!!! HMMPP!!"
"Jangan teriak, ok?" tanya Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnapped by One Direction
FanfictionJust simple. I'm scared of him like I have a phobia to the dark. I'm cries for him like my eyes never tired. I scream for help, there's no one come. Why you have to come again and make my life so complicated? Please let me go.. Please help me... I'm...